Media Filipina Potret Pembangunan Pangkalan Militer Tiongkok di Kepulauan Spratly

Kepulauan Spratly [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Sebuah foto menunjukkan Tiongkok sudah nyaris selesai membangun pangkalan militer di kawasan Laut Tiongkok Selatan. Foto yang diperoleh Inquirer, media daring Filipina menunjukkan, Tiongkok menyatukan tujuh pulau lewat reklamasi yang sesungguhnya itu menjadi objek sengketa wilayah dengan Filipina.

Lokasi itu merupakan Kepulauan Spratly. Dari foto tersebut, Tiongkok terlibat membangun benteng-benteng pertahanan militer. Sebagian besar foto itu diambil dari ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut pada periode Juni hingga Desember 2017. Sebagian lokasi itu telah berubah menjadi pulau buatan dan kini memasuki tahap akhir pembangunan pangkalan militer angkatan udara dan angkatan laut Tiongkok.

Salah satunya adalah Pulau Thitu yang awalnya diklaim di bawah kekuasaan Filipina. Di pulau itu berdasarkan foto tersebut telah dibangun fasilitas militer Tiongkok. Foto-foto tersebut dipastikan autentik dan asli. Dari pembangunan itu, benteng-benteng militer Tiongkok tersebut menggambarkan kekuatan militernya di wilayah itu. Salah satu pulau buatan tersebut berada di wilayah zona eksklusif ekonomi Filipina di Laut Tiongkok Selatan.

Berdasarkan putusan pengadilan arbitrase PBB di Den Haag, Commodore Reef adalah milik Filipina. Laporan lembaga think thank Amerika Serikat (AS) Asia Maritime Transparency Initiative (Amti) menyebutkan, pembangunan pangkalan militer terbanyak pada 2017 terjadi di Panganiban Reef yang memiliki luas 110 ribu meter persegi.

Menurut Amti, pembangunan pangkalan militer Tiongkok itu diduga terdapat terowongan bawah tanah, penampungan rudal, radar, dan antena frekuensi. Lewat foto itu juga terlihat kapal kargo yang mengangkut pasokan alat-alat berat ke pulau-pulau buatan tersebut. Di Kagitingan Reef juga terdapat tiga kapal militer yang diperkirakan mampu mengakut pasukan dan peralatan militer.

Tindakan Tiongkok itu boleh jadi mengabaikan kesepakatan bahwa tidak boleh ada pembangunan apapun di wilayah yang masih bersengketa tersebut, terutama di Kepulauan Spratly. Awalnya Tiongkok melunak dan mulai menghentikan pembangunan pangkalan militernya di kawasan itu. Bahkan negara itu berjanji akan berinvestasi di Filipina. Juga berbicara tentang kerangka kerja untuk bernegosiasi dengan Asean tentang strategi pengelolaan wilayah perairan kawasan.

Persoalan sengketa wilayah ini nampaknya terus akan berlanjut. Pasalnya, selain Filipina dan Tiongkok, Brunei, Malaysia dan Vietnam juga mengklaim pemilik daro bagian Kepulauan Spratly. Terakhir Taiwan juga menuntut hal yang sama. [KRG]