Lewis Latimer: Tokoh yang Menyempurnakan Penemuan Thomas Alva Edison

Lewis Howard Latimer (grist.org)

Saat kita mengenang kejayaan teknologi pencahayaan, nama Thomas Alva Edison sering kali menjadi sorotan utama. Namun, di balik kesuksesan lampu pijar yang kita kenal hari ini, ada sosok lain yang perannya tak kalah penting yaitu Lewis Latimer.

Sebagai seorang insinyur dan inovator, Latimer memberikan sentuhan krusial yang menjadikan lampu pijar lebih tahan lama dan ekonomis, membawa teknologi ini ke lebih banyak rumah di seluruh dunia. Lantas, siapa sebenarnya Lewis Latimer? Bagaimana perannya dalam revolusi pencahayaan? Mari kita telusuri kisah inspiratifnya.

Awal Kehidupan dan Karier

Melansir beberapa sumber, Lewis Howard Latimer adalah seorang penemu, insinyur, dan juru gambar paten yang berperan penting dalam pengembangan bola lampu listrik. Ia lahir pada 4 September 1848 di Chelsea, Massachusetts, dari pasangan mantan budak yang mencari kebebasan di negara bagian tersebut. Sejak muda, Latimer menunjukkan ketertarikan besar dalam bidang teknik dan hukum paten.

Selama Perang Saudara Amerika, Latimer bertugas di Angkatan Laut Union sebagai bagian dari Milisi Relawan Massachusetts. Setelah perang berakhir, ia bekerja sebagai pesuruh di sebuah firma hukum di Boston yang menangani dokumen paten. Melalui pekerjaan ini, Latimer mengasah keterampilannya dalam menggambar teknis dan akhirnya menjadi kepala juru gambar paten. Keahliannya dalam membuat sketsa teknis membantu banyak penemu, termasuk Alexander Graham Bell, dalam mengajukan paten pertama untuk telepon.

Pada tahun 1880, Latimer bergabung dengan United States Electric Lighting Company di Connecticut, di mana ia mulai bekerja pada penyempurnaan lampu pijar listrik. Saat itu, lampu pijar masih merupakan teknologi baru yang belum efisien dan tahan lama. Latimer menemukan metode inovatif untuk membuat filamen karbon yang lebih awet dibandingkan filamen sebelumnya, sehingga memungkinkan lampu pijar bertahan lebih lama dan menjadi lebih terjangkau bagi konsumen.

Pada tahun 1883, ia bergabung dengan perusahaan milik Thomas Edison, Edison Electric Light Company, sebagai insinyur dan kemudian menjadi bagian dari departemen hukum perusahaan tersebut. Ia membantu menegakkan hak paten Edison dan memastikan teknologi lampu pijar dapat berkembang secara luas.

Pada tahun 1890, Latimer menulis buku berjudul Incandescent Electric Lighting, yang mendokumentasikan perkembangan teknologi pencahayaan saat itu. Keahliannya menjadikannya salah satu dari sekelompok kecil ilmuwan yang membentuk Edison Pioneers pada tahun 1918.

Selain berkontribusi pada teknologi pencahayaan, Latimer juga menerima berbagai paten atas penemuannya sendiri, termasuk desain kamar mandi untuk gerbong kereta api dan soket berulir untuk bola lampu. Meskipun menghadapi hambatan sosial sebagai pria kulit hitam di akhir abad ke-19, Latimer tetap berhasil mendirikan dan mengawasi pabrik lampu listrik di Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris.

Tak hanya seorang insinyur dan penemu, Latimer juga memiliki bakat dalam seni dan sastra. Ia menulis puisi, menggubah musik, dan memainkan beberapa alat musik.

Lewis Latimer meninggal pada 11 Desember 1928 di Flushing, New York. Warisannya tetap hidup sebagai sosok ilmuwan yang tidak hanya membantu mengembangkan teknologi listrik modern, tetapi juga membuka jalan bagi banyak penemu dan insinyur masa depan. Meskipun namanya tidak setenar Thomas Edison, kontribusinya dalam dunia pencahayaan telah mengubah kehidupan jutaan orang di seluruh dunia. [UN]