Ludwig van Beethoven, Komposer Berbakat yang Menggubah Musik Walau Tuli dan Depresi

Ludwig van Beethoven mampu menghasilkan karya-karya musik yang luar biasa meski tuli, depresi, dan sakit-sakitan. (Sumber: Sulindo/Benedict Pietersz)

Siapa yang tidak mengenal nada-nada Für Elise? Musik tersebut dikenal luas karena menyampaikan emosi yang berbeda di setiap bagiannya. Melodi awalnya terdengar melankolis dan introspektif, bagian keduanya energik dan bernuansa klasik, dan bagian ketiganya cepat serta dramatis.

Musik yang fenomenal itu merupakan karya indah yang digubah oleh Ludwig van Beethoven, seorang musisi berbakat asal Jerman. Sejak kecil, Beethoven telah menunjukkan bakat sebagai seorang musisi. Ayahnya mendidiknya dengan keras (dan brutal) agar dia bisa menjadi musisi tersohor seperti Wolfgang Amadeus Mozart.

Semasa hidupnya, Beethoven adalah orang yang sangat pemalu, tetapi berisik, kasar, dan tidak tertib. Dia dikenal karena rambutnya yang tebal dan acak-acakan, dan pakaiannya sering kotor. Teman-temannya terkadang harus mencuri pakaiannya yang kotor di malam hari dan menggantinya dengan yang baru dan bersih, tapi Beethoven tidak pernah menyadari perbedaannya.

Beethoven mulai kehilangan pendengarannya di usia 20-an. Pada umur 44 atau 45, dia menjadi tuli sepenuhnya. Selama bertahun-tahun, dia mencoba menyembunyikan kondisi pendengarannya dari orang lain, tapi pada akhirnya dia mengakuinya kepada seorang teman. Dan dalam keadaan sakit-sakitan, dia tetap menggubah karya-karya musik yang hebat. Berikut Koran Sulindo telah merangkum biografi Ludwig van Beethoven dari berbagai sumber.

Biografi Ludwig Van Beethoven

Ludwig van Beethoven lahir pada tanggal 16 Desember 1770 di kota Bonn, Elektorat Cologne, sebuah kerajaan di Kekaisaran Romawi Suci (sekarang Jerman). Dia dibaptis keesokan harinya, 24 jam setelah kelahirannya sesuai hukum dan adat istiadat yang berlaku kala itu.

Dia merupakan anak tertua dari pasangan Johann dan Maria Magdalena van Beethoven. Johann merupakan seorang penyanyi medioker dalam paduan suara uskup agung-elektor Cologne, sementara Maria adalah seorang ibu rumah tangga yang ramping, sopan, dan sangat moralistis.

Karena Johann berprofesi sebagai penyanyi paduan suara, keluarga Beethoven cukup makmur. Namun mereka menjadi miskin setelah kematian kakek Beethoven pada tahun 1773 dan Johann mulai menjadi seorang pecandu alkohol.

Beethoven memiliki dua adik laki-laki yang bertahan hidup hingga dewasa. Suatu saat di antara kelahiran mereka, Johann mulai mengajari Beethoven musik dengan kaku dan brutal. Johann memukuli Beethoven hingga menangis setiap kali dia membuat kesalahan saat memainkan biola dan clavier. Tangisannya sering terdengar hingga ke rumah-rumah tetangga.

Tidak hanya dipukuli, Beethoven juga dicambuk hampir setiap hari, dikurung di ruang bawah tanah, dan dilarang tidur selama berjam-jam agar bisa berlatih. Beethoven juga mengambil pelajaran tambahan dari para pemain organ di sekitar kota.

Meski merupakan korban kekerasan terhadap anak, Beethoven telah menunjukkan bakat musiknya sejak kecil.

Mencari Nafkah

Johann mengatur pertunjukan musik pertama untuk Beethoven pada tanggal 26 Maret 1778, dengan harapan sang musisi kecil akan diakui sebagai anak ajaib seperti Wolfgang Amadeus Mozart. Beethoven bermain dengan sangat mengesankan, tetapi pertunjukannya tidak mendapat liputan pers sama sekali.

Beethoven menuntut ilmu di sekolah dasar Latin bernama Tirocinium. Karena kesulitan menghitung dan mengeja, mungkin karena disleksia, dia dipandang sebagai siswa yang biasa-biasa saja. Seorang teman sekelasnya bahkan mengatakan bahwa Beethoven tidak menunjukkan tanda-tanda kejeniusan.

