ilustrasi

Koran Sulindo – Badan Nasional Penanggulangan Bencana sedang mencari dan menangani darurat banjir serta longsor di 16 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Kendati sebagian banjir telah surut, namun sebagian sedang mencari para korban longsor di beberapa titik.

“Hingga kemarin, Minggu [19/6] korban akibat banjir dan longsor di Jawa Tengah mencapai 35 orang tewas, 25 orang hilang dan 14 orang luka-luka. Ratusan rumah rusak dan kerugian mencapai miliaran rupiah,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB di Jakarta, Senin [20/6].

Dari jumlah korban itu, di Kabupaten Purworejo terdapat 19 orang tewas, 25 orang hilang, dan 11 luka-luka. Kemudian, di Banjarnegara 6 tewas dan 3 luka-luka. Di Kebumen 7 tewas. Lalu, Sukoharjo 1 tewas, Rembang 1 tewas dan Banyumas 1 tewas.

Para korban ini, sebagian besar meninggal karena longsor dan 4 tewas akibat banjir. Longsor yang paling parah terjadi di Kabupaten Purworejo.

Berdasarkan fakta ini, tim SAR gabungan terus mencari para korban yang hilang. Akses menuju lokasi longsor disebut masih sulit untuk dijangkau. Kondisinya rusak parah. Untuk menangani hal ini, aparat akan mengerahkan alat berat.

Untuk mengetahui kondisi sesungguhnya, Kepala BNPB, Willem Rampangilei mengunjungi Purworejo. Willem akan berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk menangani banjir dan longsor. Sementara tim reaksi cepat BNPB telah berada di lokasi mendampingi BPBD Purworejo.

Atas kejadian ini, BNPB mengimbau masyarakat agar tetap waspada sebab hujan lebat tetap berpotensi terjadi hingga hari ini. [Kristian Ginting/DS]