Presiden Venezuela, Nicolas Maduro [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Di tengah ancaman intervensi militer dari Amerika Serikat (AS), pemerintah Venezuela di bawah Presaiden Nicolas Maduro tetap menyerukan dialog dengan kelompok oposisi untuk mengakhiri krisis politik di negara itu. Biar demikian, Maduro memastikan tidak akan tinggal diam jika negara asing menginvasi Venezuela.

“Che (Guevara), Fidel (Castro), (Hugo) Chavez adalah orang-orang yang menginspirasi kami, mereka memberikan kami kekuatan,” kata Maduro seperti dikutip teleSUR pada Selasa (5/2).

Sejak tokoh oposisi Juan Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara Venezuela yang disebut sebagai upaya kudeta terhadap Maduro mendapat dukungan penuh dari AS. Negara adikuasa ini bahkan sudah mempertimbangkan akan menggunakan intervensi militer terhadap Venezuela.

Dikatakan Maduro, ketika Chavez meninggal dunia dan menggantikan kedudukannya sebagai presiden, ia justru dengan segera mengadakan pemilihan umum. Ia tak ingin berkuasa tanpa adanya pemilihan umum.

Setelah upaya kudeta oleh Guaido pada 23 Januari lalu, AS terus meningkatkan intimidasi dan sanksi kepada Venezuela. Terbaru adalah mempertimbangkan intervensi militer terhadap Venezuela. AS menargetkan sumber daya alam terutama minyak Venezuela. Namun, sekutu AS menolak akan upaya militer ini walau mengakui kepemimpinan Guaido.

Perilaku AS dan sekutunya, menurut Maduro, adalah hal menjijikkan dan menggelikan. Oleh karena itu, intimidasi AS dan sekutunya ini merupakan sebuah serangan terhadap seluruh kelompok “kiri” dan progresif di seluruh dunia. Tentang ajakan oposisi terhadap militer yang menggelorakan perang disebut Maduro sebagai tindakan bodoh.

Mereka, kata Maduro, sesungguhnya tidak tahu apa yang mereka perbuat. Mereka tidak akan tahu betapa rusaknya sebuah negara jika dilanda perang. Maduro karena itu mengimbau seluruh dunia untuk memberi solidaritasnya dan menguatkan gerakan untuk melawan ancaman perang oleh AS. [KRG]