Koran Sulindo – Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri menyatakan bahwa sebuah teori kadang bertentangan dengan apa yang terjadi di lapangan. Karena itu, Megawati mengajak kaum milenial sering turun ke bawah hadir melihat kondisi rill rakyat kecil.
“Pengalaman saya, teori itu belum tentu sama dengan fragmentasi lapangan. Teori sangat menantang kalau untuk ke lapangan,” kata Megawati saat berbicara dengan sejumlah kaum milenial dalam sarasehan bertajuk “Indonesia Muda Membaca Bung Karno” yang digelar Megawati Institute secara daring, Selasa (29/6).
Megawati bercerita di masa Orde Baru, partainya kala itu masih bernama Partai Demokrasi Indonesia selalu mendapat tekanan dan intimidasi dari rezim Soeharto.
Karena itu, dia mengharapkan anak muda tidak terkejut dengan perbedaan teori dengan praktek di lapangan. “Pemerintah yang menyerang kantor partai. Saya jadi bingung sendiri,” kenang Megawati.
Megawati juga mengajak para anak muda untuk membuat diskusi bernas untuk melihat tantangan bangsa Indonesia ke depan sekaligus mencarikan solusi bagi rakyat. Putri Bung Karno itu melihat banyak persoalan rakyat, seperti mengenai konektivitas, yang harus dicarikan solusi. “Jadi tolong bantu saya untuk implementasinya di lapangan,” kata Megawati.
Menurut dia, sebuah teori bisa saja sangat berbeda dengan implementasi di lapangan. “Kebanyakan karena variabelnya di lapangan sangat menantang. Kalau kalian ini lihat ke bawah turun satu RT saja, belum tentu sama,” kata dia.
Megawati juga memuji kiprah para milenial yang menjadi narasumber. Ternyata, Soekarno sebagai Proklamator masih menginspirasi anak-anak muda. Seperti Hanna Keraf, yang memilih membantu kaum perempuan di Nusa Tenggara Timur dengan organisasi Du Anyam.
Megawati memuji pemikiran yang disampaikan Cinta Laura mengenai pentingnya menjaga kebhinekaan. “Very intelligent dan yang disampaikannya benar,” ucap Megawati.
Atau Nahla, pemain biola, dengan harapan sejak kecil anak telah diajari untuk menguasai alat. Selain itu, Megawati berharap anak muda yang bergerak di bidang teknologi dan pemasaran untuk memajukan karya produk rakyat kecil. Menurut Megawati, produk rakyat kecil sejauh ini tidak terlindungi dan dihargai dengan murah.
Megawati acap melihat bahwa barang yang disuguhkan oleh aplikasi banyak berasal dari luar negeri. Padahal, lanjut dia, Presiden Joko Widodo sudah mendengungkan agar anak bangsa membantu produk UMKM.
“Mereka itu sangat rapuh, karena apa? Mereka sangat tradisional, mereka sangat cinta pada budaya bangsa sehingga mereka menunjukkannya dari sisi seni, ada bikin keranjang, batik, kain, sangat rapuh. Karena mereka tidak tahu bagaimana cara berusaha. Itu makanya saya bilang rapuh mereka sangat mudah, maaf, untuk ditipu,” katanya.
Megawati lalu menceritakan produk daerah Endek Bali yang populer akhir-akhir ini. Di mana produk kesenian kain itu mendapat kerja sama dengan brand internasional, Dior. Namun, sangat disayangkan satu helai kain dihargai antara Rp 120 ribu-Rp 160 ribu.
“Saya sudah bilang setiap hasil seni Indonesia harus dipatenkan,” ucapnya.
Megawati meyakini pasti harga jual kembali kain Endek Bali di Dior sangat tinggi. Dia pun mengajak anak-anak muda yang mengerti mengenai kesenian untuk belajar dari hal tersebut.
“Kalau sudah ada Dior-nya itu, lalu akan dijualnya berapa? Bukan tidak boleh, saya bukan orangnya antiasing, tetapi itu barang kita, barang milik rakyat kita yang harusnya dibantu bahwa mereka itu harus dituntun dari hulu sampai hilir,” ujar Megawati.
Sementara itu, Staf Khusus Presiden, Putri Tanjung Putri mengatakan di masa pandemi ini, banyak anak-anak muda yang menginspirasi untuk membantu UMKM agar bisa bertahan bahkan bangkit dari kesulitan.
“Saya merasa beruntung bisa berkeliling Indonesia bertemu UMKM yang di masa pandemi ini mereka sangat merasakan dampaknya,” kata Putri.
“Ada 15 ribu UMKM yang gulung tikar karena tidak terkoneksi dengan ekosistem digital,” jelasnya.
Dalam kondisi ini, kata Putri, perlu peran anak-anak muda membantu UMKM untuk mengondisikan produknya dengan ekosistem digital.
“Banyak sekali anak muda yang bisa mengambil perannya membantu UMKM untuk bertahan bahkan bisa lebih baik meski dihantam pandemi,” katanya.
Lebih jauh dikatakan Putri bahwa sosok Bung Karno bukan hanya bapak bangsa dan pendiri republik. Tapi sosok yang percaya bahwa pemuda bisa melakukan hal besar untuk memajukan bangsa.
Bung Karno, sambung Putri, adalah sosok yang percaya bahwa kemandirian ekonomi anak bangsa bisa membuat Indonesia menjadi bangsa berdaulat.
“Spirit Bung Karno ini selalu saya bawa dan melekat di hati. Anak muda harus berperan dan bisa berdampak untuk banyak orang,” kata putri pengusaha Chairul Tanjung itu.
Acara itu dihadiri sejumlah pembicara, yakni Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim, William Tanuwijaya (Founder & CEO Tokopedia), Putri Tanjung (Staf Khusus Presiden), M Alfatih Timur (Founder & CEO Kitabisa.com), Arief Rosyid (Komisaris BSI & Alumni SPBB Megawati Institute), Cinta Laura (Pemerhati Pendidikan & Artis), Bagus Ade (Aktor), Hanna Keraf (Co-Founder Du Anyam), dan Mevlied Nahla (Seniman – Violinis). Hadir juga Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP Sukur Nababan. [CHA]