Koran Sulindo – Mabes Polri membantah tudingan yang menyebut bahwa personel kepolisian bertindak sebagai buzzer dalam Pilpres 2019 seperti yang disebut akun @Opposite6890.
Kepala Biro Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menyatakan saat ini polisi tengah menyelidiki akun tersebut.
Namun, berdasarkan sifatnya anonimus ia mengimbau masyarakat agar tak mempercayai klaim atau berita yang disebar akun tersebut.
“Artinya akun tersebut adalah akun yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan tidak kredibel sehingga tidak bisa dibisa dijadikan sumber rujukan berita,” kata Dedi di Gedung Divisi Humas Polri, Jakarta, Jumat (8/3).
Lebih lanjut Dedi menjelaskan karena tak bisa dikonfirmasi dan diverifikasi maka maka yang disebarkannya bisa disebut sebagai berita hoaks.
“Kalau hoaks ada ancaman pidananya, apabila ada pihak yg merasa dirugikan terhadap apa diviralkan baik berupa narasi foto video agar publik lebih hati-hati,” kata Dedi.
Soal penggunaan Internet Protocol Address (IP) Mabes Polri yang muncul, Dedi menyebut hal itu terjadi karena IP tersebut memang bersifat publik.
“Langkah-langkar progesif sudah dilakukan Direktorat Tindak Pidana Kejahatan Siber yang akan memprofil identifikasi siapa yg memiliki akun oposite6890 sebagai akun anonimus tersebut,” kata Dedi.
Selain itu, jenderal bintang satu tersebut mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengawal Pemilu 2019 agar berjalan damai hingga selesai digelar.
Ia juga kembali menegaskan profesionalitas Polri dan netralitas sebagai harga mati dalam pesta demokrasi yang akan digelar. Polri berkomitmen mengawal proses Pemilu sejak mulai sampai akhir ke jalan aman, damai, sejuk.
“Jadi saya tegaskan lagi bahwa apa yang disebarkan itu nggak benar. Apalagi menyangkut masalah pemilu, bahwa Polri dalam ini tegaskan netralitas harga mati,” kata Dedi.
Seperti diketahui jagad media sosial Twitter heboh tuduhan bahwa Mabes Polri terlibat mengorganisir ribuan anggota Polri untuk menjadi buzzerpolitik mendukung capres Jokowi.
Sebuah akun bernama @Opposite6890 mengklaim Mabes Polri membentuk buzzer anggota Polri dari tingkat Polres sampai pusat. Akun itu mengklaim berhasil membongkar jaringan ‘buzzercoklat’ ini setelah melacak paket aplikasi Android (APK) Sambhar.[TGU]