Koran Sulindo – PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) mulai pada awal tahun ini akan mengoperasikan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek hingga Stasiun Rangkas Bitung.
Seiring dengan pengoperasian relasi itu, maka Stasiun Angke akan kembali dibuka untuk melayani naik turun penumpang KRL baik pengguna KRL Rangkas maupun Loop Line.
“Pembenahan untuk mendukung beroperasinya KRL ini terus kami lakukan. Seluruh prasarana pendukung seperti gate elektronik, tangga untuk naik turun penumpang, dan loket kami targetkan pada awal tahun ini semuanya sudah rampung,” kata Direktur Utama PT KCJ, M N Fadhila, di Jakarta, Rabu (11/1).
Untuk tahap awal, KRL relasi Rangkas Bitung-Angke ini beroperasi sebanyak 4 perjalanan.
Dari Rangkas, kereta berangkat pukul 04.50 WIB dan 08.25 WIB. Sedangkan dari Angke, KRL berangkat pukul 08.10 WIB dan 15.10 WIB.
Saat ini penumpang tujuan Rangkas maupun Angke dilayani dengan 5 rangkaian kereta lokal relasi Rangkas Bitung – Angke PP.
Dengan mulai beroperasinya satu rangkaian KRL Commuter Line pada Februari nanti maka jumlah kereta lokal yang beroperasi akan berkurang menjadi empat rangkaian, selanjutnya secara bertahap seluruh operasional kereta lokal akan digantikan dengan KRL, mulai April nanti.
Menurut, seiring dengan beroperasinya KRL menggunakan satu rangkaian sepuluh kereta (SF 10), volume penumpang lintas Rangkas Bitung – Angke akan terus bertambah.
Saat ini volume penumpang per hari lintas Rangkas Bitung – Angke sekitar 5.000 penumpang per hari pada hari kerja, dan 9.000 penumpang per hari pada hari libur.
“Penambahan volume pada lintas Rangkas Bitung – Angke dapat terjadi lantaran KRL memiliki daya angkut yang lebih banyak dibandingkan dengan kereta lokal,” kata Direktur Operasi dan Pemasaran PT KCJ, Subakir.
Seluruh peningkatan sarana, operasi, dan pelayanan yang dilakukan PT KCJ merupakan pengembangan KRL Commuter Line untuk terus meningkatkan daya angkut penumpang dan mengakomodir kebutuhan masyarakat terhadap transportasi publik.
Target 2017
Tahun ini PT KCJ menargetkan melayani 292.340.798 penumpang, bertambah sekitar 12 juta penumpang jika dibandingkan realisasi volume penumpang tahun 2016.
Sementara untuk memastikan keselamatan penumpang pada saat akan berpindah peron, diprogramkan pada maret 2017 fasilitas JPO yang dilengkapi dengan 6 eskalator di Stasiun Tanah Abang sudah bisa digunakan.
Sementara pembangunan jalur penyeberangan bawah tanah (underpass) yang proses pembangunannya telah dimulai sejak akhir 2016 di Stasiun Tebet, Cilebut, Bojonggede, Citayam, Pondok Ranji, dan Sudimara ditargetkan akan selesai pada April 2017.
Beragam program tersebut tentu adalah bagian dari upaya KCJ mencapai target melayani 1,2 juta penumpang per hari pada tahun 2019.
Awal tahun ini, PT KCJ juga melakukan inovasi terbaru di bidang transaksi e-ticketing. Penumpang kini dapat melakukan isi ulang Kartu Multi Trip (KMT) dan Tiket Harian Berjaminan (THB) melalui minimarket atau transfer bank jaringan ATM bersama dan SMS / internet banking. Pengembangan sistem transaksi e-ticketing tersebut rencananya mulai berjalan Februari.
PT KCJ juga akan menmbh sekitar 400 unit vending machine yang terdiri dari mesin untuk transaksi tiket, mesin khusus top up KMT, serta mesin untuk fare adjustment. Fare adjustment merupakan program PT KCJ untuk menghilangkan denda pinalti pada saat pengguna THB kurang bayar atau turun pada jarak stasiun yang lebih jauh atau tidak sesuai dengan transaksi pada tiket.
