Menteri Susi Pudjiastuti/YUK

Koran Sulindo – Pencurian ikan ilegal (Illegal Fishing) tidak akan pernah berhenti total. Pencuri selalu mencoba kembali. Di mana pencuri ikan mau berhenti? Kalau itu satu-satunya jalan untuk dapat ikan, karena di negaranya sendiri sudah habis karena overfishing.

Demikian pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang dikirim lewat WA kepada Koran Sulindo, Jumat (16/6), menanggapi pernyataan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan.

Saat menghadiri rapat kerja di Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Rabu (14/6), Luhut mengatakan penanganan illegal fishing sudah lumayan bagus. “Tapi what’s next , itu yang harus kita jawab,” katanya sebagaimana diberitakan detik.com.

Menurut Susi, Benar, ikan itu tidak beragama dan tidak punya kebangsaan – lagipula kenapa kita harus pikir ikan seperti itu. Yang perlu diingat wilayah pengelolaan perikanan sampai dengan batas Zona ekonomi eksklusif (ZEE) itu adalah wilayah kedaulatan negara yang diakui oleh dunia Internasional.

“Jadi pengambilan di dalam wilayah ZEE itu pencurian,” katanya.

Benar juga ikan berenang dan ada pula jenis ikan migratory yang migrasi.

“Tapi selama ikan masih di wilayah kedaulatan, itu adalah  milik kita,” kata Susi.

Karenanya jika ada yang)masuk wilayah kedaulatan RI dan mengambil ikan, maka mau tak mau harus ditangkap.

“Tentu akan saya tangkap dan saya tenggelamkan. Kalau tidak mau ditenggelamkan, tunggu saja di negara masing-masing,” katanya.

Adalah sangat benar ikan akan mati dan dimakan oleh ikan lainnya. Tapi ikan itu lahir tidak langsung mati, namun melalui proses menjadi besar, kawin, bertelur, beranak-pianak. Setelah beranak-pianak, ikan pun mati ditangkap atau mati sendiri.

“Itulah kehidupan dalam ekosistem. Fitrah makhluk hidup itu untuk beregenerasi,” kata Susi. [YUK]