Perum Bulog memprediksi produksi beras nasional akan mengalami penurunan pada musim tanam kedua (MT II). Faktor utama adalah Indonesia sudah memasuki musim kemarau sehingga akan ada kendala dalam produksi beras secara keseluruhan.
Direktur Perum Bulog Bayu Krisnamurthi juga menyebut bahwa pada musim kemarau penyerapan beras dalam negeri akan tidak maksimal. Ia mengatakan pada tahun lalu Bulog hanya berhasil menyerap sebanyak 300.000 ton pada musim paceklik.
“Saya sebut saja, di tahun lalu Bulog semester dua hanya bisa menyerap 30.000 ton,” kata Bayu, Senin (20/5).
Dampak lain dari penurunan produksi beras nasional adalah kecenderungan peningkatan harga akibat kurangnya pasokan di pasar. Namun Bulog memastikan kondisi ini tidak akan mengerek harga beras lebih tinggi karena panen masih akan terus berlangsung.
Demi menjaga stok beras bisa mencukupi Bulog menargetkan penyerapan beras dalam negeri pada panen raya di MT I saat ini dapat mencapai 600.000 ton beras untuk menjadi buffer stock di musim kemarau.
“Kita optimistis bisa menyerap 600.000 ton setara beras di musim panen. Dan itu angka yang lebih tinggi dari tahun 2022,” ujar Bayu.
Bulog juga memastikan program stabilisasi beras akan tetap berjalan melalui penyaluran bantuan pangan beras maupun penyaluran Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Sementara itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menugaskan Perum Bulog untuk menyerap gabah dan beras dari para petani. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Cadangan Pangan Bapanas Rachmi Widiriani.
Menurut Rachmi, stok beras Bulog per tanggal 14 Mei 2024 telah mencapai 1.860.982 ton. Cadangan tersebut naik dari sekitar 1,7 juta ton pada awal bulan Mei 2024 yang lalu.
Sebagai informasi, pemerintah telah menetapkan cadangan minimal beras guna memastikan pasokan selama kemarau dan musim bencana, sekaligus menegaskan Bulog untuk merealisasikan impor.
“Pemerintah sudah menetapkan Cadangan Beras Pemerintah minimal sebanyak 2,4 juta ton. Ending stok minimal 1,2 juta ton,” kata Rachmi.
Bulog juga menyatakan bahwa stok beras sudah lebih dari cukup dan dapat memenuhi kebutuhan beras nasional sampai pada akhir tahun. Sesuai dengan penugasan dari pemerintah, Bulog juga akan menyerap gabah dan beras dari petani sekaligus merealisasikan impor. [PAR]