Kontroversi Starlink dalam Perang di Gaza dan Ukraina

Ilustrasi, pernggunaan teknologi satelit Starlik dalam perang di Ukraina - AP

ELON MUSK pemilik jaringan internet berbasis satelit Starlink kembali memicu perdebatan, setelah dirinya berencana mengerahkan jaringan komunikasi Starlink ke Jalur Gaza ditengah perang Israel-Palestina tengah berkobar.

Rencana Musk dituding sangat berbahaya oleh Israel karena akan membantuk kelompok perlawanan Palestina untuk menyerang Israel. Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi mengatakan Israel akan menggunakan segala cara untuk menggagalkan rencana Musk.

“HAMAS akan menggunakannya untuk kegiatan teroris. Mungkin Musk harus berfikir untuk membebaskan bayi, putra, putri, orang lanjut usia yang di culik. Semuanya! Saat itu, kantor saya akan memutuskan hubungan apa pun dengan Starlink.” kata Karhi (28/10).

Namun Musk tetap kukuh dengan rencananya, ia menyebut tujuan penggunaan Starlink hanya untuk kemanusiaan. Starlink akan memberi dukungang hubungan komunikasi kepada organisasi bantuan internasional di Gaza.

Sebelumnya Israel telah melakukan blokade Jalur Gaza dengan mencegah pasokan air, makanan, telepon dan listrik. Matinya layanan telepon dan internet mengisolasi orang-orang di Jalur Gaza dari dunia luar. Akibatnya sulit untuk melakukan komunikasi disaat Israel memperluas serangan udara dan darat.

Organisasi-organisasi kemanusiaan internasional mengatakan pemadaman listrik, yang dimulai pada Jumat (27/10) malam, memperburuk situasi dan menghambat operasi penyelamatan jiwa dan mencegah kontak dengan staf mereka di lapangan.

Teknologi satelit Starlink

Starlink merupakan proyek komunikasi via satelit yang dikembangkan perusahaan SpaceX milik Elon Musk yang dirintis sejak tahun 2015. Proyek ini bertujuan untuk memberikan akses internet kepada seluruh masyarakat dunia.

Teknologi yang digunakan Starlink terdiri dari ribuan satelit kecil yang dikirim secara massal ke orbit Bumi yang rendah (jarak 350 mil). Setiap satelit berkomunikasi dengan disematkan antena parabola. Diperkirakan tiap Satu satelit beratnya bisa mencapai 260 kg.

Sejak 2019, SpaceX telah meluncurkan sekitar 3.000 satelit ke orbit Bumi rendah (LEO)

Pemasangan satelit pada orbit rendah memungkinkan Starlink bisa mengatasi hambatan jarak dengan bumi. Dengan teknologi tersebut komunikasi dengan latensi rendah seperti video streaming, panggilan video maupun hubungan internet semakin cepat.

Berangkat dari situ, ide dasar Starlink adalah menggunakan satelit pada orbit yang jauh lebih rendah untuk mengurangi semua jeda waktu itu. Ide yang bagus, tapi tetap ada kendala.

Pengiriman satelit Starlink ke orbit Bumi dilakukan secara bertahap, sebab Falcon 9 hanya dapat menampung 60 satelit saja. Setelah satelit berhasil menyentuh orbit, sekumpulan solar panel akan dikerahkan untuk menyalakan satelit.

Ada empat antena yang merupakan bagian utama dari Starlink untuk mentransmisikan jaringan internet. Mereka disematkan laser yang bertugas untuk menghubungkan setiap satelit.

Setelah terhubung satu sama lain, satelit dan pendorong ion menggunakan gas kripton untuk memungkinkan mereka tinggal di orbit Bumi lebih lama.

Penggunaan Starlink dalam perang Ukraina

Sebelum dihentikan oleh Musk pada September 2023, jaringan satelit Starlink banyak digunakan militer ukraina dalam perang menghadapi Rusia. Umumnya satelit Starlink digunakan sebagai pemandu rudal untuk menentukan dan mencapai sasaran tembak.

Personil militer Ukraina menerangkan bahwa ketika mereka merencanakan serangan balik atau serangan artileri, ia akan menghubungi atasannya untuk mendapatkan perintah pada menit-menit terakhir melalui perangkat penerima citra satelit Starlink.

Penggunaan Starlink dalam perang Ukraina bermanfaat juga untuk komunikasi rahasia yang aman. Brigade mekanik ke-93 Ukraina menyebut mereka memberi tahu teman dan keluarga bahwa keadaan mereka aman melalui pesan satelit terenkripsi setiap hari setelah jaringan telepon seluler lokal terputus.

Personil militer Ukraina juga menggunakan jaringan internet Starlink untuk memantau perkembangan terkini perang bahkan untuk bermain game di ponsel mereka sambil berlindung di bunker dan menunggu perintah.

Drone Ukraina sangat mengandalkan Starlink untuk menjatuhkan bom di garis depan Rusia. Volodymyr Zelenskyy, presiden negara tersebut, secara rutin memberikan kabar terbaru kepada jutaan pengikutnya di media sosial melalui jaringan Musk, serta mengadakan panggilan Zoom dengan politisi global mulai dari Presiden AS Joe Biden hingga pemimpin Prancis Emmanuel Macron.

Pasukan Ukraina yang bertahan di pabrik baja Azovstal di Mariupol mampu mempertahankan kontak dengan komandan mereka dan bahkan Zelenskyy – dan melakukan wawancara video langsung dengan jurnalis – karena mereka memiliki sistem Starlink di pabrik yang terkepung.

Namun penggunaan Starlink di Ukraina akhirnya harus terhenti akibat keputusan Musk. Dia beralasan enggan melibatkan dirinya dalam perang yang lebih besar lagi. Musk menolak permintaan militer Ukraina memasang jaringan satelit Starlink di kota pelabuhan Sevastopol tahun lalu dalam rangka membantu serangan ke Rusia.

“Tujuannya jelas untuk menenggelamkan sebagian besar armada Rusia yang berlabuh. Jika permintaan itu disetujui, maka SpaceX akan eksplisit terlibat dalam perang dan eskalasi konflik,” kata Musk dalam unggahan di akun X, dikutip dari Reuters, Senin (11/9/2023).

Sementara itu, juru bicara Pentagon menolak mengomentari keputusan Musk. Sebelumnya, pihak Pentagon menjelaskan SpaceX punya kontrak dengan Departemen Pertahanan untuk membeli layanan ke Ukraina. [PTM]