Meski Terbelit Utang, Pertamina Rencanakan Investasi 617 Triliun Rupiah

Ilustrasi.

PT. Pertamina (Persero) berencana meningkatkan investasi sebesar 617 triliun rupiah untuk delapan tahun ke depan. Rencana investasi baru ini dipandang strategis meski kondisi keuangan Pertamina masih dibebani oleh utang yang cukup besar.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara I Pahala Mansury mengungkapkan PT Pertamina (Persero) akan menanamkan modal US$ 43 miliar atau setara Rp 617 triliun hingga 2030. Investasi itu bertujuan meningkatkan kapasitas produksi perseroan. Hal itu diungkapkan Pahala saat memberikan keynote speech dalam acara Energy Outlook 2022.

“Kita melihat proyek yang akan diinvestasikan Pertamina untuk mengembangkan produksi mencapai US$ 43 miliar dalam kurun waktu 7-8 tahun mendatang,” kata Pahala.

Menurut dia, hal itu akan memungkinkan Indonesia memiliki ketahanan energi, termasuk ketahanan energi yang lebih baik lagi. Di mana kapasitas pengolahan BBM akan meningkat secara signifikan mencapai 1,4 juta barel per hari.

“Bukan hanya meningkatkan kapasitas tapi juga kualitas produk. Selain itu tentu peningkatan kapasitas kilang tersebut akan memungkinkan adanya peningkatan produksi petrokimia,” kata Pahala.

Menurut dia, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan konsumsi energi. Peningkatan konsumsi itu tidak hanya ditunjukkan rumah tangga, melainkan juga dari industri dan bisnis. Akan tetapi berdasarkan data, pertumbuhan konsumsi industri dan bisnis justru lebih rendah dibandingkan tahun 2020.

Utang Pertamina menurut laporan keuangan pada Juni 2021 sebesar 41,06 miliar USD atau senilai 603 triliun rupiah. Untuk menambal kondisi keuangan perusahaan bahkan pemerintah harus menyuntikan dana tambahan 5 triliun rupiah. [DES]