Koran Sulindo – Korban meninggal akibat minuman keras oplosan di Jawa Barat terus bertambah. Dalam satu jam terakhir tercatat 45 orang meninggal akibat mengkonsumsi minuman oplos itu.
Kapolda Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto menyebut korban meninggal tersebar di beberapa titik di di wilayah Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Sukabumi.
“Satu jam terakhir sudah 45 orang (meninggal dunia). Sebanyak 45 ini tersebar di Cicalengka 35 orang, wilayah hukum Polrestabes Bandung 4 orang, dan di Pelabuhan Ratu 6 orang,” kata Agung di Bandung, Selasa (10/4).
Agung lebih lanjut memastikan para penjual miras oplosan di tiga wilayah di Jawa Barat itu sudah dibekuk jajarannya.
“Di Cicalengka dua-duanya sudah ditangkap termasuk yang di wilayah hukum Polrestabes Bandung. Juga di Pelabuhan Ratu penjual juga sudah ditangkap,” kata Agung.
Ia juga menambahkan saat ini polisi tengah melakukan pengembangan dari para penjual yang tertangkap itu untuk menelusuri otak di balik pembuatan miras oplosan tersebut termasuk siapa yang membuatnya. “Satu dua hari mungkin bisa kami ungkap sampai ke atas,” kata Agung.
Selain korban tewas, di sekitar wilayah Bandung saja tercatat 128 orang dirawat di rumah sakit. Di RSUD Cicalengka sejak Jumat (6/4) hingga hari ini terlihat pasien terus berdatangan menggunakan ambulan atau diantar sanak keluarganya.
Mereka yang datang umumnya didiagnosis mengalami keracunan atau intoksikasi alkohol.
Miras oplosan adalah minuman keras yang diracik sendiri oleh penjual dengan berbagai macam campuran. Rata-rata miras oplosan tersebut menggunakan bahan dasar methanol dengan kadar alkohol hingga mencapai 98 persen.
Kepastian kandungan methanol pada miras oplosan itu ditemukan berdasarkan autopsi korban tewas dan hasil laboratorium forensik. Selain metanol, oplosan juga seringkali menggunakan bahan dasar etanol yang memicu efek mabuk bagi mereka peminumnya.
Selain di Bandung, beberapa hari sebelumnya kasus miras oplosan juga terjadi di wilaya Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Depok dan Bekasi dengan korban meninggal hingga 28 orang. Masing masing delapan orang meninggal di Depok dan Jakarta Selatan , sepuluh orang di Jakarta Timur, dan dua orang di Bekasi.(TGU)