Ilustrasi: Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH. Ma'ruf Amin mengajak masyarakat menggunakan hak pilihnya pada 17 April 2019 mendatang/TKN 01

Koran Sulindo – Calon Wakil Presiden nomor urut 01 KH Ma’ruf Amin mengajak masyarakat untuk tidak takut mencoblos ke tempat pemungutan suara (TPS). Imbauan itu disampaikan Kiai Ma’ruf saat menghadiri deklarasi dukungan di Rumah Hijau di Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (27/3).

“Ya, ada isu untuk mempengaruhi masyarakat untuk tidak ke TPS. Didorong untuk golput. Bisa dengan cara biasa dengan cara halus, bisa juga dengan cara intimidasi. Karena itu masyarakat jangan takut,” kata Kiai Ma’ruf.

Mantan Rais Aam PBNU ini melanjutkan, negara akan menjamin keselamatan warganya dalam menentukan pilihan di Pemilu. Karenanya, Kiai Ma’ruf meminta masyarakat tidak takut dengan ancaman-ancaman dari pihak tak bertanggung jawab itu.

“Berikan hak suaranya dengan penuh kesadaran dan keberanian. Tidak ada rasa takut mengambil tanggung jawabnya sebagai warga bangsa,” kata Ma’ruf.

Menurut Ma’ruf, deklarasi dari Rumah Hijau ini, sangat sederhana tetapi berkesan. asalnya, Deklarasi ini sendiri digelar di sebuah gudang.

“Jadi sekian banyak, ribuan orang menyatakan dukungan dari ngaji dengan khusyuk karena itu makin yakin kemenangan akan diraih lebih besar lagi, terutama di Temanggung,” ucapnya.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini mengatakan, relawan Rumah Hijau telah berjanji untuk bekerja door to door dan man to man. “Dan mereka ini kaum milenial,” katanya.

“Rabu Putih”

Gerakan Pemuda Ansor akan melakukan gerakan ‘Rabu Putih’ pada 17 April mendatang, tepat di hari pencoblosan Pemilu 2019. Para anggota organisasi itu akan berada di Tempat Pemungutan Suara (TPS) memakai baju putih untuk memastikan tidak ada intimidasi terhadap rakyat pemilih.

Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, gerakan itu berawal dari keprihatinan dengan maraknya hoaks dan ujaran kebencian. Tindakan itu mulai mulai membelah masyarakat menjadi dua secara diametral.

“Jadi kalau bukan kita ya mereka. Padahal kontestasi Pemilu ini seharusnya disikapi dengan riang gembira tidak ada perseteruan tidak ada permusuhan. Karena pada prinsipnya sama, mencari pemimpin yang terbaik,” kata Gus Yaqut, sapaan akrabnya.

Dampaknya, angka golput menjadi naik karena orang menjadi takut dan memilih tidak ke TPS. Hal itu mendorong GP Ansor mencari cara memastikan partisipasi warga di pemilu tetap tinggi.

“Ketemulah Rabu Putih itu. Kemudian kita tetapkan sebagai sebuah gerakan, kita ajak seluruh komponen masyarakat. Artinya ini bukan milik Ansor saya kira. Kita lempar ini ke masyarakat agar seluruh komponen masyarakat terlibat dalam gerakan Rabu Putih ini,” ujarnya.

Sejumlah konsep kegiatan sudah disiapkan. Diantaranya sebagian dari 4,7 juta kader Ansor akan difungsikan sebagai back-up pengamanan aparat TNI-Polri. Sebagian lagi ditugaskan menjaga TPS mengantisipasi segala kemungkinan yang ada.

Yang tidak bertugas di sana, lanjutnya, akan menggerakkan pemilih ke TPS.

“Pemilih yang karena keterbatasan-keterbatasan tertentu sehingga tidak bisa datang ke TPS, kita ajak mereka berangkat ke TPS,” imbuhnya.

Menyoal kemungkinan gesekan karena Kubu Prabowo-Sandi juga menggerakkan massa yang sejenis, Gus Yaqut mengatakan hal demikian tidak perlu. Sebab berbeda pilihan bukanlah masalah buat GP Ansor. Yang dikerjakan adalah memastikan semua warga mendapatkan hak untuk memilih.

“Saya kira tidak perlu gesekan. Dan teman-teman di Banser saya kira tahu koridor ini. Mereka tidak akan mudah terpancing atau digesek, atau digosok, hingga terjadi gesekan antar pendukung,” katanya.

“Kita lebih santun yang jelas. Kita akan bergerak lebih santun, kita akan melakukan salat subuh berjemaah di masjid-masjid yang bisa kita akses. Kemudian kita akan berangkat bersama-sama pakai baju putih. Karena itu identitas kita, identitas kiai kami itu yang sedang berkontestasi,” imbuhnya.

Menurut dia, tidak ada yang perlu didramatisir, ditakuti, provokasi maupun intimidasi.

“Kami ingin mengajak warga, masyarakat riang gembira menghadapi pemilihan,” kata Yaqut.

Karenanya, kata Gus Yaqut, pihaknya akan melakukan gerakan tersebut utamanya di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Sebab di wilayah itu yang diduga akan tinggi tingkat golputnya.

“Mereka yang tidak mencoblos 30 persen. Kita ingin mendorong supaya turun. Kita bikin semaksimal untuk mendorong masyarakat datang ke TPS,” kata Yaqut. [CHA]