Pada tahun 1781, di usia 11 tahun, Beethoven keluar dari sekolah untuk belajar musik secara penuh dengan Christian Gottlob Neefe, seorang Organis Pengadilan yang baru dilantik. Setahun kemudian, Beethoven menerbitkan komposisi pertamanya, yaitu satu set variasi piano berdasarkan tema yang dibuat oleh seorang komposer klasik Dressler.

Pada tahun 1784, Johann tidak mampu lagi bekerja karena kecanduan alkoholnya makin parah dan suaranya mulai melemah. Akibatnya, Beethoven terpaksa menafkahi keluarganya. Dia secara resmi meminta pengangkatan resmi sebagai Asisten Organis Istana. Permintaannya diterima dan Beethoven menerima gaji tahunan yang rendah sebesar 150 florin.

Untuk memfasilitasi perkembangan musikalnya, Istana mengirim Beethoven ke Wina pada tahun 1787. Beethoven berharap bisa belajar dengan Mozart, yang kala itu berusia 31 tahun. Konon, setelah mendengar Beethoven, Mozart berkata, “Perhatikan dia; suatu hari nanti dia akan memberi dunia sesuatu untuk dibicarakan.”

Setelah beberapa minggu di Wina, Beethoven mendapat kabar bahwa ibunya jatuh sakit. Dia segera pulang ke Bonn, dan selama tinggal di sana, dia meneruskan karirnya di Istana. Lama kelamaan, Beethoven mendapat reputasi sebagai seorang musisi muda yang paling menjanjikan di kota Bonn.

Karir Musik Awal

Ketika Kaisar Romawi Suci Joseph II meninggal pada tahun 1790, Beethoven yang berusia 20 tahun menerima kehormatan besar untuk menggubah sebuah musik untuk menghormati wafatnya kaisar. Musik tersebut berjudul Cantata on the Death of Emperor Joseph II. Namun untuk alasan yang tidak diketahui, musik itu tidak pernah dimainkan. Banyak orang berasumsi bahwa Beethoven tidak mampu melakukan tugas tersebut.

Pada tahun 1792, setahun setelah kematian Mozart, pasukan revolusioner Prancis menyerbu Rhineland hingga ke Elektorat Cologne. Peristiwa ini membuat Beethoven pergi lagi ke Wina. Di sana, dia berguru pada Joseph Haydn, sahabat karib Mozart. Beethoven juga belajar komposisi vokal dengan Antonio Salieri dan kontrapung dengan Johann Albrechtsberger.

Pada masa ini, Beethoven belum dikenal sebagai komposer, tetapi dia dengan cepat membangun reputasi sebagai pianis virtuoso yang sangat mahir dalam berimprovisasi.

Meraih Kesuksesan

Karena keahliannya bermusiknya, Beethoven memperoleh banyak dukungan finansial dari warga terkemuka aristokrasi Wina. Mereka menyediakan tempat tinggal dan dana untuknya, sehingga pada tahun 1794, Beethoven dapat memutuskan hubungan dengan Elektorat Cologne.

Beethoven menggelar konser yang telah lama ditunggu-tunggu di Wina pada tanggal 29 Maret 1795, memainkan concerto in C Major. Tak lama kemudian, dia menerbitkan serangkaian tiga trio piano sebagai Opus 1 (Karya 1) dan meraih kesuksesan besar.

Pada tanggal 2 April 1800, Beethoven memainkan Simfoni No. 1 dalam C mayor untuk pertama kalinya di Royal Imperial Theater di Wina. Simfoni yang anggun dan merdu itu sukses besar, menjadikannya salah satu komposer paling terkenal di Eropa.

Setahun kemudian, Beethoven menyusun enam kuartet gesek. Karyanya tersebut menunjukkan penguasaan penuhnya atas bentuk-bentuk musik Wina yang paling sulit dan dihargai, yang dikembangkan oleh Mozart dan Haydn.

Di tahun yang sama, Beethoven juga menggubah sebuah musik balet berjudul The Creatures of Prometheus. Karya tersebut menjadi sangat populer dan dipertunjukkan sebanyak 27 kali di Teater Pengadilan Kekaisaran.

Sayangnya, pada tahun ini pula Beethoven menyadari bahwa dia mulai kehilangan pendengarannya, karena dia kesulitan memahami kata-kata yang diucapkan kepadanya dalam sebuah percakapan. Dalam sebuah surat untuk temannya, Franz Wegeler, dia mengakui bahwa masalah pendengarannya menjadi alasan utama dia tidak menghadiri acara sosial apapun selama hampir dua tahun. Beethoven juga mengakui kepada adik-adiknya melalui sebuah surat bahwa dia berniat bunuh diri.

