Ilustrasi/islamindonesia.id

Koran Sulindo – Presiden Joko Widodo sangat peduli pada demonstrasi bertajuk “Jatuhkan Ahok“ yang dijadwalkan pada Jumat (4/11) nanti. Hari ini, misalnya, Presiden Jokowi memerintahkan aparat untuk bersiaga dan bekerja secara profesional untuk mengaktisipasi aksi unjuk rasa yang salah satunya disokong Front Pembela Islam (FPI) itu.

“Demonstrasi adalah hak demokratis warga tapi bukan hak memaksakan kehendak dan bukan hak untuk merusak,” kata Jokowi, setelah acara Peringatan Hari Menabung Sedunia Tahun 2016 di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, pagi ini.

Pemerintah disebutnya menjamin hak menyampaikan pendapat tapi juga akan mengutamakan ketertiban umum.

“Aparat keamanan sudah saya minta bersiaga dan melakukan tugas secara profesional jika ada tindakan anarkis oleh siapa pun,” katanya, seperti dikutip situs sekertaris kabinet.

Seperti belum cukup hanya menghimbau, Jokowi juga akan menemui Prabowo Subianto di rumah Ketua Umum Partai Gerindra itu did Desa Bojongkoneng, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, siang ini.

Saat ditanya soal akan bertandang ke Padepokan Garuda Yaksa di Sentul Bogor iti, Jokowi mengangguk.

Kepala Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmuddin juga membenarkan agenda pertemuan Jokowi dengan Prabowo, meski tidak ada dalam agenda harian Presiden Jokowi hari ini.

Sebelumnya beredar pemberitahuan yang disebut mengatasnamakan Prabowo Subianto. “Atas permintaan pihak Istana, Presiden Republik Indonesia Bpk. Joko Widodo didampingi Menteri Koordinator Kemaritiman Bpk. Luhut Pandjaitan berkehendak untuk datang ke Hambalang menjumpai Ketua Dewan Pembina/Ketua Umum Partai Gerindra Bpk. Prabowo Subianto. Karena dari awal sikap Ketua Dewan Pembina/Ketua Umum selalu memelihara dan berusaha menjaga hubungan baik dengan semua pihak apalagi pihak eksekutif negara, maka Bpk. Prabowo Subianto akan menerima dengan baik rencana kunjungan Presiden ke Padepokan Garuda Yaksa Bojong Koneng Bogor hari Senin tanggal 31 Oktober pukul 12.00,” tulis edaran itu.

Pertemuan tersebut diduga sebagai antisipasi Istana atas aksi massa yang akan digelar pada 4 November nanti.

Belum cukup juga, sore ini Jokowi akan memanggil 35 Pemimpin Redaksi media massa di Jakarta untuk hadir ke Istana Kepresidenan.

Polisi

Sebelumnya Kepala Divisi Humas Polri Irjen Polisi Boy Rafli Amar, mengatakan kepolisian menerbitkan surat edaran Siaga I bagi seluruh anggota Brimob agar menunda permohonan cuti karena kebutuhan kekuatan cukup banyak namun jumlah terbatas. Siaga I terhitung mulai Jumat malam pekan lalu hingga ada pencabutan status terhadap kesiagaan personel Brimob Polri.

Polda Metro Jaya juga akan mengerahkan ribuan personel kepolisian untuk mengamankan unjuk rasa yang digelar beberapa organisasi kemasyarakatan (ormas) pada Jumat, 4 November 2016.

“Demo kemarin ada 5.000 personel keamanan, sekarang mungkin 7.000 personel dan sudah di BKO dari TNI. Dari marinir dua kompi, dari Paskhas satu kompi, Kostrad 4 kompi, dan Batalyon POM AD satu kompi bersama sama dengan kita,” kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Mochamas Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (27/10).

Dari hasil rapat antara Kapolri, Wakapolri dan Kakobrimob menerangkan ada beberapa titik yang dijadikan unjuk rasa diantaranya Balai Kota DKI Jakarta, Monumen Nasional, Istana Negara, Bekasi, Tangerang, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat.

“Kami lihat sesuai prosedur atau tidak. Kalau dilakukan dengan cara damai tentu akan kami lindungi, amankan. Tapi jangan sampai gunakan cara anarkis atau kekerasan maka kami punya prosedur juga,” kata Tito.

TNI

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan siap menerjunkan kekuatan TNI secara penuh pada hari itu. Jendral Gatot bahkan berkata akan ikut turun ke lapangan.

“Saya katakan TNI all out semua kekuatan saya siapkan, termasuk saya. TNI setiap saat 24 jam. Kami BKO kepada kepolisian,” kata Gatot, Minggu (30/10).

Rizieq

Aksi yang mengatasnamakan “Aksi Bela Islam II” itu, rencananya pengunjuk rasa akan bergerak dari Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, seusai menunaikan shalat Jumat lalu langsung menuju Istana Merdeka.

Mereka mengkritik gaya kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Ketua Umum FPI Habib Rizieq, seperti dikutip dari situs ormas itu, mengatakan demonstrasi Jumat nanti menuntut agar penegakan hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok direalisasikan. Sebab ucapan Ahok soal surat Al-Maidah 51 disebutnya melukai umat Islam.

“Aksi 4 November murni jihad sesuai konstitusional. Aksi itu bukan untuk SARA bukan untuk Anti Cina, tapi murni penegakan hukum,” kata Rizieq. [DAS]