Koran Sulindo – Sebuah bom mobil meledak ketika memasuki kawasan akademi kepolisian di Bogota, Kolombia. Akibat ledakan itu, sekitar 21 orang dinyatakan tewas dan sekitar 68 orang mengalami cedera.
Seperti dilaporkan teleSUR pada Jumat (18/1), peristiwa tersebut dikhawatirkan akan memicu meningkatnya kekerasan di Kolombia seperti masa lalu. Dalam serangan bom mobil pada Kamis (17/1) lalu, pemerintah telah menegaskannya sebagai aksi terorisme.
Mobil itu awalnya menerobos pos pemeriksaan di sebuah sekolah akademi kepolisian di Bogota sehingga menghancurkan jendela apartemen yang tak jauh dari lokasi kejadian. Menanggapi kejadian ini, Presiden Kolombia, Ivan Duque mengatakan, pihaknya telah memerintahkan aparat keamanan untuk mengusut tuntas dan menyeret pelakunya ke pengadilan.
Lewat akun twitternya, Duque mengajak rakyat Kolombia bersatu untuk menolak dan menghadapi aksi terorisme. Hingga saat ini belum ada satu pihak pun yang mengklaim atas peristiwa itu.
Di media sosial menyebar foto-foto kendaraan yang terbakar di area parkir akademi kepolisian tersebut. Juga tanda darurat yang tampak pada lokasi kejadian. Tidak jauh dari kawasan akademi kepolisian, puluhan anggota keluarga taruna tampak menangis dan mencari informasi tentang anggota keluarganya.
Helikopter tampak berpatroli di wilayah udara akademi kepolisian. Dan mobil ambulans membawa korban yang terluka ke rumah sakit terdekat. Selain menghancurkan jendela apartemen, ledakan bom mobil itu juga menghancurkan jendela rumah-rumah yang dekat dengan lokasi kejadian.
Saksi mata menyebutkan mobil tersebut tampak memasuki kawasan pusat pelatihan akademi kepolisian sebelum meledak bersama dengan sopirnya. Mobil tersebut menabrak pos penjagaan, kata Wakil Presiden Marta Lucia. [KRG]