Mengenal Johannes Gutenberg Penemu Mesin Cetak

Johannes Gutenberg penemu mesin cetak. (Encyclopædia Britannica)

Pernahkah membayangkan seperti apa dunia sebelum adanya buku yang dicetak secara massal? Dahulu, ilmu pengetahuan hanya terbatas pada mereka yang mampu mengakses naskah-naskah tulisan tangan yang langka dan mahal. Namun, segalanya berubah ketika seorang inovator dari Mainz, Jerman, memperkenalkan teknologi yang merevolusi cara manusia menyebarkan informasi.

Dialah Johannes Gutenberg, seorang visioner yang berhasil memadukan keterampilan mekanik, kecerdikan, dan keberanian untuk menciptakan mesin cetak modern pertama di dunia. Inovasinya tidak hanya mengubah dunia percetakan, tetapi juga membuka pintu menuju era baru dalam sejarah peradaban manusia: revolusi informasi.

Melalui artikel ini, kita akan menyelami kisah hidup Johannes Gutenberg, mulai dari perjalanan kariernya, inovasi briliannya, hingga bagaimana teknologi ciptaannya menjadi landasan bagi perkembangan literasi dan ilmu pengetahuan di seluruh dunia.

Awal Karier dan Eksperimen Teknologi Percetakan

Johannes Gutenberg, atau dengan nama lengkap Johann Gensfleisch zur Laden zum Gutenberg, adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah teknologi dan informasi. Ia lahir di Mainz, Jerman, pada abad ke-14, dengan tanggal lahir yang tidak pasti, umumnya diyakini sekitar tahun tahun 1394-1404 di Kota Mainz, Jerman.

Namun, pada 1890 Kota Mainz menyatakan bahwa tanggal lahir simbolisnya adalah 24 Juni 1400. Latar belakang keluarga Gutenberg yang bergerak di bidang perdagangan kain dan logam memberikan dasar yang kuat bagi penguasaan logam dan mekanik yang kelak mengantarkannya pada penemuan besar di bidang percetakan.

Setelah kematian ayahnya, Gutenberg pindah ke Strasbourg (sekarang bagian dari Prancis) sekitar tahun 1428-1430. Di kota ini, ia melanjutkan pekerjaannya sebagai pandai besi, ahli batu permata, dan guru seni tukang kayu.

Tahun 1438 menjadi titik penting dalam kariernya ketika ia bergabung dengan sebuah firma percetakan blok. Minat dan eksperimennya dalam bidang percetakan semakin intensif, hingga akhirnya ia menciptakan inovasi besar: teknik cetak dengan jenis huruf yang dapat dipindahkan.

Meskipun konsep jenis huruf yang dapat dipindahkan telah ada sebelumnya, Gutenberg berhasil mengadaptasinya untuk memenuhi kebutuhan percetakan di Eropa. Ia menggunakan pasir sebagai bahan untuk mencetak tipografi dan mengubah pres anggur serta minyak zaitun menjadi mesin cetak yang mampu memberikan tekanan yang keras dan merata.

Pada tahun 1448, Gutenberg kembali ke Mainz untuk mendapatkan modal. Johann Fust, seorang bankir kaya, meminjamkan 800 gulden kepadanya dengan jaminan peralatan percetakan. Kerja sama ini semakin erat ketika Fust memberikan tambahan investasi dua tahun kemudian untuk mendukung pengembangan teknologi percetakan Gutenberg.

Di Humbrechtshof, tempat kerja yang dimiliki oleh kerabat jauhnya, Gutenberg mulai mengerjakan proyek besarnya: Alkitab Gutenberg. Proyek yang dimulai pada tahun 1452 ini selesai pada tahun 1455 dan menjadi salah satu karya cetak paling monumental dalam sejarah.

Alkitab Gutenberg, dengan kualitas tipografi dan artistiknya yang luar biasa, menjadi bukti inovasi dan kreativitas Gutenberg dalam dunia percetakan. Selain itu, ia juga mencetak naskah-naskah lain, termasuk “Türkischen Kalender” pada tahun 1454.

Namun, hubungan antara Gutenberg dan Fust memburuk karena perbedaan visi. Fust, yang lebih berorientasi pada keuntungan finansial, akhirnya menggugat Gutenberg di pengadilan dan memenangkan kasus tersebut. Gugatan ini membuat Gutenberg kehilangan kendali atas usaha percetakannya.

Akhir Hidup

Setelah kehilangan usahanya, kehidupan Gutenberg tidak terdokumentasi dengan baik. Namun, pada tahun 1465, Uskup Agung Mainz memberinya pensiun berupa biji-bijian, anggur, pakaian, dan pembebasan pajak tertentu. Johannes Gutenberg meninggal di Mainz pada 3 Februari 1468.

Warisan Johannes Gutenberg sangat berpengaruh dalam sejarah. Penemuannya memungkinkan produksi buku secara massal dengan biaya lebih murah dan waktu yang lebih singkat. Mesin cetaknya menjadi landasan revolusi informasi yang mendorong penyebaran ilmu pengetahuan dan ide-ide secara luas di Eropa.

Penemuan Gutenberg juga berperan besar dalam meningkatkan tingkat literasi masyarakat dan memicu gerakan-gerakan besar seperti Renaisans dan Reformasi Protestan. Hingga kini, sekitar 50 salinan Alkitab Gutenberg yang tersisa dianggap sebagai salah satu karya cetak paling berharga dalam sejarah.

Johannes Gutenberg tidak hanya dikenang sebagai seorang penemu, tetapi juga sebagai pionir yang mengubah dunia melalui inovasinya. Dengan menciptakan teknologi cetak modern, ia membuka jalan bagi era baru dalam komunikasi dan penyebaran informasi. Warisannya akan terus dikenang sebagai tonggak penting dalam perkembangan peradaban manusia. [UN]