Mengungkap Legenda Nilam Umbara: Kuda Kesayangan Ksatria Ronggolawe

Ilustrasi Kuda Hitam Nilam Umbara (Pixabay / Stallion)

Setiap kisah besar yang tercatat dalam sejarah, selalu ada sosok-sosok yang lebih dari sekadar figur, mereka menjadi simbol dan pengingat tentang keberanian, kesetiaan, dan perjuangan tanpa henti.

Di Kabupaten Tuban, salah satu kisah legendaris yang mengalir melalui setiap lorong waktu adalah tentang Nilam Umbara, kuda hitam yang bukan hanya menemani perjalanan sang ksatria Ronggolawe, tetapi juga ikut menorehkan jejak dalam peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah Jawa.

Namun, kisah Nilam Umbara lebih dari sekadar legenda; ia adalah warisan yang mengajarkan tentang makna sejati dari keberanian dan kesetiaan yang tak lekang oleh waktu.

Kuda telah lama menjadi simbol kekuatan, kecerdasan, dan kebebasan di berbagai kebudayaan dunia. Selain sebagai sarana pengangkutan yang penting, kuda juga sering dianggap sebagai partner setia manusia dalam perjalanan sejarah.

Di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, terdapat satu sosok kuda yang menjadi bagian tak terpisahkan dari legenda daerah, yaitu Nilam Umbara. Kuda hitam ini adalah tunggangan kesayangan Ronggolawe, seorang ksatria pemberani dan adipati yang berjasa dalam sejarah Jawa.

Peran Nilam Umbara dalam Sejarah

Nilam Umbara memiliki peran besar dalam perjuangan Ronggolawe, terutama saat membantu Raden Wijaya melawan Prabu Jayakatwang dari Kerajaan Kediri. Dalam perjuangan mendirikan Kerajaan Majapahit, Ronggolawe dan Nilam Umbara menunjukkan keberanian yang luar biasa di medan perang.

Kesaktian Nilam Umbara membuatnya mampu berkelit dari serangan musuh dan menuntun Ronggolawe dalam situasi kritis. Kehebatan ini menjadikan Nilam Umbara bukan hanya sekadar kuda, tetapi juga sahabat setia yang menemani Ronggolawe dalam setiap langkah perjuangannya.

Sayangnya, kisah akhir hidup Nilam Umbara sama tragisnya dengan nasib Ronggolawe. Setelah sang ksatria gugur di Sungai Tambak Beras, Nilam Umbara pun menghilang dari catatan sejarah.

Jika dilihat dari kilas balik mengenai hari jadi Tuban, keberadaan Nilam Umbara baru baru mulai dipertanyakan kala kepemimpinan bupati Tuban periode 1968-1970.

Minimnya tatanan administrasi dan pengarsipan dari cerita ini, dari pemerintah atau tokoh masyarakat kala itu, menyebabkan rincian mengenai kuda tunggangan adipati Tuban ini sulit diketahui secara mendetail.

Namun, makam atau petilasan kuda ini konon ditemukan pada tahun 1991 di Jalan Raya Tuban-Bojonegoro. Lokasi tersebut berada di bawah pohon bambu, tetapi sayangnya kini kondisinya memprihatinkan, hanya dibatasi dengan batang kayu lapuk.

Kesaktian dan Keistimewaan Nilam Umbara

Melansir beberapa sumber, Nilam Umbara dikenal sebagai kuda yang memiliki kesaktian luar biasa, menjadikannya legenda di kalangan masyarakat Tuban. Berikut adalah beberapa keistimewaan yang membuat Nilam Umbara begitu dikenang:

1. Sifat Kamanungsan

Dalam cerita rakyat, Nilam Umbara digambarkan memiliki sifat kamanungsan, yaitu kemampuan memahami dan merasakan emosi seperti manusia. Kuda ini bahkan dikisahkan mampu mengerti bahasa manusia, sehingga menjadi mitra sejati bagi Ronggolawe.

2. Indra Keenam

Kemampuan penciuman Nilam Umbara sangat tajam, memungkinkan dia mendeteksi bahaya yang mengancam Ronggolawe. Dengan indranya ini, ia sering memberikan tanda kepada tuannya, membantu mereka memenangkan pertempuran.

3. Gesit di Medan Perang

Kegesitan Nilam Umbara di medan perang adalah salah satu faktor keberhasilannya. Ia mampu menghindari serangan tombak musuh dan mengingat jalan pulang. Bahkan, saat Ronggolawe jatuh pingsan, Nilam Umbara dapat membawa tuannya kembali dengan selamat.

Nilam Umbara sebagai Simbol Daerah

Keberadaan Nilam Umbara diabadikan dalam lambang Kabupaten Tuban, menjadikannya ikon daerah yang penuh makna. Logo ini diciptakan oleh Suwartono dan masih digunakan hingga saat ini. Sayangnya, perhatian terhadap petilasan Nilam Umbara masih minim, menunjukkan kurangnya pengelolaan warisan budaya yang memadai.

Legenda Nilam Umbara adalah pengingat betapa pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya. Kisah kuda ini dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih peduli pada sejarah lokal.

Dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial, generasi sekarang dapat mendokumentasikan dan mengarsipkan cerita-cerita seperti ini agar tetap hidup dalam ingatan bangsa.

Nilam Umbara bukan sekadar kuda biasa, melainkan simbol keberanian, kesetiaan, dan kekuatan. Keberadaannya dalam sejarah Tuban menunjukkan bahwa nilai-nilai luhur dapat diwariskan melalui kisah-kisah legenda yang penuh makna.[UN]