Menteri BUMN Rini Soemarno

Koran Sulindo – Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencopot Direktur Utama Arif Wibowo, dan menggantikannya dengan Pahala N Mansury. Pahala sebelumnya adalah Direktur Keuangan PT Bank Mandiri (Persero).

Arif menjabat Dirut maskapai penerbangan nasional tersebut sejak 12 Desember 2014, menggantikan Emirsyah Satar yang mengundurkan diri pada 8 Desember 2014.

VP Corporate Communication Garuda Indonesia Benny S. Butarbutar mengatakan agenda RUPS adalah melakukan perombakan jajaran direksi perusahaan pelat merah itu.

Dalam undangan tertanggal 6 Maret 2017 di situs Garuda Indonesia, memang diagendakan perubahan pengurus perseroan.

Dalam item bernomor 9 tertulis, “Perubahan Pengurus Perseroan. Mata acara ini sehubungan dengan adanya usulan tambahan mata acara dari Kementerian BUMN selaku Pemegang Saham Seri A Dwiwarna sesuai surat nomor S-158/MBU/03/2017 tanggal 10 Maret 2017 perihal Persetujuan dan Usulan Tambahan Agenda RUPS Tahunan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Tahun Buku 2016.”

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo, mengatakan alasan Garuda Indonesia melakukan pergantian direksi karena memerlukan tim baru untuk merealisasikan sejumlah target yang telah ditetapkan.

Selain perubahan Dirut, RUPS juga mengangkat Helmi Imam Satriyono sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko, Nicodemus P Lampe sebagai Direktur Layanan, dan Puji Nur Handayani sebagai Direktur Produksi.

Sedangkan Direktur Marketing dan Teknologi Informasi akan dijabat Nina Sulistyowati, Direktur SDM dan Umum dipegang Linggarsari Suharso, dan Sigit Muhartono menjadi Direktur Kargo.

Seharusnya RUPS yang diadakan di Kantor Pusat Garuda Indonesia, kawasan Bandar Udara Soekarno-Hatta, dijadwalkan dimulai pukul 14.00 WIB. Namun acara ditunda hingga sekitar pukul 16.30 WIB karena menunggu kedatangan Menteri BUMN Rini Soemarno dan Deputi BUMN Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Gatot Trihargo.

“Maaf tertunda karena seharusnya pukul 2 siang, tapi menunggu kedatangan Bu Rini Soemarno dan Deputi BUMN Pak Gatot yang baru saja landing,” kata Benny, seperti dikutip Antaranews.com.

Baru dan Lama

Pahala Bergabung dengan Bank Mandiri pada 2003 dan menduduki berbagai posisi, termasuk sebagai Group Head Corporate Development, Change Management Office dan Riset Ekonomi dari tahun 2003 sampai 2006.

Pada tahun 2006, ia ditunjuk sebagai EVP Coordinator Finance & Strategy dan Chief Financial Officer. Pada bulan Mei 2010, ia diangkat menjadi Managing Director Finance & Strategy.

“Kami akan berupaya sebaik mungkin membawa Garuda Indonesia sebagai maskapai kebanggaan bangsa untuk terus menorehkan kesuksesan di mata dunia,” kata Pahala, seperti dikutip dari situs garuda-indonesia.com.

Sedangkan Arif Wibowo mengungkapkan rasa terimakasihnya atas kepercayaan yang telah diberikan pemerintah.

“Selama dua tahun memimpin Garuda Indonesia, sungguh suatu kepercayaan yang luar biasa bagi saya untuk bisa mengantarkan garuda indonesia seperti sekarang ini. Memang bukan hal yang mudah ditengah situasi yang penuh dengan ketidakpastian dan kerasnya tantangan global yang mengelilingi industri penerbangan saat ini,” kata Arif.

Arif Wibowo berkarier di Garuda selama 27 tahun, sejak dari level bawah.

Posisi pertama yang dia pegang sebagai Engineer of Maintenance and Engineering pada 1990-1994.

Kariernya menanjak dan berlanjut sebagai Manajer, General Manager, dan posisi terakhir sebagai Executive Vice President Marketing and Sales Garuda Indonesia. Sampai akhirnya memimpin Citilink pada Mei 2012 dan kembali naik jabatan menjadi Dirut Garuda Indonesia Desember 2014.

Kinerja Garuda 2016

Melalui strategi bisnis jangka panjang “Sky Beyond”, Garuda Indonesia group berhasil mempertahankan kinerja positif sepanjang 2016 dengan mencatatkan laba bersih sebesar 9,36 juta dolar AS (atau setara Rp124,5 miliar; kurs Rp13.300 per dolar AS).

Hingga akhir tahun lalu maskapai ini mengangkut 35 juta penumpang baik Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia.

Sepanjang 2016, frekuensi penerbangan Garuda Indonesia juga meningkat 9,89 persen menjadi 274.969 penerbangan dari total 249,974 penerbangan tahun 2015.

Peningkatan frekuensi penerbangan tersebut karena ekspansi jaringan penerbangan baik domestik maupun internasional.

Sementara itu, Garuda Indonesia Group juga berhasil mencatatkan peningkatan sektor pendapatan lainnya yang terdiri dari komponen ancillary revenue, pendapatan sektor strategic business unit (SBU), hingga sektor subsidiaries lainnya dengan capaian sebesar 392 juta dolar AS. Pendapatan ini meningkat 13,7 persen dibandingkan 2015 lalu yang sebesar 344,6 juta dolar AS.

Kinerja operasional Garuda Indonesia dalam hal tingkat ketepatan waktu penerbangan (OTP – On Time Performance) pada 2016 mencapai  89,51 persen atau naik dari tahun sebelumnya 88 persen. Angka ini dicapai di tengah tantangan pengembangan infrastruktur operasional penerbangan seperti migrasi pelayanan penerbangan domestik ke Terminal 3 yang baru di Bandara Soekarno-Hatta hingga faktor cuaca yang bersifat force majeur.

Sementara itu, rata-rata tingkat keterisian penumpang sepanjang tahun 2016 tercatat sebesar 73,1 persen sedangkan Citilink sebesar 76,8 persen.

Bisnis kargo Garuda juga meningkatkan jumlah angkutan kargo menjadi 415,824 ton kargo, atau meningkat 18,22 persen dari tahun 2015 yang mencapai 351,724 ton. Secara keseluruhan jumlah pendapatan pasar kargo pada 2016 tercatat 219,15 juta dolar AS, atau meningkat 16,65 persen dibandingkan tahun 2015 sebesar 187,87 juta dolar AS.

Selama 2016, Garuda Indonesia Group juga melakukan penambahan kapasitas penerbangan sebagai bagian dari program pengembangan revitalisasi armada dengan mendatangkan 17 pesawat, yaitu terdiri dari empat pesawat ATR 72-600, empat  pesawat A330-300, satu pesawat B777-300ER, dan delapan pesawat A330-200. Dengan demikian, hingga akhir tahun 2016, Garuda Indonesia Group mengoperasikan sebanyak 196 pesawat dengan rata-rata usia pesawat mencapai 4,6 tahun. [DAS]