Ukiran batu Neolitik di Newgrange. (World Atlas)

Peradaban manusia kuno telah meninggalkan jejak luar biasa yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Di balik kemegahan yang masih berdiri hingga kini, bangunan-bangunan ini menyimpan kisah panjang tentang kecerdasan, spiritualitas, dan kekuatan sosial masyarakat masa lampau.

Di balik nama-nama besar seperti Piramida Giza, Colosseum, atau Tembok Besar China, dunia ini menyimpan banyak keajaiban arsitektur dan peradaban kuno lain yang tak kalah mengagumkan, namun belum banyak dikenal luas.

Beberapa di antaranya terletak di bawah tanah, terapung di atas laut, dipahat di tebing batu, hingga terletak jauh dari keramaian modern. Meski telah melewati ribuan tahun, sisa-sisa kejayaan mereka tetap menjadi penanda kebesaran manusia pada zamannya.

Berikut enam situs dunia kuno yang menarik untuk dikenali lebih dalam dikutip dari laman World Atlas:

1. Derinkuyu, Kota Bawah Tanah di Turki

Terletak di wilayah Kapadokia, Turki, Derinkuyu merupakan salah satu kompleks kota bawah tanah terbesar yang pernah ditemukan. Kota ini dibangun hingga kedalaman sekitar 85 meter dan diyakini mampu menampung hingga 20.000 orang.

Tak hanya ruang tinggal, Derinkuyu juga dilengkapi berbagai fasilitas seperti kapel, tempat pemerasan anggur dan minyak, gudang, serta kandang kuda. Para arkeolog juga menemukan ruang besar berkubah yang diduga difungsikan sebagai sekolah agama.

Diperkirakan, gua-gua ini mulai dibangun oleh bangsa Frigia pada abad ke-8 atau ke-7 SM, dan kemudian diperluas oleh komunitas Muslim Arab selama periode perang Arab-Bizantium (780–1180 M). Kota bawah tanah ini menjadi saksi betapa masyarakat masa lalu mengembangkan sistem perlindungan yang kompleks dan canggih.

2. Nan Madol, “Venesia Pasifik” di Mikronesia

Di tengah perairan Samudra Pasifik, berdiri reruntuhan kota kuno Nan Madol, yang dibangun di atas terumbu karang di pulau Pohnpei, Federasi Mikronesia.

Kota ini berfungsi sebagai pusat spiritual dan politik dari dinasti Saudeleur, yang memerintah antara tahun 1200 hingga 1700. Dengan 130 struktur bangunan dan jaringan kanal pasang surut, kota ini kerap disebut sebagai “Venesia dari Pasifik.”

Yang mengagumkan, sebagian batu basal yang digunakan untuk membangun kota ini memiliki berat mencapai 45 ton, memperlihatkan skala dan kompleksitas kerja masyarakat Pohnpei kuno yang hingga kini masih menjadi misteri arkeologis.

3. Baalbek, Tapak Suci di Lembah Bekaa, Lebanon

Berada di jantung Lembah Bekaa, Lebanon, situs arkeologis Baalbek menyimpan lapisan sejarah yang membentang lebih dari 11.000 tahun, dari masa Prasejarah, Kanaan, hingga Romawi.

Pada masa Romawi, kota ini menjadi lokasi pembangunan dua kuil besar: Kuil Jupiter dengan tiang-tiang kolosal setinggi 20 meter, serta Kuil Bacchus yang dikenal akan detail pahatannya yang rumit. Situs ini kini masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO.

Baalbek menjadi bukti nyata bahwa arsitektur monumental bukan sekadar produk modernitas, melainkan telah lama dikenal dan dipraktikkan oleh peradaban kuno.

4. Newgrange, Monumen Matahari dari Irlandia

Lebih tua dari Stonehenge dan Piramida Giza, situs Newgrange di Irlandia diperkirakan dibangun sekitar tahun 3.200 SM oleh para petani di Lembah Boyne.

Bangunan ini berupa gundukan raksasa berdiameter 85 meter dan tinggi 13 meter, dengan lorong sepanjang 19 meter menuju ruang utama yang memiliki tiga ceruk. Saat titik balik matahari musim dingin (solstis), cahaya matahari menyinari ruang dalamnya secara presisi—menunjukkan perhitungan astronomis yang cermat.

Kini, para peneliti percaya bahwa selain sebagai makam, Newgrange juga berfungsi sebagai kuil pemujaan matahari, menggambarkan sistem kepercayaan kompleks masyarakat Neolitikum.

5. Gua Ajanta dan Ellora, Simbol Toleransi Beragama di India

Di negara bagian Maharashtra, India, berdiri dua kompleks gua kuno: Ajanta dan Ellora. Keduanya mencerminkan pencapaian luar biasa dalam seni pahat batu dan toleransi keagamaan di masa lalu.

Ajanta berisi gua-gua Buddha yang berasal dari abad ke-2 SM hingga ke-6 M, lengkap dengan lukisan dinding dan pahatan relief yang menjadi mahakarya seni kuno India.

Ellora, dengan 34 gua biara dan kuil, mencerminkan keberagaman spiritual karena mencakup ajaran Buddha, Hindu, dan Jainisme. Gua-gua ini dibangun di tebing batu basalt sepanjang lebih dari dua kilometer, antara tahun 600–1000 Masehi.

6. Labirin Mesir, Misteri Arsitektur Firaun

Di dekat piramida Amenemhat III di Hawara, Mesir, terdapat struktur monumental yang dikenal sebagai Labirin Mesir. Dibangun sekitar tahun 1800 SM, labirin ini diperkirakan memiliki luas hingga 28.000 meter persegi.

Setelah penggalian oleh ahli Mesir Kuno, Flinders Petrie, pada 1888, ditemukan sisa-sisa struktur yang mencakup sembilan kuil dan 27 pilar besar. Meskipun sebagian besar sudah rusak, kompleks ini dipercaya dulunya berfungsi sebagai jaringan kuil pemakaman.

Penjelajah Yunani seperti Herodotus bahkan menyebut labirin ini sebagai keajaiban yang melebihi piramida dalam hal keagungan dan kompleksitasnya.

Enam situs ini menunjukkan bahwa peradaban kuno memiliki pemahaman mendalam tentang arsitektur, astronomi, organisasi sosial, hingga nilai spiritual.

Meski tak sepopuler situs wisata mainstream, keajaiban-keajaiban ini layak mendapat tempat dalam narasi besar sejarah umat manusia.

Mereka bukan hanya monumen fisik, tetapi juga cermin dari daya cipta, ketahanan budaya, dan imajinasi manusia yang melampaui batas waktu. [UN]