Koran Sulindo – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) bisa menjadi gaya hidup (lifestyle) baru bagi masyarakat Palembang, dan menjadi contoh bagi kota-kota lain dalam hal angkutan massal.
“Kami pemerintah pusat dan daerah ingin sekali LRT menjadi lifestyle baru bagi masyarakat Palembang, dan menjadi contoh bagi kota-kota lain dalam hal angkutan massal,” kata Menhub, saat menghadiri acara Penerimaan Trainset LRT Sumatra Selatan, di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Jumat (20/4/2018), seperti dikutip antaranews.com..
Budi Karya memuji LRT produksi PT INKA di Madiun, Jawa Timur, tersebut.
Palembang adalah wilayah pertama di Indonesia yang memiliki moda transportasi LRT.
Menhub menilai pembangunan proyek kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) di Palembang, Sumatera Selatan berjalan sesuai rencana. Menhub meminta pengoperasian LRT di Palembang dipercepat.
“Bahkan kami berinisiatif kalau bisa penyelesaiannya itu lebih cepat, bukan pertengahan Juli tapi awal Juli,” kata Menhub, seperti dikutip setkab.go.id.
Trainset karya anak bangsa itu akan diuji terlebih dulu dengan beberapa tes, yaitu tes statis, tes dinamis dan terakhir akan dilakukan tes riil agar laik beroperasi.
Tarif Murah
Salah satu strategi untuk mendorong masyarakat Palembang menggunakan LRT adalah tarif yang terjangkau, baik setiap hari kerja maupun akhir pekan (weekend).
“Kita concern agar LRT bisa bermanfaat bagi masyarakat. Artinya LRT bisa menyelesaikan masalah kemacetan terutama untuk ke airport. Kami berikan suatu tarif seringan mungkin sehingga warga Palembang bisa menggunakan ini tidak hanya weekend tapi keseharian,” kata Budi.
Sementara itu Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, Zulfikri, mengatakan tarif yang dipatok berkisar Rp5.000 per orang, ini dinilai sesuai dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dalam mengakses angkutan massal.
Tarif itu berlaku pada tahap awal operasi. Sedangkan rute sampai Stasiun Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II berkisar Rp20.000. Tarif tersebut berlaku sementara karena pada pengoperasian awal LRT ini masih mendapat bantuan subsidi public service obligation (PSO) dari Kementerian Perhubungan.
Progres pembangunan fisik secara kesuluruhan sudah mencapai 89,1%.
“Dari rencana keseluruhan panjang stase LRT sepanjang 23,4 km sampai dengan hari ini 20 April 2018, realisasi progres fisik sudah mencapai 89,1%. Kondisi ini melebihi target yang seharusnya 84%,” kata Zulfikri.
Selain untuk mendukung terselenggaranya perhelatan akbar Asian Games 2018 Agustus mendatang, beroperasinya transportasi LRT ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat Palembang mengurangi kemacetan.
“LRT juga solusi kemacetan karena berdasarkan studi kami, Palembang akan macet total pada 2020. Oleh karena itu dilaksanakan sekarang transportasi massal,” kata Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin.
Terminal Tirtonadi
Kemenhub juga akan mengembangkan pembangunan Terminal Penumpang Tipe A Tirtonadi Solo, Jawa Tengah, dengan konsep “transit oriented development”.
“Artinya di terminal ini bukan hanya melayani para penumpang kendaraan umum tetapi juga akan ada banyak kegiatan bisnis di sini yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan pemerintah,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi, di Solo, Jateng, Sabtu (21/4/2018), seperti dikutip antaranews.com.
Terminal itu akan dibangun hingga lantai lima.
“Terminal Solo merupakan salah satu terminal terbaik di Indonesia, jadi harus diselesaikan hingga tahap berikutnya. Nantinya kami akan menggunakan sistem lelang dengan investasi kerja sama pemanfaatan,” katanya.
Nilai investasi pengembangan terminal tersebut mencapai Rp119 miliar. Secara teknis, berdasarkan Peraturan Kementerian Keuangan untuk besaran kontribusi pemerintah, untuk pengembangan bisnis tersebut sebesar 0,55 persen dan pembagian keuntungan sebesar 7,5 persen untuk pemerintah.
“Kurun waktu perjanjian kerja sama ini selama 30 tahun, setelah itu bangunan ini total menjadi milik negara. Bisa menjadi milik swasta lagi selama ada kesepakatan perpanjangan,” katanya.
Kemenhub menargetkan paling tidak 1-2 bulan setelah lelang, pembangunan dapat mulai dilakukan.
“Target kami maksimal 2019 mulai dilakukan pembangunan. Untuk lantai 2 sampai 5 dibangun dalam berbagai konsep. Bahkan bisa untuk hotel dan apartemen,” katanya.
Selain Terminal Tirtonadi, menyusul pengembangan terminal tipe A lain, antara lain Terminal Harjamukti di Cirebon dan Terminal Mangkang di Semarang.
“Totalnya di seluruh Indonesia ada 91 terminal tipe A, rencananya akan kami kembangkan dengan konsep serupa,” kata Budi.
Sementara Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo berharap pengembangan terminal tersebut memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.
“Mudah-mudahan proses pengembangan berjalan dengan baik sehingga segera memberikan dampak signifikan bagi perekonomian di Kota Solo,” kata Wali Kota. [DAS]