Mengungkap Sejarah Tersembunyi di Balik Keindahan Waduk Darma

WadukDarma Kuningan (Sulindo/Ulfa Nurfauziah)

Kabupaten Kuningan, sebuah daerah di Jawa Barat yang dikenal akan keindahan alamnya, menyimpan banyak cerita dan destinasi menarik untuk dieksplorasi. Salah satu ikon wisatanya yang tak boleh dilewatkan adalah Waduk Darma. Terletak di Desa Jagara, Kecamatan Darma, waduk ini tidak hanya menjadi tumpuan masyarakat sekitar sebagai sumber irigasi, tetapi juga menjadi tempat wisata favorit yang memadukan panorama alam memukau dengan cerita-cerita sejarah yang kaya.

Lebih dari sekadar destinasi wisata, Waduk Darma adalah saksi bisu perjalanan panjang peradaban manusia di kawasan ini. Mulai dari pembangunannya yang melibatkan kisah pengorbanan sembilan desa, hingga legenda yang masih melekat kuat di hati masyarakat, setiap sudut Waduk Darma memiliki cerita yang siap untuk diungkap. Belum lagi keindahan waduk yang berpadu dengan perbukitan hijau di sekitarnya, menjadikannya tempat yang sempurna untuk bersantai dan menikmati suasana tenang jauh dari hiruk-pikuk kota.

Dalam artikel ini, kita akan mengupas lebih dalam tentang keindahan Waduk Darma, sejarah panjangnya, hingga revitalisasi yang membuatnya semakin menarik untuk dikunjungi.

Sejarah Waduk Darma dan Mitosnya

Waduk Darma merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Terletak di Desa Jagara, Kecamatan Darma, waduk ini tidak hanya menjadi tempat wisata favorit, tetapi juga berfungsi sebagai pengairan bagi daerah sekitarnya. Dengan keindahan alam yang memikat dan cerita sejarah yang kaya, Waduk Darma menjadi magnet bagi wisatawan lokal maupun luar daerah.

Sebelum menjadi waduk seperti sekarang, area ini adalah perkampungan yang dihuni oleh sembilan desa: Darma, Jagara, Kawahmanuk, Cikupa, Parung, Cipasung, Sakerta Barat, Sakerta Timur, dan Paninggaran. Kesembilan desa tersebut harus ditenggelamkan untuk pembangunan Waduk Darma. Uniknya, di dasar waduk masih terdapat rel kereta lori yang dulunya digunakan untuk mengangkut tebu dari Ciledug ke Ciamis. Namun, hingga kini, sambungan rel menuju Ciledug atau Ciamis tidak pernah ditemukan.

Menurut catatan sejarah, waduk ini awalnya adalah sebuah danau kecil yang terbentuk sejak tahun 1800-an. Danau tersebut dimanfaatkan oleh warga untuk mengairi sawah, mencari ikan, dan aktivitas sehari-hari lainnya. Pada tahun 1920-an, Pemerintah Hindia Belanda, atas saran pengelola pabrik gula, menginisiasi pembangunan waduk agar manfaatnya lebih luas.

Sayangnya, proyek ini terhenti ketika kekuasaan Belanda digantikan oleh Jepang pada tahun 1942. Proses pembangunan baru dilanjutkan kembali oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1958 dan selesai pada tahun 1962.

Waduk Darma juga erat kaitannya dengan legenda Mbah Dalem Cageur, tokoh yang dipercaya masyarakat setempat sebagai bagian dari sejarah terbentuknya waduk ini. Menurut cerita turun-temurun, waduk ini dibuat sebagai tempat bermain putra kesayangan Mbah Dalem Cageur, Pangeran Gencay. Legenda menyebutkan bahwa saat pembangunan bendungan, Mbah Dalem Cageur mengadakan jamuan besar dengan proses memasak nasi di sebuah bukit yang kini dinamai Bukit Pangliwetan.

Ia juga membuat perahu besar dari kayu jati untuk Pangeran Gencay bermain bersama teman-temannya. Diiringi tabuhan gamelan yang disebut ‘Muncul Goong’, Pangeran Gencay dan teman-temannya bermain di atas waduk hingga musibah menimpa mereka. Perahu yang dinaiki rusak, menyebabkan mereka tenggelam. Lokasi tenggelamnya Pangeran Gencay kemudian dinamai ‘Labuhan Bulan’ karena peristiwa itu terjadi pada malam bulan purnama.

Kini, Waduk Darma menjadi destinasi wisata yang sangat dibanggakan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah melakukan revitalisasi besar-besaran, sehingga banyak fasilitas baru yang memanjakan pengunjung. Beberapa fasilitas yang tersedia di antaranya jalur pedestrian untuk menikmati keindahan waduk dengan berjalan kaki, gazebo dan taman yang cocok untuk bersantai, serta area kuliner yang menyediakan beragam makanan khas daerah. Selain fasilitas modern, Waduk Darma juga dikelilingi oleh pemandangan alam yang asri. Suasana hijau di sekitar waduk membuat tempat ini sangat cocok untuk melepas penat.

Waduk Darma menawarkan pengalaman wisata yang terjangkau. Untuk harga tiket masuk, pada hari biasa pengunjung dewasa dikenakan biaya Rp 17.500 dan anak-anak Rp 12.500, sedangkan pada akhir pekan tiket masuk dewasa menjadi Rp 20.000 dan anak-anak Rp 15.000. Jam operasional Waduk Darma adalah pukul 08.00–17.30 WIB pada hari biasa dan 08.00–18.00 WIB saat akhir pekan.

Waduk Darma terletak di jalur strategis Jalan Raya Cirebon-Kuningan-Ciamis, menjadikannya tempat perhentian favorit bagi pemudik. Lokasinya yang mudah dijangkau menambah daya tarik wisata ini. Dengan perpaduan antara sejarah, legenda, dan keindahan alam, Waduk Darma adalah destinasi wisata yang tidak boleh dilewatkan.

Tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga wawasan tentang sejarah lokal yang kaya. Ditambah dengan fasilitas modern dan pemandangan yang memikat, Waduk Darma mampu membuat pengunjung merasa nyaman dan terpesona. Bagi siapa saja yang melintasi Kabupaten Kuningan, Waduk Darma adalah tempat yang wajib disinggahi. [UN]