Mantan PM Malaysia Najib Razak [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Komisi Pemberantasan Korupsi Malaysia (MACC) menangkap mantan Perdana Menteri Najib Razak karena dinilai merusak barang bukti terkait laporan audit 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Ia ditangkap setelah memenuhi panggilan MACC untuk ditanyai lebih lanjut tentang skandal 1MDB.

Mengutip Bernama, Channel News Asia menuliskan, Najib tampak memenuhi panggilan MACC pada akhir November pagi. Setelah ditanyai, sekitar jam 11 malam, lembaga anti-korupsi itu memutuskan untuk menahan Najib.

Berdasarkan jaminan, Najib kembali dibebaskan pada dini hari. Akan tetapi, pada Senin (10/12), MACC memutuskan menangkap Najib karena diduga merusak barang bukti terkait dengan laporan audir 1MDB. Najib tidak sendiri. MACC juga menuduh mantan Direktur Utama 1MDB ikut bertanggung jawab dalam hal itu.

Terkait dengan kerusakan barang bukti yang merupakan audit laporan keuangan 1MDB berhubungan dengan 2 hal. Pertama, soal laporan kehadiran pengusaha yang kini menjadi buronan Low Taek Jho dalam pertemuan dewan 1MDB. Kedua, mengenai status keuangan 1MDB.

Beberapa waktu lalu, Najib merasa ditipu pengusaha Low Taek Jho dalam hal 1MDB. Najib mengatakan, pihaknya memiliki hubungan profesional dengan pengusaha Jho Low. Terutama semasa menjadi perdana menteri sekaligus menteri keuangan dan kepala 1MDB. Ia akan tetapi tidak menyadari tindakan Jho Low ketika mengelola 1MDB.

Dikatakan Najib, pemerintah telah menunjuk kuasa hukum, auditor dan lembaga keuangan investasi Goldman Sachs untuk mengawasi 1MDB demi kepentingan Malaysia. Akan tetapi, pemerintah telah gagal memainkan perannya.

Ketika itu diartikan sebagai bentuk penipuan atas apa yang kita ketahui hari ini, maka bisa disimpulkan demikian, kata Najib. Itu sebabnya, pemerintah harus menindak Jho Low karena telah menyalahgunakan kepercayaan. “Jika ia melanggar dan menyalahgunakan kepercayaan, jadi tindakan harus diambil,” kata Najib

Selama berhubungan secara profesional, Najib mengakui percaya kepada Jho Low. Ia bahkan yakin dengan kemampuannya sebagai pengusaha mampu membawa investasi ke Malaysia, terutama dari negara-negara Timur Tengah. Demikianlah ia menilai Jho Low semasa berkuasa di Malaysia.

“Ketika kita memanfaatkan hubungan dengan negara-negara tersebut, kita bisa meningkatkan kerja sama diplomatik dan ekonomi kita. Soal kehidupan pribadinya (mewah, pesta, punya kapal pesiar) saya tidak tahu. Saya juga tidak ada hubungannya dengan itu. Justru beberapa waktu kemudian baru saya mengetahuinya,” kata Najib. [KRG]