Koran Sulindo – Sebagai olahraga yang benar-benar berasal dari rakyat, Barongsai juga kental dengan seni dan budaya. Tanpa usaha untuk terus menerus melestarikannya, dikhawatirkan Barongsai lama-kelamaan bakal punah.

Kekhawatiran tersebut disampaikan Wakil Ketua DPR Utut Adianto saat membuka Kejuaraan Daerah Kejuaraan Daerah (Kejurda) Barongsai DKI Jakarta dan Jakarta Open Barongsai.

“Barongsai ini adalah benar-benar olahraganya rakyat. Terlebih, Barongsai juga mengandung seni dan budaya. Kalau olahraga ini tidak dipertandingakan, lama-lama bisa tidak ada,” kata Utut dalam keterangan resmi, kepada koransulindo.com, Minggu (30/9).

Utut yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) itu mengakui, dirinya dan rekan-rekan lain, termasuk pihak yang mendorong agar cabang olahraga Barongsai masuk menjadi anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

“Kita gembira Barongsai kini sudah jadi anggota KONI pada 2013 dan sudah dieksibisikan pada 2016, dan mudah-mudahan bisa dipertandingkan dalam PON 2020,” kata Utut.

Sementara Ketua Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) DKI Jakarta, Charles Honoris, mengatakan bahwa belum banyak yang mengetahui bahwa Barongsai bukan sekadar seni budaya, tetapi juga olahraga.

Padahal, prestasi olahraga Barongsai Indonesia, khususnya Jakarta sudah sampai level internasional. “Klub dari Jakarta bahkan ada yang sudah juara dunia empat kali,” katanya tentang Kong Ha Hong, klub Barongsai asal ibukota.

Menurut Charles, Barongsai adalah olahraga unik, karena memerlukan semangat yang tidak asing lagi bagi orang Indonesia, yakni semangat gotong royong.

“Semangat gotong royong ini yang selalu digelorakan Bapak Bangsa Bung Karno dulu. Lihat saja, bagaimana tim Barongsai bergotong royong dan bekerja sama melewati berbagai rintangan-rintangan yang ada,” kata dia.

Seperti diketahui, Utut Adianto telah secara resmi membuka Kejuaraan Daerah (Kejurda) Barongsai DKI Jakarta dan Jakarta Open Barongsai di Pluit Village, Jakarta Utara, Sabtu (29/9).

Adapun yang diperlombakan dalam Kejurda adalah kategori Barongsai Tradisional, sedangkan Jakarta Open mempertandingkan kategori Barongsai Tonggak.

Charles memaparkan, Kejurda Barongsa DKI ini melibatkan 18 tim dan sedikitnya 200 atlet. Setelah Kejurda, para atlet akan dihadapkan pada Kejurnas di Sumbar pada 9-11 November 2018.

“Kerjuda ini pemanasan untuk Kejurnas, sekaligus untuk PON 2020,” kata anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan ini.

Sekadar informasi, hadir dalam acara pembukaan diantaranya dalah Ketua Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) DKI Jakarta, Charles Honoris, Wakil Ketua Umum PB FOBI, Ronald Sjarif dan Sekjen PB FOBI Xaverius Djunior. [SAE/TGU]