Peresmian Hotel Indonesia (HI) dan Patung Selamat Datang pada 1962.
Peresmian Hotel Indonesia (HI) dan Patung Selamat Datang pada 1962.

SUATU saat Presiden Soekarno menginginkan sebuah monumen yang bisa mewakili karakter bangsa Indonesia untuk menyambut para tamu yang akan hadir di Jakarta.  Pada waktu itu Jakarta didapuk sebagai tuan rumah Asian Games 1962.

Ide itu bermula ketika Bung Karno sedang berbincang ringan bersama sejumlah seniman di Istana Negara, Jakarta, pada 1959. Salah satu hal yang diperbincangkan adalah mengenai simbol ungkapan dari monumen yang melambangkan karakter bangsa Indonesia untuk menyambut tamu-tamu dari luar negeri.

Maka kemudian dibuatlah patung perunggu. Berupa patung sepasang manusia yang sedang menggenggam bunga dan melambaikan tangan. Monumen tersebut diletakkan di tengah Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.  Patung tersebut menghadap ke utara yang berarti mereka menyambut orang-orang yang datang dari arah Monumen Nasional.

Monumen ini sengaja dibuat menghadap utara untuk menyambut delegasi Asian Games dari berbagai negara yang turun di Bandara Kemayoran. Bandara Kemayoran adalah bandara yang  beroperasi dari tahun 1940-1985. Sehingga, para delegasi Asian Games yang datang dari Bandara Kemayoran lalu menuju penginapan di Hotel Indonesia, dapat merasakan disambut oleh monumen ini.

Desain pada patung Monumen Selamat Datang atau lebih populer sebagai Patung Bundaran HI ini dibuat sangat detail. Tinggi patung perunggu dari kepala sampai kaki 5 meter. Secara  keseluruhan dari kaki hingga tangan yang melambai mencapai 7 meter. Sedangkan tinggi kaki penyangga patung adalah 10 meter. Patung ini berada pada poros lingkaran piring raksasa dengan garis tengah 100 meter. 

Ukuran-ukuran ini adalah pilihan dan hasil koreksi Presiden Soekarno. Kemudian konsep dan komposisi rancangan pada patung dibuat dalam bentuk sepasang manusia. Bunga yang ada di genggaman patung merupakan simbol persahabatan atas kedatangan para peserta Asian Games.

Konservator dari Pusat Konservasi Cagar Budaya DKI Jakarta Sukardi mengatakan, pada 1962, Soekarno meminta Wakil Gubernur DKI Jakarta kala itu, yang juga merupakan seorang seniman, Henk Ngantung, untuk membuatkan pra desain patung tersebut. Tokoh ini adalah seniman yang pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur (1960-1964) lalu Gubernur DKI Jakarta (1964-1965).

Patung yang dianggap bisa mewakili karakter bangsa Indonesia untuk menyambut para tamu yang akan hadir di Jakarta ini kemudian diwujudkan oleh Edhi Sunarso seorang pelopor seni patung modern Indonesia 

Dalam masa pembuatanya Presiden Soekarno beserta Duta Besar Amerika dan para staf kementrian sempat mendatangi dan melihat proses pembuatanya. Pembuatan patung berlangsung selama satu tahun dengan peresmian dilakukan oleh Soekarno. 

Sukardi dari Pusat Konservasi Cagar Budaya DKI Jakarta mengatakan, tidak ada perdebatan dalam pembuatan maupun peletakan patung saat itu. Ini karena tidak ada unsur politis, dan pembuatan patung semata hanya ingin memperlihatkan semangat Jakarta dalam menyambut para tamu perhelatan olahraga terbesar se-Asia itu.

Patung Selamat Datang atau dengan nama lain Patung Bundaran HI yang merupakan saksi sejarah suksesnya Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games ke-4 pada 1962 akhirnya direnovasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahun 2002 yaitu pada era Gubernur Sutiyoso. Bertepatan dengan HUT DKI Jakarta yang ke 475, dan kabarnya menghabiskan biaya sekitar 14 Miliar untuk penambahan 5 formasi air mancur yang memiliki arti lima ucapan, yakni selamat pagi, selamat siang, selamat sore, selamat malam, dan selamat berhari Minggu.

Selain itu angka 5 memberikan makna pada 5 wilayah di Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat. Formasi 5 ini melambangkan Pancasila. Kemudian ditambah air mancur baru, desain kolam baru, dan pencahayaan. [S21]