Misteri dan Mitos di Balik Leak Bali: Asal-Usul, Bentuk, dan Filosofi

Leak Bali, entitas yang menjadi cerita mitos di pulau Dewata, terbentuk dari ilmu kuno yang mengasyikkan. Wujudnya yang menyeramkan, dengan mata besar dan gigi taring tajam, telah menyulut rasa penasaran masyarakat Bali sejak zaman dahulu. Di balik keanehannya, tersembunyi sejarah yang kaya dan cerita rakyat yang menggelora.

Sejarah dan Asal-Usul Leak Bali

Menurut penelitian dari elibrary.unikom.ac.id, kisah tentang Leak Bali dimulai dari dorongan seseorang untuk meleburkan batasan-batasan dirinya melalui ilmu tertentu. Leak, dalam konteks ini, adalah upaya untuk mengubah dan memperdalam hubungan seseorang dengan kekuatan transenden melalui meditasi. Ilmu Leak sering disalahartikan sebagai ilmu hitam, padahal sebenarnya adalah cara untuk melampaui diri sendiri dengan cara yang tidak merugikan orang lain.

Kamusbahasaprovinsibali.id menggambarkan Leak sebagai jelmaan binatang, seperti kera, babi, atau ayam, yang digunakan untuk menakut-nakuti orang. Namun, secara umum, Leak tidaklah berbahaya dan tidak akan menyakiti orang, kecuali jika diprovokasi.

Cerita Mitos dari Leak Bali
Misteri leak Bali tidak berhenti sampai pada pengertian ilmunya saja. Ada sejumlah mitos dari masyarakat Bali yang menjelaskan asal-usul leak Bali tersebut. Menurut masyarakat Bali, legenda leak bali berasal dari cerita yang muncul pada abad ke-11 Masehi, yaitu ketika pemerintahan Raja Erlangga berlangsung.
Kala itu, masyarakat berspekulasi seorang janda bernama Calonarang memiliki ilmu sihir hitam karena sering melantunkan kidung-kidung berbahasa aneh. Tidak jarang, perempuan itu bersembunyi dan mengurung diri ketika matahari terbenam dan terbit.

Reputasi buruk yang dimilikinya membuat pemerintah dan warga sepakat mengambil tindakan untuk menghukumnya. Namun, karena takut berhadapan langsung, para prajurit istana berencana membunuhnya saat tertidur di malam hari. Naas, Calonarang bangun ketika para prajurit hendak melakukan rencananya sehingga ia pun marah. Matanya seolah akan keluar, dilengkapi gigi taring panjang yang dimilikinya. Calonarang menyemburkan api dari mulutanya hingga para prajurit mati dan cerita inilah yang menjadi asal-usul leak Bali.

Seperti Apa Bentuk Leak?
Menurut Asosiasi Parapsikologi Nusantara yang dikutip dari elibrary.unikom.ac.id, sejumlah kitab lontar menjelaskan ilmu-ilmu leak, di antaranya ada Lontar Cambra Berag, Lontar Sampian Emas, Lontar Tanting Emas, dan Lontar Jung Biru. Selain itu, ilmu leak juga memiliki tingkatannya tersendiri. Berikut ini penjelasannya:

1. Ilmu Leak Tingkat Bawah
Tingkatan pertama sekaligus terendah adalah ilmu leak tingkat bawah. Ilmu ini merupakan ilmu untuk mengubah wujud seseorang menjadi binatang, seperti monyet, anjing, babi, kambing, ular, dan masih banyak lagi.

2. Ilmu Leak Tingkat Menengah
Tingkatan kedua ilmu leak adalah tingkat menengah, yaitu kemampuan untuk mengubah wujud seseorang menjadi burung garuda. Dalam bentuk lainnya, seseorang dapat berubah menjadi Pitik Bengil yang mempunyai paruh dan cakar yang berbisa, dengan mata yang mengeluarkan api. Ilmu tingkat menengah ini juga dapat mengubah seseorang menjadi Jaka Tungul, yang digambarkan sebagai pohon enau tanpa daun. Pada batangnya, pohon enau tersebut dapat mengeluarkan api serta bau busuk yang beracun.

3. Ilmu Leak Tingkat Tinggi
Tingkatan akhir ada pada tingkatan tinggi. Pada ilmu leak tingkat tinggi, leak dapat mengubah wujud seseorang menjadi Nyai Rangda. Ilmu tingkat tinggi leak juga mampu mengubah orang menjadi Bade, menara pembawa jenazah bertingkat dua puluh satu atau dalam bahasa Balinya disebut tumpang selikur. Tubuh menara itu berisi api sehingga siapapun yang kena akan hangus menjadi abu.

Leak Melambangkan Apa?
Leak sendiri merupakan gabungan dari kata le dan ak. Le berarti penyihir, dan ak berarti jahat. Oleh karena itu, dalam mitologi Bali, leak dilambangkan sebagai penyihir jahat.

Umumnya, leak hanya bisa dilihat pada malam hari oleh para dukun pemburu leak. Pada siang hari, ia akan terlihat seperti manusia biasa. Sementara itu, ketika hari menyentuh malam, ia akan berada di sekitar kuburan untuk mencari organ-organ dalam tubuh manusia yang bisa digunakannya untuk membuat ramuan sihir. Namun, leak juga bisa mengincar organ manusia yang masih hidup.

Ramuan sihir dari organ-organ yang dikumpulkan leak dapat mengubah bentuknya menjadi sosok hewan yang ganas, seperti harimau, kera, babi, atau bisa juga menjadi Rangda, yaitu ratu dari para leak. Hal ini menghasilkan cerita baru untuk leak, bahwa leak dapat berupa kepala manusia dengan organ-organ yang masih menggantung di kepalanya. Leak tidak hanya mengincar organ tubuh, tetapi juga senang menghisap darah bayi di dalam kandungan. Biasanya, mereka akan terbang untuk mencari perempuan hamil.

Ada tiga leak yang terkenal. Dua di antaranya perempuan dan satu laki-laki. Menurut kepercayaan lainnya dari orang Bali, leak adalah manusia biasa yang mempraktekkan sihir dan membutuhkan darah embrio agar dapat hidup. Padahal, bentuk sesungguhnya dari leak adalah orang yang memiliki lidah panjang dan gigi tajam. Sejumlah orang beranggapan, sihir leak hanya berfungsi di Bali sehingga leak hanya ditemukan di Bali.

Itulah asal usul leak Bali dan kisah mistis di baliknya. Leak Bali dapat terwujud karena adanya ilmu yang dipelajari seseorang untuk membuka segala batasan dalam diri. [UN]