Kehidupan Pribadi

Ludwig van Beethoven tidak pernah menikah maupun memiliki anak karena berbagai alasan. Dua alasan utamanya adalah sifatnya yang sangat pemalu dan penampilan fisiknya yang tidak rupawan.

Sebagai orang dewasa, Beethoven bertubuh pendek, dengan tinggi hanya 160 cm, dan kikuk. Dia memiliki bahu lebar, leher pendek, kepala besar dengan dahi lebar, dan hidung bulat. Kulitnya berwarna cokelat tua dengan bekas luka cacar masa kecil dan tangannya berbulu. Beethoven juga selalu membungkuk sedikit ke depan saat berjalan.

Kulit gelapnya memicu rumor bahwa dia adalah keturunan Afrika, tapi tidak ada seorang pun selama masa hidupnya yang menyebutnya sebagai orang Afrika. Rumor itu segera terbantahkan.

Meskipun tidak pernah menikah, Beethoven sangat mencintai seorang wanita bersuami bernama Antonie Brentano. Selama dua hari di bulan Juli tahun 1812, dia menulis surat cinta yang panjang dan indah untuk Brentano, tapi dia tidak pernah mengirimkannya.

Selain pemalu dan tidak rupawan, Beethoven dilaporkan mudah marah, linglung, serakah, curiga hingga menjadi paranoid, serta sering merasa kesepian dan sengsara sepanjang kehidupan dewasanya. Dia juga sering berseteru dengan saudara-saudaranya, penerbitnya, pengurus rumah tangganya, murid-muridnya, dan pelanggannya.

Kematian salah satu adik Beethoven, Caspar, pada tahun 1815 memicu salah satu persidangan terbesar dalam hidupnya. Dia bertikai dengan saudara iparnya, Johanna, untuk memperebutkan hak asuh atas Karl van Beethoven, putra tunggal Caspar. Pertikaian itu berlangsung selama tujuh tahun dan kedua belah pihak saling mencemarkan nama baik. Pada akhirnya, Beethoven memenangkan hak asuh atas Karl, tetapi dia tidak mendapatkan kasih sayang darinya.

Beethoven mulai kehilangan pendengarannya di usia 20-an, dan menjadi tuli sepenuhnya di usia 44 atau 45 tahun. Kondisinya ini membuatnya depresi hingga dia berpikir untuk bunuh diri. Tetapi pada 6 Oktober 1802, dia membuat sebuah pernyataan tertulis yang dikenal sebagai “Wasiat Heiligenstadt” (Heiligenstadt Testament).

Isinya berbunyi: “Hai kalian yang berpikir atau berkata bahwa saya jahat, keras kepala, atau membenci manusia, betapa besar kesalahan kalian terhadap saya. Kalian tidak tahu penyebab rahasia yang membuat saya tampak seperti itu bagi kalian dan saya berniat mengakhiri hidup saya—hanya karya seni saya yang menahan saya. Ah, rasanya mustahil untuk meninggalkan dunia ini sebelum saya mengeluarkan semua yang saya rasa ada dalam diri saya.”

Terlepas dari ketulian dan depresinya, Beethoven mampu menggubah musik dengan kecepatan yang sangat tinggi. Karya-karyanya yang terkenal di antaranya adalah Moonlight Sonata (1801), Eroica: Symphony No. 3 (1804), Symphony No. 5 (1804), Für Elise (1810), Symphony No. 7 (1812), Missa Solemnis (1819), Ode to Joy: Symphony No. 9 (1822), dan String Quartet No. 14 (1826).

Kematian

Pada bulan Desember 1826, Beethoven jatuh sakit saat kembali ke Wina dengan kereta kuda. Dia terbaring di tempat tidur karena demam, batuk, sesak napas, dan nyeri hebat di sisi tubuhnya, serta mulai muntah darah. Perutnya bahkan membengkak parah sehingga dokternya harus mengeluarkan banyak cairan. Dia juga terkena penyakit kuning dan kakinya bengkak, yang mungkin merupakan tanda-tanda gagal hati.

Ludwig van Beethoven meninggal pada tanggal 26 Maret 1827 di usia 56 tahun karena sirosis hati pasca-hepatik, namun dia sudah lama mengalami masalah kesehatan. Selain ketulian, dia menderita penyakit gastrointestinal, dengan gejala seperti nyeri perut dan diare, sejak umur 22 tahun.

Dalam sebuah otopsi, dokter membedah bagian atas kepala dan tulang telinga Beethoven untuk memeriksa otak dan mencari penyebab ketuliannya. Kemungkinan besar dia terkena tifus pada musim panas tahun 1796. Penyakit itulah yang diduga membuatnya kehilangan pendengarannya. [BP]