Ilustrasi: Gempa di Provinsi Nusa Tenggara Barat/antarafoto

Koran Sulindo – Jumlah korban tewas akibat gempa yang mendera Lombok sebanyak 2 kali beberapa waktu lalu mencapai lebih dari 400 orang. Pihak berwenang berhasil menemukan jenazah yang berada di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat gempa.

Gempa awal – tepatnya 29 Juli lalu – menghantam Lombok dengan kekuatan 6,4 skala richter. Akibat gempa itu, sekitar 17 orang disebutkan tewas. Lalu, hanya berselang sepekan, Lombok kembali dihantam gempa dengan kekuatan 6,9 skala richter. Akibatnya, puluhan ribu rumah, masjid dan kawasan pertokoan di seluruh Lombok hancur.

Seperti dilaporkan Channel News Asia, Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tim pencari dan penyelamat masih terus memindahkan korban yang terkubur di bawah reruntuhan dan tanah longsor. Karena penemuan itu, jumlah tewas akibat gempa kini mencapai 436 orang dengan lebih dari 13 ribu orang mengalami luka-luka.

“Jumlah pengungsi kini hampir mencapai 355 ribu,” kata Sutopo.

Dikatakan Sutopo, Lombok Utara merupakan daerah terparah dan paling banyak menelan korban tewas, jumlahnya mencapai 374 orang. Sedangkan, jumlah pengungsi dari Lombok Utara mencapai 137 ribu jiwa. Itu merupakan jumlah data resmi yang terakhir.

Untuk sementara ini, umumnya masyarakat yang mengungsi mendirikan tenda di dekat rumah mereka yang telah rata dengan tanah. Sebagian lagi berada di tempat penampungan. Untuk merawat oang-orang yang terluka, pihak berwenang dan relawan telah mendirikan perawatan medis darurat.

Pihak aparat dan relawan mengakui masih kesulitan menyalurkan bantuan ke daerah Lombok Utara yang merupakan kawasan pegunungan. Untuk memecahkan masalah itu, menurut Sutopo, pemerintah telah menyediakan 3 helikopter termasuk 1 helikopter dari militer untuk menyalurkan bantuan ke masyarakat yang masih berada di daerah yang sulit dijangkau.

Kebutuhan utama masyarakat yang berada di wilayah terpencil itu adalah air bersih, tempat tidur dan obat-obatan. Sementara ini, kerugian materi akibat gempat diperkirakan mencapai Rp 5 triliun. Jumlah ini, kata Sutopo, menggambarkan kerusakan dan kerugian yang dialami masyarakat akibat gempa cukup besar. Dan mungkin saja jumlah itu akan terus bertambah. [KRG]