Gunung Semeru meletus dan mengeluarkan guguran awan panas pada Sabtu sore (04/12), pukul 14.47 WIB. Letusan ini berdampak langsung pada dua kecamatan yaitu Candipuro dan Pronojiwo di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Akibat letusan Semeru warga di sekitar lokasi terlihat panik berlarian berupaya mengungsi ke tempat yang lebih aman. Situasi menjadi semakin sulit karena abu dan awan panas dengan volume besar bergerak cepat hingga membuat situasi lokasi menjadi gelap gulita.
Letusan besar disertai guguran awan panas dan banjir lahar terjadi pada pukul 14.47 WIB, dengan amplitudo maksimal 20 milimeter. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanik dengan meluncurkan guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
Catatan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar terjadi dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.
Korban berjatuhan
Akibat kejadian ini tercatat 1 orang warga meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka bakar akibat terpapar awan panas. Selain itu banyak warga di sekitar lokasi dinyatakan hilang dan tidak dapat kontak.
“Data sementara yang tercatat ada 48 warga yang mengalami luka bakar, namun data itu masih sementara karena petugas masih mengevakuasi warga,” kata Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Lumajang dokter Bayu Wibowo.
Upaya evakuasi korban terus dilakukan, begitu pula pos-pos pengungsian mulai berdiri di lokasi yang lebih aman. Namun upaya evakuasi mengalami hambatan akibat jembatan putus, lumpur, hujan abu dan kabut tebal di lokasi.
“Masih ada sekitar 10 orang yang masih belum bisa dievakuasi, karena lokasinya agak sulit, evakuasi lamban karena mobil tidak bisa masuk ke lokasi dikarenakan lumpur setinggi sampai lutut kaki,” kata Wakil Bupati Lumajang Indah Masdar.
Kerusakan fisik
Selain menimbulkan korban jiwa letusan gunung Semeru juga mengakibatkan kerusakan fisik pada pemukiman serta fasilitas umum.
“Hampir semua rumah hancur di Curah Kobokan dan semua mengungsi sebagian besar di Balai Desa Penanggal,” kata Indah.
Indah juga menginformasikan bahwa jembatan Geladak Perak yang menghubungkan antara Lumajang-Malang terputus sehingga warga yang ada di Kecamatan Pronojiwo tidak bisa mengarah ke sana kalau dari Lumajang.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Eko Budi Lelono menyampaikan dugaan bahwa letusan Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu sore berkaitan dengan curah hujan tinggi di sekitar puncak gunung sehingga menyebabkan runtuhnya bibir lava sehingga memicu adanya erupsi. [DES]