Lahir di Salatiga, Jawa Tengah pada 30 September 1919, Muhammad Yusuf Ronodiputro merupakan seorang tokoh yang memainkan peran krusial dalam penyebaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui gelombang radio.
Sebagai sosok yang berkarir di dunia radio pada masa penjajahan Jepang, Ronodiputro adalah orang yang menyiarkan proklamasi kemerdekaan Indonesia pertama kali ke seluruh dunia melalui Radio Hoso Kyoku, tempat ia bekerja.
Menyebarkan Proklamasi di Tengah Ancaman
Tanggal 17 Agustus 1945, saat Indonesia menyatakan kemerdekaannya, Jepang masih menduduki Indonesia. Di bawah pengawasan ketat Kempetai, polisi militer Tentara Kekaisaran Jepang, semua ruang siaran radio di Jakarta dijaga ketat.
Namun, Yusuf Ronodiputro, yang bekerja di Radio Hoso Kyoku, menyadari pentingnya menyebarkan kabar kemerdekaan ini kepada dunia internasional.
Setelah menerima naskah Proklamasi dari Syahrudin yang diutus oleh Adam Malik, Ronodiputro segera mencari cara untuk menyiarkan berita tersebut. Ia teringat akan ruang siaran mancanegara yang sudah tidak digunakan dan tidak diawasi dengan ketat.
Di sana, ia menemukan bahwa ruangan tersebut sudah tidak tersambung dengan pemancar. Dengan cepat, ia mengubah pengaturan kabel sehingga pemancar dapat kembali tersambung.
Pukul 19.00 WIB, Ronodiputro mulai menyiarkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia, dan 20 menit kemudian, ia membacakan naskah tersebut dalam bahasa Inggris, agar dapat dipahami oleh stasiun radio internasional.
Peran Setelah Proklamasi
Aksinya tersebut tidak luput dari perhatian Kempetai. Ronodiputro ditangkap dan mengalami penyiksaan fisik oleh otoritas Jepang. Meski demikian, kontribusinya tidak berhenti di situ.
Setelah kemerdekaan, Ronodiputro mendirikan Radio Suara Indonesia Merdeka, yang menjadi wadah bagi Soekarno untuk menyampaikan pidato pertamanya sebagai Presiden Indonesia pada 25 Agustus 1945.
Tak hanya itu, setelah Jepang menyerah dan Kempetai tidak lagi dominan di Indonesia, Ronodiputro berinisiatif untuk mengaktifkan kembali radio-radio daerah sebagai alat perjuangan.
Dengan dukungan dari Abdulrahman Saleh, gagasan tersebut diterima, dan pada 10 September 1945, pimpinan radio daerah berkumpul untuk mendiskusikannya. Hasilnya, pada 11 September 1945, didirikanlah Radio Republik Indonesia (RRI), dengan Muhammad Yusuf Ronodiputro sebagai kepala pertama.
Akhir Hayat dan Warisan
Dilansir dari kompas.com, Muhammad Yusuf Ronodiputro wafat pada 27 Januari 2008, setelah menderita komplikasi stroke dan kanker paru-paru akibat kebiasaannya merokok. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, sebagai bentuk penghormatan atas jasanya bagi bangsa dan negara.
Warisan Ronodiputro dalam dunia penyiaran dan perjuangan kemerdekaan Indonesia tetap hidup hingga kini. Sebagai salah satu tokoh yang menyiarkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ia bukan hanya sekadar penyiar, melainkan juga pejuang yang menggunakan gelombang radio sebagai senjata dalam perjuangan bangsa.
Radio Republik Indonesia yang didirikannya terus beroperasi hingga hari ini, menjadi saksi bisu dari kontribusi besarnya dalam sejarah Indonesia.[UN]