Koran Sulindo – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani memastikan bakal terus memantau dan berkoordinasi dengan kementerian serta lembaga terkait dalam penanganan korban gempa bumi di Lombok.
Ia mengimbau warga yang berada di daerah terdampak gempa untuk mengikuti arahan petugas lapangan agar dampak gempa susulan bisa diantisipasi dan potensi korban dapat diminimalisasi.
“Saya memantau bencana gempa bumi yang terjadi di Lombok, Bali, dan Sumbawa hari ini dan telah memerintahkan lembaga terkait baik di pusat maupun di daerah untuk terus berkoordinasi memberikan bantuan bagi para korban” kata Puan dalam keterangan persnya di sela kunjungan pembukaan Festival Indonesia dan try out cabang olah raga Jiujitsu di Tokyo, Jepang.
“Petugas baik Basarnas dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah berada di lokasi terdampak gempa dan saya minta masyarakat agar mematuhi petunjuk dan arahan yang diberikan sehingga langkah mitigasi terhadap gempa susulan dapat dilakukan” terang Puan.
Lebih lanjut Puan juga meminta masyarakat agar hati-hati dalam berbagi informasi terkait dengan bencana gempa yang terjadi di NTB hari ini. Ia berpesan jangan sampai masyarakat menyebarkan informasi yang tidak valid sehingga dapat mengganggu proses penanganan terhadap para korban.
“Untuk memperoleh informasi, masyarakat dapat melihat di situs resmi BNPB maupun Basarnas yang secara berkala diperbaharui berdasarkan kondisi di lapangan dan jangan mempercayai bahkan menyebarkan informasi yang tidak benar sehingga dapat menyulitkan proses penanganan korban” kata Menko PMK.
Gempa dengan kekuatan 6,4 SR mengguncang wilayah Lombok, Bali dan Sumbawa pada Ahad pukul 05.47 WIB dan diikuti gempa-gempa susulan. Hingga pukul 09.20 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 66 kali gempa susulan.
Gempa dengan kekuatan yang lebih kecil dan tidak berpotensi tsunami. Gempa bumi ini telah menimbulkan korban jiwa dan kerusakan fisik. Hingga Ahad pukul 09.45 WIB, tercatat dampak gempa menyebabkan 10 orang meninggal dunia, 40 orang luka dan puluhan rumah rusak.
Sementara itu sampai Minggu (29/7) sore sedikitnya 333 pendaki Rinjani masih terjebak di Gunung Rinjani. Para pendaki itu kesulitan turun karena jalan turun tertutup longsor akibat gempa.
“Kita minta mereka ambil posisi yang aman saja dulu karena jalan tertutup oleh longsor,” kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Sudiyono, di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Sudiyono menambahkan saat ini, Balai TNGR menerjunkan tiga personel untuk melakukan penjajakan evakuasi sementara seluruh jalur pendakian ditutup untuk sementara waktu. Penutupan tersebut diambil mengingat aspek keselamatan para pendaki.
Sejauh ini dilaporkan seorang pendaki WNI dilaporkan meninggal dunia namun belum diketahui identitas lengkap korban. “Posisi korban masih di atas sedang kita pikirkan upaya evakuasinya,” kata dia.[CHA/TGU]