Menyibak Rahasia Ritual Sadis Aztec

Ilustrasi pengorbanan organ tubuh suku Aztec. (diariocorreo.pe)

Peradaban manusia telah melalui berbagai fase perkembangan dengan kepercayaan dan tradisi yang beragam. Beberapa di antaranya mengusung praktik yang kini dianggap ekstrem, tetapi pada masanya memiliki makna sakral dan mendalam. Salah satu peradaban yang terkenal dengan praktik keagamaan yang unik, sekaligus mengerikan, adalah Suku Aztec.

Dikenal sebagai salah satu peradaban terbesar di Mesoamerika, Aztec tidak hanya meninggalkan warisan dalam bidang arsitektur dan pertanian, tetapi juga ritual pengorbanan manusia yang menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem kepercayaan mereka. Mengapa praktik ini begitu penting bagi mereka? Dan bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan sosial serta struktur masyarakat Aztec? Mari kita telusuri lebih dalam.

Peradaban kuno di masa lampau sering kali memiliki tradisi dan kepercayaan yang unik, bahkan mengerikan. Salah satu peradaban yang terkenal dengan ritual pengorbanan manusia adalah Suku Aztec. Peradaban ini berkembang pesat di Mesoamerika dan dikenal dengan sistem sosial yang terstruktur, kepercayaan yang kompleks, serta praktik keagamaan yang melibatkan pengorbanan manusia dalam skala besar.

Dilansir dari berbagai sumber, Suku Aztec berpusat di wilayah Meksiko Tengah, dengan ibu kota mereka di Tenochtitlan, yang kini menjadi bagian dari Mexico City. Tenochtitlan terletak di sebuah pulau di Danau Texcoco dan dikelilingi oleh pegunungan. Lokasi ini memungkinkan mereka mengembangkan teknik pertanian canggih seperti chinampa atau pertanian terapung yang mendukung populasi besar dan perkembangan kota yang megah. Kota ini memiliki sistem kanal dan jalanan yang teratur, dengan kuil-kuil besar yang menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat.

Pengorbanan manusia merupakan bagian tak terpisahkan dari agama dan kepercayaan suku Aztec. Mereka percaya bahwa praktik ini penting untuk menjaga keseimbangan alam dan memuaskan para dewa. Mereka meyakini bahwa para dewa membutuhkan persembahan agar tetap sehat dan dapat melindungi dunia.

Setiap 52 tahun, ritual besar dilakukan untuk mencegah kehancuran dunia, di mana banyak manusia dikorbankan kepada dewa Huitzilopochtli. Pengorbanan anak-anak dilakukan dalam ritual khusus untuk memohon hujan dari dewa Tlaloc. Air mata anak-anak dianggap sebagai elemen penting dalam ritual ini. Terkadang, tawanan perang yang ditangkap dalam pertempuran juga menjadi korban dalam upacara pengorbanan, sebagai bentuk penghormatan terhadap para dewa perang.

Suku Aztec memiliki berbagai ritual pengorbanan yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Festival Toxcatl dilakukan untuk menghormati dewa Texcatlipoca. Seorang pria terpilih diperlakukan sebagai dewa selama satu tahun sebelum akhirnya dikorbankan. Pada tahun 1487, sekitar 84.000 orang dikorbankan dalam waktu empat hari untuk meresmikan piramida baru.

Ini menjadi salah satu pengorbanan massal terbesar dalam sejarah. Dalam Festival Tlacaxipehualiztli, seorang pria dikuliti setelah sebelumnya diperlakukan seperti dewa selama 40 hari. Ritual pengorbanan sering kali dilakukan di puncak piramida, di mana jantung korban akan diambil dan dipersembahkan kepada dewa sebelum tubuhnya dilempar ke bawah tangga piramida.

Suku Aztec memiliki sistem kepercayaan politeistik dengan banyak dewa yang memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari mereka. Beberapa dewa utama dalam mitologi Aztec antara lain Huitzilopochtli yang merupakan dewa perang dan pelindung suku Mexica, Tlaloc yang merupakan dewa hujan dan petir yang berkuasa atas kesuburan tanah, serta Quetzalcoatl yang merupakan dewa angin, peradaban, dan pengetahuan.

Kosmologi Aztec membagi dunia menjadi beberapa tingkatan yang berhubungan erat dengan peran para dewa. Mereka percaya bahwa hubungan antara manusia dan alam semesta harus dijaga melalui berbagai ritual dan persembahan. Dalam mitologi mereka, dunia telah diciptakan dan dihancurkan beberapa kali, dan pengorbanan manusia diyakini sebagai upaya untuk mencegah siklus kehancuran berikutnya.

Kehidupan masyarakat Aztec sangat bergantung pada pertanian. Mereka mengembangkan sistem pertanian yang efisien dengan menanam jagung, kacang-kacangan, dan berbagai sayuran lainnya. Struktur sosial mereka sangat jelas dengan adanya perbedaan kelas, dari bangsawan hingga petani dan budak.

Mereka juga mengadakan perjamuan dan pesta sebagai bagian dari tradisi sosial dan keagamaan. Selain itu, perdagangan memainkan peran penting dalam perekonomian Aztec. Pasar-pasar besar, seperti di Tlatelolco, menjadi pusat perdagangan barang-barang seperti kapas, emas, perak, dan kakao, yang dianggap sebagai mata uang dalam masyarakat mereka.

Suku Aztec adalah salah satu peradaban terbesar di Mesoamerika dengan sistem sosial dan kepercayaan yang kuat. Meskipun mereka dikenal karena praktik pengorbanan manusia yang mengerikan, peradaban ini juga memiliki pencapaian luar biasa dalam bidang pertanian, arsitektur, dan budaya.

Kepercayaan mereka terhadap keseimbangan alam dan peran dewa dalam kehidupan menunjukkan betapa eratnya hubungan mereka dengan dunia spiritual. Hingga kini, jejak peradaban Aztec tetap menjadi salah satu warisan sejarah yang paling menarik untuk dipelajari. Banyak peninggalan mereka, termasuk piramida dan artefak keagamaan, masih dapat ditemukan dan menjadi objek penelitian bagi para sejarawan dan arkeolog modern. [UN]