Mengenal Keberagaman Bahasa Ibu di Indonesia

Ilustrasi Keragaman Suku di Indonesia, Foto: himagro.unsil.ac.id Bentuk Keragaman Suku d Indonesia. (Foto: himagro.unsil.ac.id)

Bahasa adalah jendela budaya, identitas, dan sejarah suatu masyarakat. Di tengah arus globalisasi yang semakin deras, bahasa-bahasa daerah menghadapi tantangan besar untuk tetap bertahan. Banyak di antaranya yang mulai terpinggirkan, bahkan terancam punah karena dominasi bahasa nasional dan internasional. Padahal, setiap bahasa membawa nilai-nilai kearifan lokal yang berharga.

Di Indonesia, dengan lebih dari 700 bahasa daerah, menjaga kelestarian bahasa ibu bukan sekadar tanggung jawab komunitas tertentu, tetapi merupakan bagian dari upaya melestarikan kekayaan budaya bangsa.

Untuk itulah, setiap tanggal 21 Februari, dunia memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional sebagai bentuk penghormatan terhadap keberagaman bahasa dan budaya. Peringatan ini menjadi pengingat bahwa bahasa ibu adalah warisan yang perlu dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.

Hari peringatan ini pertama kali dirayakan pada tahun 2000 setelah diusulkan dalam Konferensi UNESCO pada November 1999. Inisiatif ini berasal dari perjuangan rakyat Bangladesh dalam mendapatkan pengakuan terhadap bahasa Bangla mereka. Usulan tersebut kemudian disambut baik oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menetapkannya dalam resolusi tahun 2000.

Pada tahun 2025, peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional telah memasuki usia ke-25 tahun. Sebagai bentuk perayaannya, UNESCO menggelar acara global bertajuk “Bahasa Itu Penting: Perayaan Ulang Tahun Perak Hari Bahasa Ibu Internasional” di kantor pusatnya pada 20-21 Februari 2025.

Keberagaman Bahasa Ibu di Indonesia

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan keberagaman bahasa yang luar biasa. Berdasarkan data dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Indonesia memiliki lebih dari 700 bahasa daerah yang tersebar di berbagai wilayah Nusantara. Keberagaman ini menjadi kekayaan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.

Berikut adalah beberapa bahasa ibu yang digunakan di berbagai daerah di Indonesia:

1. Sumatera: Bahasa Aceh, Bahasa Minangkabau, Bahasa Melayu, Bahasa Kerinci, Bahasa Lematang

2. Jawa: Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Madura

3. Bali dan Nusa Tenggara: Bahasa Bali, Bahasa Sasak, Bahasa Bima, Bahasa Sumbawa, Bahasa Rongga

4. Sulawesi: Bahasa Bugis, Bahasa Makassar, Bahasa Mandar, Bahasa Minahasa, Bahasa Wolio, Bahasa Pamona Morowali, Bahasa Ponosokan/Ponosakan, Bahasa Konjo

5. Maluku dan Papua: Bahasa Buru, Bahasa Hitu, Bahasa Kayeli, Bahasa Tobati, Bahasa Sentani, Bahasa Biak, Bahasa Korowai, Bahasa Serui, Bahasa Tokuni, Bahasa Meoswar, Bahasa Kuri, Bahasa Awban, Bahasa Gresi, Bahasa Ormu, Bahasa Somu/Toro, Bahasa Mander, Bahasa Namla, Bahasa Usku, Bahasa Maklew/Makleu, Bahasa Bku, Bahasa Aframa/Usku, Bahasa Senggi/Senggi Viid, Bahasa Mansim Borai, Bahasa Serui Laut, Bahasa Lisabata, Bahasa Luhu, Bahasa Samasuru, Bahasa Dajub (Tokuni), Bahasa Korowai Karuwage (Korowage)

Keberagaman bahasa ini menunjukkan betapa pentingnya bahasa ibu dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Bahasa ibu tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai identitas budaya yang mencerminkan sejarah dan kearifan lokal suatu komunitas.

Pentingnya Melestarikan Bahasa Ibu

Dalam era globalisasi, banyak bahasa daerah yang mulai terancam punah akibat dominasi bahasa nasional dan internasional. Untuk itu, penting bagi setiap masyarakat untuk terus menggunakan dan mewariskan bahasa ibu kepada generasi berikutnya.

Hari Bahasa Ibu Internasional menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa ibu dalam menjaga identitas budaya. Indonesia, dengan kekayaan bahasa daerahnya, memiliki tanggung jawab besar untuk melestarikan warisan ini agar tidak hilang ditelan zaman. Dengan terus menggunakan, mempelajari, dan mendokumentasikan bahasa ibu, kita turut menjaga keberagaman dan kekayaan budaya bangsa. [UN]