Koran Sulindo – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri menginstruksikan Tiga Pilar Partainya (eksekutif, legislatif, struktural partai) untuk bekerja keras membuat kebijakan yang baik untuk rakyat, terlebih untuk membangun desa.

“Saya menginstruksikan kepada Tiga Pilar Partai, untuk merumuskan politik legislasi, politik anggaran, politik pengawasan, untuk mewujudkan pembangunan pedesaan yang demokratis, terukur, terencana dan tepat sasaran. Itulah tugas utama ideologis kalian,” kata Megawati di acara Peringatan HUT PDIP ke-48, Minggu (10/1), secara virtual. Acara itu turut dihadiri Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin.

Menurut Megawati, kemenangan dalam pemilu tak ada artinya jika PDI Perjuangan tak bisa memperjuangkan perbaikan kehidupan masyarakat Indonesia.

“Kemenangan elektoral tidak ada artinya, jika partai ini tidak memperjuangkan perbaikan kehidupan rakyat melalui keputusan-keputusan politik yang jelas. Segera siapkan Rapat Kerja Nasional dengan agenda yang saya telah sampaikan di atas. Minimal, mulai dijalankan oleh kepala-kepala daerah dan legislatif kita di semua tingkatan,” kata Megawati.

Megawari mengingatkan kepada seluruh kader partai untuk sekali-kali melupakan rakyat. “Jangan sekali-kali untuk memunggungi rakyat, membelakangi rakyat. Jalankan instruksi ini, jangan jalan sendiri-sendiri, atau semaunya sendiri,” jelas Megawati.

Megawati pun mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh kader militansinya di tingkat ranting, PAC, DPC, DPD, maupun di DPP.

“Bergeraklah dalam satu rampak barisan perjuangan, militansi dan kesetiaan kader partai diuji, bukan hanya pada saat partai terpuruk. Militansi dan kesetiaan kader partai diuji, justru pada saat kita menang, saat kita menduduki posisi-posisi penting, saat palu kekuasaan digunakan untuk memutuskan perbaikan kehidupan rakyat, bangsa dan negara, yang sesuai dengan sekali lagi, sesuai dengan sekali lagi, sesuai dengan ideologi Pancasila,” jelas Megawati.

Menurut Megawati, harapan rakyat dititipkan di pundak para kader PDIP. Karena itu berjuang lah bersama untuk rakyat.

“Perjuangan mewujudkan Pancasila tidak akan pernah ada akhirnya. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi bangsa ini tidak akan lenyap dalam tempo satu malam,” kata Megawati.

Megawati meminta semua hal itu dicamkan di dalam hati, sembari menjalankan pesan Bung Karno untuk berdikari, menyisingkan lengan baju untuk memecahkan segala kesulitan rakyat.

“Dirgahayu PDI Perjuangan yang ke-48 tahun, solid bergerak mewujudkan Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan, membangun Indonesia dari desa. Desa kuat, Indonesia maju dan berdaulat,” kata Megawati.

Perkuat Peran Desa

Megawati juga meminta agar Presiden Joko Widodo mengerahkan para pembantunya untuk secara khusus memperhatikan pembangunan desa dan perbaikan data agar programnya lebih sukses.

Megawati awalnya bicara soal peranan desa, kampung, dusun, yang penting sebagai ujung tombak pemerintahan. Wilayah inilah yang berada di garda terdepan pelayanan publik. Desa juga sekaligus tempat hidupnya tradisi dan adat istiadat.

“Desa adalah taman sari kearifan lokal nusantara. Itulah sumber kebudayaan dan kepribadian bangsa,” katanya.

Menurut Megawati, peran desa semakin penting. Apalagi di masa pandemi Covid-19. Namun, Megawati mengingatkan agar semuanya harus didasari oleh data yang lebih presisi serta akurat.

“Dimulai dengan pendataan desa yang presisi, data yang akurat. Sudah waktunya Indonesia memiliki data yang komprehensif,” imbuh  Megawati.

“Yang namanya dari zaman dulu sampai sekarang, sudah 75 tahun merdeka, yang namanya dokumentasi kita, yang namanya data itu, masih saja akurasinya tidak berjalan dengan tidak benar. Kalau mencari data…rasanya…mbok ya data kita itu…seperti agak bermimpi. (Seharusnya) Kita bisa seperti Youtube, dibuka, langsung gelar,” kata Megawati lagi.

Megawati pun bercerita, kala dirinya pernah menelepon Menteri PUPR untuk menanyakan mata air Kali Ciliwung. Meski pertanyaan itu hanya sekilas,  namun si menteri menelepon balik, yang dijelaskan justru soal pengairan di seluruh Indonesia.

“Bayangkan itu data dari sebuah data dari kementerian waktu itu. Mudah-mudahan, ini ada menteri PUPR Pak Basuki, itu maunya cepat gitu lho. Masa tidak begitu cepat?” kata Megawati.

Baginya, isu desa dan data yang akurat ini sngat strategis. Megawati menceritakan pengalamannya saat berkomunikasi dengan pimpinan MPR-nya Kuba. Elite Kuba itu menyampaikan jawaban ketika ditanya mengapa Kuba bisa menghalau AS ketika terjadi konflik di Teluk Babi. Kepada  Megawati dijelaskan, salah satu faktor utama adalah karena orang-orang Kuba di pedesaan langsung bisa berkomunikasi dengan aparat ketika ada upaya dari pihak AS.

“Bukan maksudnya mau tiru-tiru. Tapi desa itu adalah garda depan,” kata Megawati.

Megawati juga menyampaikan harapannya agar perguruan tinggi ikut dilibatkan dalam menangani isu ini. Megawati mengatakan, Presiden RI pertama Soekarno, melibatkan insinyur asli Indonesia untuk pembangunan Gelora Bung Karno. Baginya, Indonesia memiliki banyak putra-putri yang memiliki kemampuan diandalkan untuk kepentingan dan kemajuan nasional. Termasuk untuk kepentingan sistem pendataan nasional.

“Sudah saatnya Indonesia memiliki data tunggal yang digunakan oleh seluruh kementerian dan lembaga negara, juga Pemerintah Daerah. Sekali lagi, pendataan tersebut harus dimulai dari desa, dengan melibatkan partisipasi warga, agar mampu menggambarkan kondisi dan kebutuhan rakyat yang sesungguhnya, memetakan potensi ekonomi desa untuk dijadikan kekuatan ekonomi bangsa,” jelas Megawati.

Megawati pun mengutip ulang pernyataan Bung Karno yang mengingatkan bahwa desa merupakan salah satu benteng pertahanan negara.

“Kebijakan dan program pembangunan haruslah menitik-beratkan pada pemberdayaan desa,” pungkas Megawati. [CHA]