Jakarta, koransulindo.com – Marie Thomas, seorang dokter perempuan yang membanggakan, telah meninggalkan jejak sejarah yang tak terlupakan dalam dunia kedokteran di Indonesia. Sebagai dokter perempuan pertama di Hindia Belanda, Marie Thomas telah membuktikan bahwa perempuan juga dapat mencapai kesuksesan dalam bidang kedokteran.
Marie Thomas lahir pada tahun 1896 di Minahasa, Sulawesi Utara. Sejak kecil, ia telah menunjukkan minat yang besar dalam bidang kedokteran. Setelah menyelesaikan pendidikannya di sekolah dasar, Marie Thomas melanjutkan pendidikannya di sekolah kedokteran STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) di Jakarta.
STOVIA adalah sekolah kedokteran yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda untuk melatih dokter-dokter pribumi. Marie Thomas menjadi salah satu dari sedikit perempuan yang diterima di sekolah ini. Ia menunjukkan kemampuan dan dedikasinya dalam bidang kedokteran, sehingga ia dapat menyelesaikan pendidikannya dengan baik.
Setelah lulus dari STOVIA, Marie Thomas menjadi dokter perempuan pertama di Hindia Belanda. Ia bekerja sebagai dokter di beberapa rumah sakit di Jakarta, bernama Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (CBZ) (sekarang Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo) dan kemudian membuka praktik sendiri. Marie Thomas juga aktif dalam organisasi-organisasi perempuan dan sosial, serta menjadi pelopor dalam bidang kesehatan perempuan.
Selain itu, Marie Thomas juga dikenal sebagai pendiri sekolah kebidanan di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Sekolah ini didirikan untuk melatih bidan-bidan perempuan yang dapat membantu dalam proses persalinan dan perawatan ibu dan anak.
STOVIA awalnya tidak menerima mahasiswa perempuan untuk belajar kedokteran disana, namun atas usaha dari Aletta Jacobs (dokter wanita Belanda) yang mengunjungi Hindia Belanda pada tahun 1911, dirinya mendesak pihak pemerintah Hindia Belanda yakni Gubernur Jenderal A. W. F. Idenburg untuk menerima mahasiswa wanita belajar mengenai ilmu kedokteran disekolah ini.
Marie Thomas mulai belajar di STOVIA pada September 1912 dan ia didukung oleh yayasan SOVIA, Perkumpulan untuk Membentuk Dana Studi untuk Pendidikan Dokter Hindia Wanita (SOVIA atau Vereeniging tot Vorming van een Studiefonds voor Opleiding van Vrouwelijke Inlandsche Artsen).
Marie Thomas telah meninggalkan warisan yang tak terlupakan dalam dunia kedokteran di Indonesia. Ia telah membuktikan bahwa perempuan juga dapat mencapai kesuksesan dalam bidang kedokteran dan menjadi contoh bagi perempuan-perempuan lainnya. Dengan dedikasinya dalam bidang kesehatan, Marie Thomas telah membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. [IQT]