Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo cium tangan Ketua Umum Partai Demokrat SBY [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Ada hal yang menarik dalam acara buka puasa bersama yang digelar pengusaha Chairul Tanjung pada 2 Juni lalu. Selain karena kehadiran berbagai tokoh dalam acara itu, juga karena tingkah mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang mencium tangan Susilo Bambang Yudhoyono.

Kejadian itu tentu saja menarik perhatian khalayak dan juga wartawan yang hadir dalam acara itu. Sebagian orang langsung menafsirkan peristiwa itu berhubungan dengan tahun politik terutama menjelang pemilihan presiden 2019. Lepas dari situasi politik hari ini, Gatot dan Yudhoyono merupakan sama-sama berlatar militer.

Senior dan junior. Kemudian, hubungan keduanya juga sangat baik ketika Yudhoyono menjadi presiden dan Gatot menjadi Kepala Staf Angkatan Darat. Soal ini, Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik mengatakan, peristiwa itu sebagai penegasan kekuatan politik saat ini.

Dengan kata lain, kata Rachland, cium tangan Gatot itu sebagai pengakuan Yudhoyono yang merupakan Ketua Umum Partai Demokrat memainan peran penting dalam percaturan politik 2019. Terlebih Gatot oleh pendukungnya kerap digadang-gadang sebagai calon presiden pada tahun depan.

“Sebenarnya banyak pula orang selain Gatot yang pernah mencium tangan SBY. Sebagai tanda menghormati,” kata Rachland seperti dikutip detik.com pada Minggu (3/6).

Ia karena itu menilai cium tangan tersebut sebagai penghormatan Gatot kepada Yudhoyono. Dari sisi umurnya, misalnya, Yudhoyono kelahiran 9 September 1949 dan Gatot kelahiran 13 Maret 1960. Jadi, mungkin itu bentuk penghormatan kepada orang yang lebih tua.

Mengenai pemilu dan lain sebagainya, Partai Demokrat, kata Rachland, akan mengumumkan keputusan dan berkoalisi terhadap calon presiden tertentu. Ia meminta publik agar sabar menunggu keputusan tersebut.

Di sisi lain, Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat, Imelda Sari mengatakan, peristiwa cium tangan itu sebagai kewajaran. Selain karena sebagai junior, Yudhoyono juga dianggap pemimpin negara dan dalam suasana Ramadan. [KRG]