Moeldoko: Pesta Demokrasi Harus Disambut Canda Riang

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin sekaligus Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn.) Moeldoko/istimewa

Koran Sulindo – Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Moeldoko mengatakab, pesta demokrasi harus diisi dengan canda riang dan tak perlu bersitegang. Apalagi menjelang pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) 2019.

Menurut Moeldoko, sebagai warga negara yang sehat, maka pesta demokrasi harus dinikmati. Dan harus menjaga Pancasila sebagai dasar negara.

Hal itu disampaikan Moeldoko saat menghadiri peluncuran Go RelaOne, program yang didesain sebagai wadah kegiatan relawan pendukung pasangan calon nomor urut 01

“Karena apa teman-teman sekalian? Jangan karena pesta demokrasi kita menjadi terpecah-belah. Ini pesan Pak Jokowi. Jangan karena pilkada, pilpres, justru memunculkan friksi baru yang pada akhirnya antarkeluarga retak, antartetangga tak menyapa, NKRI menjadi berantakan,” ujar Moeldoko, saat peluncuran GO RelaOne di Rumah Aspirasi Menteng, Jakarta, Rabu (31/10/2018).

Ia mengimbau, relawan pendukung Jokowi-KH Ma’ruf harus membawa kabar gembira kepada masyarakat, dan bukan kabar bohong (hoaks).

Menurutnya, relawan adalah jembatan yang menghubungkan masyarakat yang kurang paham tentang realitas politik saat ini. “Relawan harus bisa membawa masyarakat terlibat dalam partisipasi aktif, partisipasi publik, kita gerakkan dalam konteks demokrasi,” ujar mantan Panglima TNI itu.

Moeldoko mengingatkan agar para relawan harus berpikir lebih besar, yakni memperkuat ideologi Pancasila. Dipahami sepenuhnya bahwa Pancasila adalah sebuah ideologi terbuka dan dinamis. Sementara di sisi lain, diskursus tentang isme tak pernah berhenti.

“Maka mari kita perkuat ideologi kita dulu sebelum kita bermain dengan ideologi lain. Jadi kalau ada ingin mengembangkan ideologi lain harus waspada,” kata Moeldoko.

Ia menuturkan, Pemilu 2019 adalah penentuan mengingat dalam 20-28 tahun mendatang Indonesia akan memasuki masa keemasannya. Generasi muda saat inilah yang nanti akan menjadi pemimpin negeri. Karenanya, sejak sekarang, ideologi, persaudaraan, dan gotong royong harus diperkuat.

“Mulai sekarang, harus saling memperkuat ideologi, memperkuat persaudaraan, memperkuat gotong royong,” kata Moeldoko. [CHA]