Ilustrasi/Dokumentasi TKN Jokowi/Ma'ruf Amin
Koran Sulindo -Calon wakil presiden nomor urut 01, KH. Ma’ruf Amin menghadiri silaturahmi bersama puluhan kiai dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) se-Jawa Tengah bagian utara. Melalui sambutannya, mustasyar PBNU ini menegaskan konsolidasi untuk mempersiapkan diri menyambut 100 tahun kedua NU yang dimulai pada 2026.
“Menjelang 100 tahun NU pada 2026, NU juga harus mempersiapkan 100 tahun ke dua, kita siapkan landasannya milestone agar siap take off tinggal landas, jadi sudah siap dengan pembaharuan,” kata Kiai Ma’ruf kepada puluhan perwakilan kader Nahdliyin yang hadir di Hotel Gumaya, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (5/2/2019).
Selain soal konsolidasi NU,  Ma’ruf juga memaparkan peringatan dini akan ancaman perang ideologi yang datang dari kelompok radikalis di Pilpres 2019. Ia mengibaratkan, perang tersebut bak kehilangan insiden sandal dan masjid.
“Jadi kalau dulu ke masjid, hanya sendal hilang, sekarang sendalnya ada tapi masjidnya yang hilang. Itu karena apa? Karena masjid-masjid mulai dikuasai ideologi yang bukan Ahlulssunnah wal Jamaah, tapi almakiyun, bukan ahli mekkah, tapi ahli memaki-maki,” katanya.
Karenanya, Kiai Ma’ruf mengajak kepada seluruh warga NU untuk bisa menjaga eksistensi kelompok ormas Islam terbesar di Indonesia ini. Hal ini ditujukan demi mempertahankan keutuhan berbangsa dan bernegara, selaras dengan ajaran agama.
“Mari kita jaga masjid-masjid kita, Kita harus mengelola masjid dengan baik, ditakmirkan, dan menggunakan Islam moderat, yang santun, rahmatan lil alamin,” kata Ma’ruf.
Didukung Ulama
Di sela-sela silaturahim di Jateng, Ma’ruf Amin mengunjungi pesantren yang pernah dikunjungi Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, yakni Pondok Pesantren Al-Hidayat Krasak, Demak.
Lawatan Ma’ruf ke pondok pesantren itu langsung diterima oleh pengasuhnya KH Misbahul Munir beserta ribuan santri dan warga Demak.
Ma’ruf disambut dengan lagu bernafaskan Islam (Nasyid) yang dinyanyikan para santri. Kiai Ma’ruf juga disediakan panggung di depan rumah KH Misbahul Munir untuk menyampaikan tausiah dalam acara Krasak Bersholawat.
Massa yang berjumlah ribuan orang berkumpul mendengar tausiah dari Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu.
Dalam kesempatan wawancara, media menanyakan soal kehadiran Prabowo di ponpes itu beberapa waktu lalu.
Namun, Kiai Ma’ruf menjawab bahwa dirinya tidak mempermasalahkan Prabowo ataupun pihak dari kubu sebelah datang ke pesantren Al-Hidayat. Sebab, mantan Rais Aam PBNU ini mengatakan bahwa dirinya maju di Pilpres 2019 atas dukungan ulama. Selain itu, Ma’ruf juga meyakini dirinya merepresentasikan nahdliyin yang tidak dimiliki kubu sebelah.
“Kan beda ada yang datang sendiri, ada yang disambut, ada nongol sendiri. Ada yang maunya dua belah pihak. Kami kan didukung sama semua kiai,” kata Ma’ruf.
Ma’ruf juga menjelaskan, kedatangan kubu sebelah ke pesantren ini hanya sekadar mampir, lalu diterima oleh KH Misbahul Munir. Sementara, saat Ma’ruf datang, dirinya disambut dengan berbagai macam acara.
“Dengan kehadiran ulama dan jemaah yang banyak. Jadi tentu beda,” kata Dewan Pengawas Bank Syariah ini.
Sebelumnya diberitakan, Prabowo Subianto menyambangi Pondok Pesantren Al-Hidayat Krasak Demak, Jawa Tengah pada 29 September 2018. Saat itu, Prabowo meminta doa restu kepada KH Misbahul Munir. [CHA]
Ilustrasi/Dokumentasi TKN Jokowi-Ma’ruf Amin