HARI RAYA WAISAK  tahun ini jatuh pada tanggal 16 Mei dan sudah sejak 19 Januari 1983 ditetapkan sebagai hari libur nasional berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 tahun 1983.

Sebagai salah satu agama di dunia, Buddha menempati urutan ke-5 terbesar, dengan 506,9 juta penganut. Urutan pertama ditempati oleh Kristen dan Katolik (3,2 miliar). Disusul dengan Islam (1,9 miliar), Non-afiliasi (1,2 miliar), dan Hindu (1,16 miliar).

Waisak atau Waisaka merupakan hari suci agama Buddha. Nama ini diambil dari bahasa Pali “Wesakha”, yang pada gilirannya juga terkait dengan “Waishakha” yang berasal dari bahasa Sansekerta

Hari Raya Waisak juga dikenal dengan nama Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Saga Dawa di Tibet, Vesak di Malaysia, dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand, dan Vesak di Sri Lanka. Di beberapa tempat disebut juga sebagai “hari Buddha”.

Perayaan Waisak

Waisak dirayakan dalam bulan Mei pada waktu terang bulan (purnama sidhi) yang pada dasarnya untuk memperingati 3 (tiga) peristiwa penting, yaitu:

– Lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini pada tahun 623 S.M.,

– Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya (Bodh Gaya) pada usia 35 tahun pada tahun 588 S.M.

– Buddha Gautama parinibbana (wafat) di Kusinara pada usia 80 tahun pada tahun 543 S.M.

Tiga peristiwa ini dinamakan “Tri Suci Waisak”. Keputusan merayakan Tri Suci ini dinyatakan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists – WFB) yang pertama di Sri Lanka pada tahun 1950. Perayaan ini dilakukan pada purnama pertama pada bulan Mei.

Perayaan Hari Waisak di Indonesia tentu mengikuti keputusan WFB. Telah disepakati perayaan setiap tahunnya dipusatkan secara nasional di kompleks Candi Borobudur, desa Borobudur, kecamatan Borobudur, kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah. Karena Candi Borobudur adalah candi Budha terbesar di Indonesia.

Perayaan ini sudah dimulai oleh Himpunan Teosofi Hindia Belanda, di mana salah seorang anggotanya yang merupakan campuran orang Eropa dan Jawa Ningrat. 

Namun, perayaan Waisak di Borobudur sempat terhenti ketika Perang Revolusi terjadi dan dilakukan pemugaran candi pada 1973.

Rangkaian perayaan Waisak nasional secara pokok adalah sebagai berikut:

1. Pengambilan air berkat dari mata air (umbul) Jumprit di Kabupaten Temanggung dan penyalaan obor menggunakan sumber api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan.

2. Ritual “Pindapatta“, suatu ritual pemberian dana makanan kepada para bhikkhu/biksu oleh masyarakat (umat) untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan kebajikan.

3. Samadhi pada detik-detik puncak bulan purnama. Penentuan bulan purnama ini adalah berdasarkan perhitungan falak, sehingga puncak purnama dapat terjadi pada siang hari.

Selain tiga upacara itu, dilakukan juga Pradaksina, yakni kegiatan penghormatan dengan mengelilingi sebuah objek pemujaan seperti stupa, pohon Bodhi, atau Pratima Buddha sebanyak tiga kali. Juga pawai, serta acara kesenian.

Sejarah Waisak

Dalam keyakinan umat Buddha, Pangeran Siddharta lahir ke dunia sebagai seorang Bodhisatva (calon Buddha yang akan mencapai kebahagiaan tertinggi).

Peristiwa kelahiran, penerangan agung, dan kematian Sidharta Gautama terjadi pada tanggal yang sama, yakni bulan purnama di bulan Mei. Tiga peristiwa penting tersebut yang dinamakan Tri Suci Waisak. 

Rangkaian Acara Peringatan Waisak 2022

Ketua Umum DPP Wali Umat Buddha Indonesia (Walubi) Dra S Hartati Murdaya menuturkan tema Waisak Nasional pada tahun ini adalah Jalan Kebijaksanaan Menuju Kebahagiaan Sejati. Sedangkan sub-temanya adalah mengajak umat untuk mengaktualisasikan ajaran luhur Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari, menuju pencerahan sempurna tanpa batas.

Menurut koordinator Humas Waisak Nasional 2566 BE Tahun 2022, Eric Fernando, rangkaian acara Waisak Nasional Tahun 2022 ini dimulai sejak 14 Mei hingga puncaknya pada 16 Mei 2022. 

Rangkaian kegiatannya yaitu  pembagian sembako pada 14 Mei dan pengambilan api alam dari Mrapen, Kabupaten Grobogan. Lalu pengambilan air berkah dari umbul jumprit di Kabupaten Temanggung pada 15 Mei,  sedangkan prosesi ritual detik-detik Waisak diadakan pada pukul 11:13:46 WIB pada tanggal 16 Mei. 

Peringatan Waisak pun akan ditutup dengan Dharmasanti Waisak pada 16 Mei malam harinya. Pada malam itu, seperti juga kegiatan rutin seperti halnya sebelum pandemi ada pelepasan lampion yang ramah lingkungan. [S21]