Koran Sulindo – Mosi tidak percaya yang direncanakan Pakatan Harapan terhadap Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad diperkirakan akan sulit terwujud. Para pengamat ketatanegaraan dan politik menilai, tidak akan banyak anggota parlemen yang bersedia melakukan itu.
Terlebih mosi tidak percaya, demikian Straits Times melaporkan pada Rabu (20/2), membutuhkan suara mayoritas absolut di parlemen. Berbeda ketika hanya ingin meloloskan sebuah undang undang yang hanya membutuhkan suara mayoritas sederhana.
Lalu, anggota parlemen yang terdiri atas berbagai fraksi dan faksi sehingga membuat siapapun termasuk Pakatan Harapan yang mendorong mosi tidak percaya harus bersedia berkompromi dan membuat banyak kesepakatan. Pakar ketatanegaraan Shamrahayu A. Aziz mengatakan, tidak ada syarat khusus untuk mengajukan mosi tidak percaya kepada perdana menteri.
Dengan demikian, mosi tidak percaya tersebut mungkin saja muncul di parlemen. Merujuk kepada konstitusi Malaysia disebutkan, kecuali dalam hal parlemen bubar, perdana menteri dan kabinetnya harus mundur apabila tidak memperoleh kepercayaan mayoritas di parlemen. Definisi mayoritas ini tak dijelaskan secara tegas di konstitusi.
“Tapi merujuk kepada praktik keputusan pengadilan, mayoritas berarti absolut. Mayoritas dari semua anggota Dewan Rakyat,” kata Aziz.
Secara terpisah, pengamat politik dari Universitas Malaya Asi Mohd Ali mengatakan, agaknya sulit untuk mendapatkan suara mayoritas absolut jika dikonversi ke jumlah suara mencapai 112 dari 222 kursi Dewan Rakyat. Ini tentu saja tidak mudah, kata Ali. Terlebih parlemen Malaysia terdiri atas berbagai koalisi dan anggota parlemen dari berbagai daerah.
Pakatan Harapan adalah aliansi partai politik yang memenangkan Mahathir menduduki jabatan perdana menteri. Pakatan Harapan memiliki 125 kursi; sementara Barisan Nasional memiliki 40 kursi; selanjutnya Gabungan Partai Sarawak 19 kursi; dan Gabungan Bersatu Sabah 3 kursi.
Sementara itu, dukungan terhadap Mahathir datang dari Partai Islam se-Malaysia (PAS) jika mosi tidak percaya itu akan dilaksanakan. Karena mosi tidak percaya ini, maka kini muncul spekulasi bahwa konspirasi di Pakatan Harapan untuk menggulingkan Mahathir dengan cara tersebut.
Karena itu, muncul dugaan adanya perpecahan dalam Partai Keadilan Rakyat di bawah pimpinan Anwar Ibrahim dengan wakilnya Azmin Ali. Sebagian mendukung Anwar untuk menggantikan Mahathir dan sebagian lagi mendukung Mahathir tetap sebagai perdana menteri. [KRG]