Mengenal Opak Singkong dan Cara Pembuatannya

Opak Singkong yang sedang di jemur di atas ayakan bambu. (Foto: Sulindo/Ulfa Nurfauziah)

Opak singkong, camilan renyah yang berbentuk bundar tipis, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi kuliner masyarakat Jawa Barat. Di wilayah seperti Kuningan, opak singkong, atau sering disebut opak sampeu, menjadi salah satu camilan favorit yang menggugah selera. Dengan bahan sederhana dan cara pembuatan yang unik, opak singkong tidak hanya lezat tetapi juga menyimpan nilai budaya yang kental.

Opak di Jawa Barat memiliki beberapa variasi, seperti opak ketan dan opak singkong. Opak ketan, yang menjadi ciri khas Jampang Kulon, Sukabumi, dibuat dari beras ketan. Camilan ini memiliki dua varian rasa: gurih-asin dan manis, yang disebut opak beureum. Di sisi lain, opak singkong dibuat dari parutan singkong yang dicampur dengan bumbu-bumbu seperti cabai merah, daun bawang, dan garam.

Meskipun berbeda bahan utama, keduanya memiliki kesamaan dalam tekstur yang renyah dan rasa yang menggugah selera. Namun, opak singkong lebih dikenal karena bahan dasarnya yang mudah didapatkan serta proses pembuatannya yang sederhana, menjadikannya camilan yang terjangkau untuk semua kalangan.

Proses Pembuatan Opak Singkong

Membuat opak singkong memerlukan ketelatenan dan keahlian tersendiri. Berikut adalah proses pembuatannya:

1. Persiapan Bahan

Singkong yang telah dikupas dan dicuci bersih diparut hingga halus, kemudian direndam selama dua hari. Air rendaman diganti dua kali sehari untuk memisahkan pati atau aci singkong.

2. Pengolahan Adonan

Setelah dua hari, parutan singkong dimasak dalam air mendidih bersama pati singkong yang telah dipisahkan. Bumbu-bumbu seperti garam, bawang putih, dan daun bawang dapat ditambahkan untuk memberikan rasa gurih yang khas. Adonan dimasak hingga mengental.

3. Pencetakan dan Penjemuran

Adonan yang mengental kemudian dicetak tipis berbentuk bundar menggunakan alas kayu yang dilapisi plastik. Hasil cetakan dijemur di bawah terik matahari hingga benar-benar kering, masyarakat Sunda biasanya menjemur dia atas ayakan bambu karena dianggap cepat kering. Proses menjemur ini memastikan opak memiliki tekstur yang renyah saat digoreng atau dibakar.

4. Penyajian

Opak yang telah kering siap digoreng atau dibakar. Rasanya yang gurih dan renyah menjadikannya camilan yang nikmat untuk dinikmati kapan saja.

Opak singkong tidak hanya menjadi camilan sehari-hari, tetapi juga sering dihidangkan dalam berbagai acara penting seperti pernikahan, khitanan, syukuran, dan hajatan lainnya. Kehadirannya dalam acara-acara tersebut menunjukkan betapa pentingnya camilan ini dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa Barat.

Dengan bahan dasar yang melimpah di Indonesia, seperti singkong, opak singkong memiliki potensi besar untuk terus dilestarikan dan dikembangkan. Selain menjadi camilan tradisional, opak singkong juga menjadi produk unggulan yang mendukung perekonomian lokal, terutama di daerah seperti Kuningan. Biasanya, opak dijadikan sebagai oleh oleh karena rasanya yang enak, gurih dan renyah.

Sebagai camilan tradisional yang sederhana namun kaya rasa, opak singkong adalah bukti bahwa warisan kuliner Nusantara tetap relevan dan menggugah selera hingga kini. Menghidangkan opak singkong bukan hanya soal menikmati makanan, tetapi juga tentang melestarikan budaya dan tradisi leluhur. [UN]