Koran Sulindo – Pemerintah Malaysia di bawah Perdana Menteri Mahathir Mohammad berupaya menyelidiki berbagai kasus yang melibatkan mantan PM Najib Razak. Di samping skandal dana talangan terhadap perusahaan milik negara yakni 1Malaysia Development Berhad (1MDB), aparat hukum juga sedang menelisik soal penggelapan dan suap terhadap Najib.
Mengutip hasil wawancara Mahathir dengan Reuters, Channel News Asia menulis, penyidik kini sudah memiliki alat bukti mengenai beberapa hal yang dituduhkan kepada Najib. Penyidik disebut sudah membuat kasusnya hampir “sempurna” terutama alat bukti untuk membawa para tersangka utama ke pengadilan. Mereka dituduh menyalahgunakan uang negara hingga miliaran dolar.
Najib, kata Mahathir, sebagai pendiri 1MDB berperan penting dalam kasus tersebut. Untuk 1MDB, Najib disebut orang yang paling bertanggung jawab. Karena, dana talangan yang diberikan kepada 1MDB mestilah berdasarkan tanda tangan Najib. “Kami punya semua itu dalam semua transaksi yang dialirkan kepada 1MDB. Sebab, ia yang bertanggung jawab,” kata Mahathir seperti dikutip Channel News Asia pada Selasa (19/6).
Kasus 1MDB yang pernah berhenti karena dinilai tidak ada masalah hukum, kembali dibuka setelah Mahathir memenangi pemilihan umum Malaysia beberapa waktu lalu. Mahathir merupakan Perdana Menteri Malaysia yang berkuasa selama 22 tahun. Lalu, pada 2003, ia memutuskan untuk mundur dari panggung politik.
Meski telah berusia 92 tahun, ia kembali berpolitik dan berkoalisi dengan oposisi untuk mengalahkan Najib. Setelah kemenangannya yang menakjubkan itu, Mahathir kembali membuka kasus 1MDB yang menyeret nama Najib.
Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) pernah menyelidiki dugaan pencucian uang lebih dari US$ 4,5 miliar yang berkaitan dengan dana talangan 1MDB. Dan sekitar US$ 700 juta masuk ke rekening pribadi Najib. Karena kasus itu, pemerintah Mahathir telah mengeluarkan keputusan melaran Najib untuk meninggalkan Malaysia.
Soal tuduhan itu, Najib berkali-kali telah membantahnya terutama uang senilai US$ 700 juta yang masuk ke rekening pribadinya. Uang itu disebut sebagai hibah dari Arab Saudi tapi Najib tidak menyebutkan siapa yang mengirimkannya. Untuk itu, Mahathir memastikan, pihaknya akan membuktikan tuduhan itu di pengadilan.
Kepada Reuters, Najib membantah telah melakukan sesuatu yang melanggar hukum mengenai dana talangan kepada 1MDB. Bahkan jika ia memerintahkan hal yang ilegal kepada 1MDB, dewan direksi tidak wajib mematuhinya.
Dikatakan Mahathir, penyidik saat ini sedang mengumpulkan semua bukti untuk membawa Najib ke pengadilan. Terutama tuduhan atas penyalahgunaan kekuasaan ketika menjadi Perdana Menteri. Tuduhan itu bisa saja penggelepan, korupsi, kerugian negara atau penyuapan. Itulah yang akan dibuktikan di pengadilan dan pemerintah akan memastikan tuduhan itu sesuai dengan bukti-bukti yang ada. [KRG]