Rahayu Saraswati Djojohadikusumo [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Setelah namanya disebut-sebut masuk dalam bursa calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengapresiasi dan merasa terhormat atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan. Dukungan dan kepercayaan itu, ia sebut berasal dari masyarakat dan pengurus organisasi sayap Partai Gerindra.

Adapun organisasi sayap partai yang mengusulkan nama Sara – sapaan akrabnya – adalah Tidar dan Gerakan Kristen Indonesia Raya (Gekira). Dikatakan Sara, menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta bukan hal yang ringan. “Saya harus sampaikan kepada teman-teman, kita perlu menghormati mekanisme yang berjalan di partai. Keputusan dan wewenang hanya ada di pimpinan partai,” kata Sara ketika dihubungi melalui pesan WhatsApp pada Selasa (25/9).

Sebelumnya, Wakil Sekjen Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan, selain Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik, nama Sara juga masuk bursa calon Wakil Gubernur DKI Jakarta yang diusulkan partainya. Nama Sara, kata Andre, diusulkan oleh Tidar dan Gekira. Sara disebut menjadi figur alternatif dari sosok Taufik yang selama ini digadang-gadang menggantikan Sandiaga Uno.

Walau demikian, Andre memastikan, belum ada keputusan apapun dari Partai Gerindra soal pengganti Sandiaga. Karena itu, semua pihak diminta untuk menunggu keputusan pimpinan Partai Gerindra mengenai siapa sosok yang akan mendampingi Anies Baswedan memimpin DKI Jakarta.

Kendati secara pribadi tidak punya ambisi menjadi orang nomor dua di DKI Jakarta, Sara akan tetapi sebagai kader partai siap menerima amanah dan mandat yang diberikan kepadanya. Ia siap menjadi pelayan rakyat dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat di tingkat eksekutif.

“Harus siap, tapi saya masih harus memikirkan lebih matang karena jujur belum ada pemikiran untuk jabatan eksekutif saat ini,” kata Sara.

Perdebatan untuk mengisi jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang ditinggalkan Sandiaga Uno masih menjadi perdebatan antara Partai Gerindra dan Partai Keadilan sejahtera (PKS). Pasalnya, kedua partai inilah yang mengusung sosok Anies Baswedan dan Sandiaga ketik bertarung di Pilkada DKI Jakarta pada 2017.

Dikatakan Andre, pihaknya merasa berhasok mengajukan calon pengganti Sandiaga lantaran Sandi diusung oleh Partai Gerindra waktu itu. Namun, karena Gerindra dan PKS merupakan koalisi ketika mengusung Anies dan Sandi, maka akan ada koordinasi dengan PKS untuk mengisi kekosongan jabatan tersebut.

Partai Gerindra dan PKS belum menemukan kesepakatan tentang siapa yang berhak mengisi kekosongan jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta. PKS, misalnya, sudah menyiapkan 2 nama untuk menggantikan sosok Sandi yakni Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto. Sedangkan, Ketua DPD Partai Gerindra DKI M. Taufik juga berkeras bahwa itu adalah hak partainya.

Kedua partai optimistis Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKS Sohibul Iman mampu mengambil keputusan yang tepat dan terbaik mengenai soal ini. [KRG]