Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu

Koran Sulindo – Hampir separo anggota Abu Sayyaf berhasil dilumpuhkan tentara Filipina dalam serangan di markas besar kelompok separatis tersebut di Pulau Basilan, dekat Mindanao. Demikian dikatakan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu. “Jumlah mereka kan kira-kira 300 orang. Kalau saya hitung dari laporan [militer Filipina], yang tewas sudah 115 atau 120 orang, jadi cukup signifikan,” ungkap Ryamizard setelah memimpin “Apel Gelar Nasional Bela Negara” di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Selasa (23/8).

Pasca-pembersihan markas Abu Sayyaf di Basilan, termasuk tempat persembunyian bawah tanah, tambah Ryamizard, pasukan angkatan bersenjata Filipina bekerja sama dengan Moro National Liberation Front (MNLF) akan melanjutkan serangan di markas lain yang berada di Pulau Jolo, perairan Sulu. Upaya ini menunjukkan keseriusan pemerintah Filipina menangani gerakan pemberontak di wilayah kedaulatan negaranya sekaligus untuk membebaskan sembilan sandera WNI yang masih menjadi tawanan kelompok tersebut.

Lebih lanjut Ryamizard mengatakan, gempuran dan serangan tentara Filipina diyakini membuat anggota Abu Sayyaf waspada hingga lengah mengawasi sandera, yang dua di antaranya berhasil meloloskan diri pada 17 Agustus lalu. “Mereka kan ditekan terus, mereka kan waspada terhadap serangan dari tentara Filipina, sampai tidak waspada terhadap tawanan. Tawanan melihat kesempatan, ya, dia lari. Itu akibat desakan tentara Filipina,” tuturnya.

Kendati belum bisa memastikan kepulangan dua WNI bernama Ismail (22 tahun) dan Muhammad Sofyan (28 tahun), Ryamizard berencana menggunakan keterangan kedua WNI tersebut sebagai jalan masuk menyelamatkan WNI lain yang masih disandera, yakni Ferry Arifin, Muh Mahbrur Dahri, Edi Suryono, Muhammad Nasir, dan Robin Piter. Mereka adalah anak buah kapal Tugboat Charles, yang dibajak kelompok bersenjata di perairan Sulu, selatan Filipina, pada 20 Juni 2016 lalu.

Dalam kesempatan yang sama, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, kedua WNI asal Sulawesi Selatan yang berhasil melarikan diri itu kini dalam kondisi sehat dan berada di KBRI Manila. “Mereka di Manila dengan dubes. Kami serahkan kepada dubes [untuk waktu kepulangannya],” kata Gatot. [HAZ]