Bill Gates pendiri Microsoft/The Verge

Koran Sulindo – Depopulation menjadi topik yang ramai dibicarakan di jagat dunia Twitter beberapa waktu ini. Kata itu merujuk kepada Bill Gates pendiri Microsoft dan salah satu orang terkaya di dunia. Ia menjadi sorotan karena dalam sebuah acara Ted Talks pada 2010 di California, Bill Gates berbicara tentang populasi dunia.

Sejak aktif di Bill and Melinda Gates Foundation (BMGF), Bill Gates mengakui menghabiskan waktunya untuk urusan vaksin dan benih. Lalu, apa hubungannya dengan depopulation itu? Di awal video itu, Bill Gates menyebutkan jumlah populasi dunia di 2010 mencapai 6,8 miliar orang. Dan sangat mungkin akan mencapai sekitar 9 miliar dalam beberapa tahun ke depan.

Setelah itu Bill Gates mengatakan  “jika kita berhasil pada vaksin baru, pelayanan kesehatan, jasa kesehatan reproduksi, kita bisa menurunkan itu, mungkin 10% atau 15%, namun sekarang kita melihat peningkatan sekitar 1,3.” Kalimat Bill Gates ini lantas menimbulkan kontroversi. Apakah dengan vaksin baru itu, Bill Gates berniat mengurangi populasi dunia sekitar 10%-15%?

Tidak hanya kali ini Bill Gates berbicara soal populasi. Tahun 2018, dalam situs resmi World Economic Forum, Bill Gates juga mengingatkan bahwa populasi dunia terus bertambah terutama di Afrika. Untuk menekan peningkatan populasi itu, menurut Bill Gates, caranya dengan mengkampanyekan keluarga berencana.

Kontroversi Bill Gates itu juga menjadi diskusi di media sosial dalam negeri. Adalah Jerinx SID pentolan grup band Superman is Dead yang mempercayai wabah virus corona kali ini merupakan hasil konspirasi Bill Gates. Jerinx berpendapat demikian karena Bill Gates telah meramal sejak 2015 bahwa akan ada virus yang menjadi pandemi dan menyusahkan warga dunia.

Sementara itu dr. Tirta – lawan debat Jerinx – yang belakangan populer menjadi relawan yang membantu tenaga medis menangani pasien Covid-19 tidak berpendapat demikian. Ia dan rekan sejawatnya fokus pada kelelahan sebagai faktor risiko memperparah Covid-19. Tapi, Tirta tidak setuju bahwa kelelahan menjadi penyebab utama kematian tenaga medis yang menangani pasien Covid-19.

Soal ini, mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari punya pengalaman. Ia mengalaminya ketika menangani wabah flu burung yang tiba-tiba mencuat di dunia. Dalam World Health Assembly 2007, pertemuan tahunan negara-negara anggota WHO, perwakilan BMGF juga hadir membahas kasus flu burung. Sementara negara-negara yang terinfeksi flu burung tidak hadir. Siti merasa ada yang aneh dan janggal.

Itu sebabnya, dalam situasi sekarang pun Siti mengimbau pemerintah untuk tidak menggunakan vaksin yang disokong BMGF. Perusahaan bio teknologi Inovio Pharmaceuticals berbasis Pennsylvania merupakan salah satu perusahaan yang disokong BMGF dan vaksinnya kini sedang diuji coba ke relawan.

Berbicara tentang vaksinasi, Bill Gates lewat yayasannya punya rekam jejak buruk di berbagai negara termasuk di India pada 2010. Di sana BMGF bekerja sama dengan perusahaan vaksin anti-kanker serviks. Mereka mengkampanyekan pentingnya vaksin tersebut dan diuji coba ke perempuan-perempuan masyarakat adat. Jumlahnya sekitar 16 ribu orang. Hasilnya, beberapa orang diketahui meninggal dunia dan umumnya jatuh sakit. Aktivis kesehatan di India sempat membawa kasus ini ke pengadilan. Namun, tidak jelas ujungnya. Terlebih BMGF telah bekerja sama erat dengan pemerintahan India soal vaksinasi tersebut.

Meski terbukti seperti yang terjadi di India dan pengalaman Siti Fadilah, kecurigaan terhadap Bill Gates dan yayasannya masih saja dinilai sebagai konspirasi. Tidak heran dengan penilaian demikian. BMGF seperti halnya lembaga berkuasa lainnya di dunia acap berdalih dan menolak tuduhan itu dengan melabeli tuduhan tersebut: konspirasi! [Kristian Ginting]