Pencapaian Tahun 2016
Sepanjang 2016, PT KCJ melakukan modernisasi layanan KRL Jabodetabek di berbagai bidang. Modernisasi ini tujuan utamanya adalah menambah kapasitas angkut di tengah berbagai keterbatasan infrastruktur, dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada para pengguna. Modernisasi menyentuh berbagai bidang mulai dari perawatan sarana KRL, penyediaan informasi bagi pengguna, pembangunan fasilitas pelayanan, hingga aksesibilitas dan keselamatan pengguna.
Sejumlah inovasi itu antara lain penambahan rangkaian kereta dengan formasi dua belas dan sepuluh kereta, perluasan hall stasiun, pemasangan guiding block (ubin penunjuk arah bagi pengguna dengan disabilitas), serta pembangunan Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) dan underpass stasiun.
PT KCJ mampu melayani 280.588.767 pengguna sepanjang 2016. Jumlah tersebut meningkat 8,9% dibanding tahun sebelumnya.
Hingga akhir 2016, PT KCJ mengoperasikan 18 rangkaian dengan formasi 12 kereta dan 29 rangkaian dengan formasi 10 kereta.
Dari segi operasi, tahun ini PT KCJ telah membuka kembali Stasiun Ancol mulai 25 Juni 2016.
Bagi pengguna KRL, akses informasi kini juga semakin meluas. Sejak 2015, PT KCJ telah mengembangkan aplikasi KRL Access agar pengguna dapat mengetahui posisi kereta terkini. Sementara di 40 stasiun telah tersedia Papan Informasi KRL (PIK) yang memberi informasi bagi pengguna posisi kereta terdekat dari stasiun tempatnya menunggu. Para pengguna kini juga lebih mudah mengetahui tujuan KRL yang berhenti di stasiun, karena pada 17 rangkaian kereta telah terpasang papan relasi elektonik. Papan yang letaknya di dekat pintu kereta tersebut menampilkan stasiun tujuan akhir kereta.
Sejak 2016, PT KCJ juga mulai berkonsentrasi pada perbaikan fasilitas pelayanan di stasiun. Fasilitas yang dibangun antara lain adalah pos kesehatan. Pada 2016 PT KCJ membangun 13 pos kesehatan di stasiun, sehingga saat ini telah ada 22 stasiun yang memiliki fasilitas pos kesehatan. Di pos kesehatan tersebut, PT KCJ menugaskan 71 orang paramedis yang siap memberikan pertolongan pertama saat ada keadaan darurat di stasiun.
Pembangunan sejumlah fasilitas pelayanan yang telah berlangsung sejak tahun 2015 terus dilanjutkan oleh KCJ. Tahun 2016 telah terpasang kursi sandar dan kursi prioritas peron di 20 stasiun. Perpanjangan peron pun berlanjut di tujuh stasiun yaitu Pasar Minggu, Pasar Minggu Baru, Citayam, Cakung, Sudimara, Pondok Ranji, dan Lenteng Agung. Selain itu PT KCJ menyelesaikan pembangunan toilet dan musholla baru di Stasiun Bojonggede, Pondok Cina, dan Tangerang.
Pekerjaan utama terkait fasilitas pelayanan yang dimulai pada 2016 salah satunya adalah pemasangan guiding block sebagai penunjuk jalur bagi tunanetra. Guiding block yang telah terpasang di 35 stasiun ini diharapkan dapat membantu para pengguna KRL dengan disabilitas terutama tunanetra untuk tetap dapat menggunakan jasa angkutan KRL.
KCJ juga berupaya mendukung integrasi antarmoda di Jabodetabek. Khusus di Stasiun Tebet, perluasan hall memudahkan pergerakan pengguna dari stasiun menuju halte Transjakarta. Sepanjang 2016 tercatat ada tiga stasiun KRL yang telah terintegrasi dengan Transjakarta yaitu Tebet, Manggarai, dan Palmerah.
Dukungan integrasi antarmoda melalui kerjasama dengan pemerintah daerah setempat juga merupakan solusi jangka pendek dalam memberikan alternatif pilihan moda transportasi sementara menunggu penyelesaian pembangunan infrastruktur oleh pemerintah. Saat ini kondisi lalu lintas perjalanan kereta api yang padat kerap menimbulkan antrian atau waktu tunggu saat KRL akan melintas di Stasiun Manggarai. [krl.co.id/DAS]