Koran Sulindo – Gelar Freedom of the City of Oxford bagi Aung San Suu Kyi dihapus gara-gara sikapnya pada genosida kaum muslim Rohingya di negerinya. Dewan kota Oxford melakukan pemilihan tertutup dan sepakat menghapus gelar yang diberikan pada Suu Kyi pada 1997 itu pada Senin (27/11) malam waktu setempat.
Pemungutan suara itu dilakukan berbarengan dengan pernyataan pemimpin junta militer Myanmar kepada Paus Francis, bahwa tak ada diskriminasi beragama di negaranya.
Cllr Mary Clarkson (Lab), yang mengusulam mosi penghapusan itu, mengatakan pada BBC, Oxford mempunyai sejarah panjang sebagai kota yang beragam dan manusiawi.
“Dan reputasi kita tercemar karena memberi penghargaan pada yang menutup mata pada kekerasan di sekitarnya,” kata Clakrson.
Lebih 600 ribu kaum Rohingya diusir dari Myanmar ke Bangladesh, melalui beberapa serial operasi militer, yang disebut PBB sebagai “contoh buku teks pembersihan etnis”.
Pada 2012, Suu Kyi juga dianugerahi gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dari Universitas Oxford, dan merayakan ulang tahun yang ke-67 di Kolese St Hugh, tempat dia pernah kuliah politik, filsafat, dan ekonomi antara 1964 hingga 1967.
Namun sikapnya yang seolah tak mau mengkritik kebijakan pembersihan etnis junta militer membuat Suu Kyi dikecam di mana-mana.
Pada September lalu, menurut situs theguardian.com, pimpinan Kolese St Hugh memutuskan menurunkan lukisan bergambar Suu Kyi di gerbang utama sekolah itu, tepat sebelum tahun ajaran baru.
Pada Oktober, para mahasiwa tingkat S1 menghapus nama Suu Kyi dari ruang serba guna.
Namun Universitas Oxford tak membicarakan gelar Dr HC yang pernah diberikan pada Suu Kyi, hanya menyatakan, “duka mendalam” pada nasib kaum Rohingya di Myanmar. [DAS]