KPK Kembali Diteror!

Ilustrasi: Gedung KPK

Koran Sulindo – Teror dan intimidasi terhadap petinggi, penyidik, sampai pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kerap terjadi. Bahkan, pelaku penyiraman air keras ke wajah penyidik KPK Novel Baswedan pada April 2017 lampau sampai sekarang belum diketahui pihak kepolisian.

Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Mochtar Pabottingi pada akun Twitter-nya tanggal 26 Desember 2018 lalu bahkan bersumpah terkait kasus Novel itu. Mochtar tidak akan memilih Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden 2019 jika Jokowi sebagai presiden tak memerintahkan pembentukan tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk kaus Novel.

“Presiden budiman! Sumpah saya untuk tak ikut memilih Bapak pada Pilpres 2019 jika Bapak tak memerintahkan pembentukan TGPF atas Kasus Novel pastilah amat gampang diabaikan. Namun jika tak dipenuhi, sumpah itu bisa terus menghantui Bapak sampai ke akhirat,” demikian ditulis peneliti yang juga penyair ini.

Pada Rabu dini hari (9/1/2019) Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif juga diteror. Rumahnya di Jalan Kalibata Selatan, Jakarta Selatan, dilempar bom molotov. Kasus ini ditangani Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Mabes Polri.

“Kasus ini ditangani Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Mabes. Sebaiknya tanya ke Direktur Reserse Kriminal Umum ya,” kata Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Indra Jafar di lokasi peristiwa.

Di lokasi, polisi mengamankan botol berisi cairan berwarna biru. Diduga, rumah Laode dilempar bom molotov.

Hampir bersamaan, benda mencurigakan yang mirip bom molotov juga ditemukan di depan rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Perumahan Graha Indah, Kota Bekasi, Jawa Barat. Menurut Kapolsek Jatiasih Komisaris Ili Anas, benda itu ditemukan pada pukul 05.30 WIB, disangkutkan di pagar rumah Agus.  Benda itu pertama kali ditemukan oleh seorang pekerja di rumah tersebut.

“Ternyata itu berisi paralon,” kata Ili. Paralon adalah pipa plastik PVC. Pipa itu dibentuk menyerupai bom. Polisi kemudian memastikan benda itu bukanlah bom.

Yang dimaksud bom molotov adalah bom yang dibuat dari botol yang diberi sumbu dan diisi cairan yang mudah terbakar, seperti bensin dan alkohol. Sebelum dilemparkan, sumbunya dibakar lebih dulu. Saat botol yang dilempar pecah karena membentur benda keras lain secara bersamaan apinya akan membakar cairan, lalu menyebar.

Tercatat, bom molotov pertama kali dibuat pada Perang Saudara Spanyol, tahun 1930-an. Bom “produk rumah” ini dibuat para pejuang Republik untuk kemudian dilemparkan ke tank milik pasukan Nasionalis.

Waktu itu, cairan yang dipakai adalah campuran tar, etanol, dan gasolin yang dimasukkan ke dalam botol bir. Sumbunya dibuat dari kain yang sudah direndam minyak.

Bom jenis ini kemudian juga banyak digunakan pada awal Perang Dunia II, terutama ketika pasukan Soviet menyerang Finlandia, yang dikenal sebagai Perang Musim Dingin, tahun 1939. Waktu itu, Menteri Luar Negeri Soviet Vyacheslav Molotov mengatakan, negaranya tidak menginvansi Finlandia, tapi justru mengirimkan makanan dan minuman.

Pernyataan Vyacheslav Molotov tersebut membuat warga Finlandia semakin marah. Mereka pun membuat bom rumahan itu dan memberi nama bom itu sebagai Bom untuk Molotov, yang kemudian menjadi bom molotov.

Bom molotov kemudian diproduksi massal oleh perusahaan minuman keras di Finlandia, The Finnish Alko, yang digunakan untuk menahan serangan pasukan Soviet. Selama perang itu, The Finnish Alko memproduksi 450.000 bom molotov. [PUR]