Jakarta – Mantan Menteri Pertahanan Israel Avigdor Liberman mengatakan pada Sabtu (19/07/2025) bahwa Iran “terobsesi” untuk membalas dendam terhadap Israel setelah perang 12 hari antara kedua negara yang bermusuhan tersebut, dan memperingatkan bahwa Yerusalem harus menyerang lagi suatu saat nanti.
Liberman, yang memimpin partai oposisi Yisrael Beytenu, mengatakan kepada program berita Channel 12 “Meet the Press” bahwa balas dendam adalah “satu-satunya yang dipikirkan oleh para pemimpin Iran.”
“Saya dapat mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan oleh penilaian intelijen dan para pejabat” tentang kemampuan nuklir Iran setelah serangan Israel dan AS, tambahnya, seraya berkata “mereka semua berbicara tentang sekitar satu hingga dua tahun” bagi Iran untuk membangun kembali program nuklirnya.
Meskipun ambisi nuklir Teheran akan tetap menjadi masalah, Liberman mengatakan, “yang lebih mengkhawatirkan adalah Iran saat ini terobsesi dengan perang balas dendam” terhadap Israel.
“Hanya itu yang menarik minat mereka saat ini. Perang balas dendam, itu saja,” ujarnya, dikutip dari The Times of Israel.
Ketika ditanya apakah menurutnya hal ini berarti Israel harus menyerang Iran lagi, Liberman menjawab “akan lebih baik jika kami menyerang lebih dulu lagi.”
“Kali ini, Iran ingin menyerang lebih dulu,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, “bukan hanya teori” bahwa Iran sedang berupaya menghidupkan kembali program nuklirnya.
“Dan yang paling saya khawatirkan adalah rudal balistik,” kata Liberman.
“Anda lihat apa yang terjadi di sini ketika hanya 26 rudal mendarat di Israel dan tingkat kerusakan yang ditimbulkannya.”
“Mereka sedang mempersiapkan serangan besar,” lanjutnya, menambahkan bahwa Iran memiliki ribuan rudal.
“Bayangkan jika bukan hanya 26 rudal yang menghantam Israel, bagaimana jika 260 rudal? Kerusakan seperti apa yang akan ditimbulkannya?”
Oleh karena itu, “kita tidak punya pilihan lain” selain menyerang Iran terlebih dahulu, menurut Liberman, mengatakan itulah yang akan ia lakukan jika ia berada di posisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
“Saya harap itulah yang mereka rencanakan.”
“Dan saya akan memberi tahu Mossad untuk bekerja menuju satu tujuan: pergantian rezim,” ujarnya, dengan alasan pergantian rezim total adalah satu-satunya cara untuk memastikan Iran tidak menjadi ancaman bagi Israel. [BP]




