Mengenal Proses Terjadinya Air Hujan dan Bahayanya untuk Kesehatan

ilustrasi hujan (Istock/kulkann)

Air hujan, sebagai bagian penting dari siklus alam, memiliki peran esensial dalam mendukung kehidupan di bumi. Proses terbentuknya hujan melibatkan tahapan yang kompleks, mulai dari penguapan air hingga turunnya hujan kembali ke bumi, membawa keseimbangan bagi berbagai ekosistem.

Namun, di balik manfaatnya, air hujan yang tampak bersih dan alami ternyata menyimpan sejumlah risiko kesehatan yang mungkin terlewatkan. Memahami bagaimana air hujan terbentuk serta bahayanya dapat membantu kita bersikap lebih bijak dalam berinteraksi dengan fenomena alam ini.

Proses Terjadinya Air Hujan

Mengutip beberapa sumber, proses terbentuknya air hujan terjadi dalam tiga tahapan utama yang merupakan bagian dari siklus hidrologi, yaitu evaporasi, kondensasi, dan presipitasi.

1. Evaporasi
Proses ini diawali dengan penguapan air di permukaan bumi. Sinar matahari yang panas menyebabkan air menguap dari laut, danau, sungai, dan permukaan lainnya, membentuk uap air yang kemudian naik ke atmosfer.

2. Kondensasi
Setelah uap air mencapai ketinggian tertentu, suhu yang lebih rendah menyebabkan uap ini mendingin dan berubah menjadi tetesan air kecil atau partikel es di awan. Proses ini dinamakan kondensasi, di mana tetesan air atau partikel es bergabung dan membentuk awan.

3. Presipitasi
Ketika tetesan air di dalam awan semakin berat dan tidak dapat lagi ditahan oleh atmosfer, mereka jatuh kembali ke permukaan bumi dalam bentuk hujan. Proses inilah yang kita kenal sebagai hujan, yang kemudian diserap kembali oleh tanah atau mengalir ke sungai dan lautan, melanjutkan siklus hidrologi.

Bahaya Air Hujan untuk Kesehatan

Walaupun air hujan adalah sumber air alami yang penting, ada beberapa risiko kesehatan yang mungkin muncul karena pencemaran atau kandungan berbahaya di dalamnya. Berikut adalah beberapa bahaya kesehatan yang perlu diwaspadai:

1. Pencemaran Mikroorganisme
Ketika hujan turun, air hujan dapat membawa berbagai partikel dan kotoran yang ada di atmosfer, seperti debu, polusi, atau kotoran hewan. Ini menyebabkan air hujan bisa terkontaminasi oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan parasit. Jika air hujan yang terkontaminasi ini dikonsumsi tanpa pengolahan, hal tersebut dapat menyebabkan infeksi atau gangguan kesehatan lainnya.

2. Hujan Asam
Hujan asam adalah salah satu bentuk polusi yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil yang melepaskan sulfur dioksida (SO₂) dan nitrogen oksida (NOₓ) ke atmosfer. Gas-gas ini bereaksi dengan uap air dan membentuk asam yang bercampur dalam air hujan.

Hujan asam bisa berdampak buruk bagi kesehatan, antara lain menyebabkan iritasi kulit, mata, gangguan pernapasan, dan bahkan berisiko meningkatkan penyakit jantung dan kanker paru-paru bagi yang terpapar dalam jangka waktu panjang.

3. Bahan Kimia Berbahaya
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa di beberapa wilayah, air hujan dapat mengandung zat kimia berbahaya, seperti PFAS (per- and polyfluoroalkyl substances), yang berasal dari produk industri.

Bahan kimia ini berbahaya karena cenderung sulit diurai oleh alam dan dapat masuk ke tubuh melalui konsumsi atau kontak dengan air hujan. Paparan jangka panjang terhadap PFAS dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti kerusakan fungsi hati, gangguan tiroid, serta meningkatkan risiko kanker.

Risiko Penyakit Akibat Perubahan Suhu Tubuh

Meskipun tidak langsung menyebabkan penyakit, kehujanan dapat membuat suhu tubuh turun drastis, sehingga meningkatkan risiko infeksi virus seperti flu. Perubahan suhu tubuh ini dapat melemahkan sistem kekebalan, sehingga membuat tubuh rentan terhadap infeksi dan memperburuk kondisi kesehatan.

Meskipun air hujan adalah salah satu bagian penting dalam menjaga keseimbangan alam dan ekosistem, namun juga bisa membawa bahaya kesehatan jika tidak dikelola atau diwaspadai dengan baik.

Pemahaman mengenai bagaimana hujan terbentuk dan potensi risiko kesehatannya dapat membantu kita untuk lebih berhati-hati, khususnya dalam menggunakan atau terpapar air hujan.

Sebagai langkah pencegahan, hindari mengonsumsi air hujan secara langsung tanpa proses pengolahan yang baik, dan segera bersihkan diri setelah terpapar hujan untuk mengurangi risiko infeksi atau gangguan kesehatan. [UN]