Koran Sulindo -Bank Indonesia (BI) mencatat modal asing besar-besaran masuk ke pasar finansial Indonesia. Hingga 6 Juli 2017 dana yang masuk tercatat Rp117 triliun.
“Secara umum net inflow kita sudah sebesar Rp117 triliun. Bandingkan dengan 2016 yang sepanjang tahun sebesar Rp126 triliun,” kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, Senin (10/7), seperti dikutip antaranews.com.
Indonesia mendapat tekanan dana keluar pada awal bulan ini karena normalisasi kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed). Modal asing keluar pada awal Juli tercatat Rp11 triliun, yang berasal dari dilepasnya kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp9 triliun dan dana dari pasar modal sebesar Rp2 triliun.
Menurut Agus, capital outflow itu terjadi karena investor global yakin suku bunga acuan The Fed akan naik sekali lagi di sisa tahun ini, melengkapi 2 kali kenaikan yang sudah terjadi. Selain itu, pasar juga terus bersiap dengan rencana penurunan neraca The Fed, yang akan menambah tekanan ke pasar uang global, selain indeks manufaktur di AS (PMI) membaik.
“Jadi dana asing keluar bukan karena sikap pemerintah yang menaikkan defisit anggaran,” katanya.
Meskipun dana asing yang masuk masih deras, terdapat tekanan terhadap stabilitas kurs rupiah di awal Juli 2017. Tekanan kurs tersebut karena indeks investasi di AS meningkat dan akhirnya membuat mata uang dolar AS perkasa dan menekan beberapa mata uang lainnya termasuk rupiah.
“Mata uang negara-negara lain juga semuanya melemah. Bukan cuma Indonesia yang melemah,” kata Agus.
Nilai tukar (kurs) referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (JISDOR) menunjukkan rupiah melemah sejak 3 Juli 2017 atau pembukaan pasar pasca-libur Lebaran. Hari itu kurs rupiah ditutup Rp13.325 per dolar AS. Adapun pada 10 Juli 2017 kurs rupiah melemah hingga menembus Rp13.408 per dolar AS. [DAS]