Ilustrasi/detik.com-Lamhot Aritonang

Koran Sulindo – Kongres V Partai Amanat Nasional (PAN) yang dilaksanakan di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) ricuh. Kericuhan dipicu aksi saling lempar kursi antara pendukung Ketua Umum Zulkifli Hasan dengan pendukung pesaingnya, Mulfachri Harahap.

“Kericuhan dipicu oleh pendukung Zulkifli Hasan tidak mau melakukan verifikasi, ada sekitar 30 orang pendukung Mulfachri Harahap luka-luka. Mereka luka-luka di bagian kepala karena dilempar kursi,” kata Koordinator Lapangan Pemenangan Mulfachri Harahap-Hanafi Rais, Muh Asri Anas, di Kendari, Selasa (11/2/2020).

Asri Anas adalah Ketua DPW PAN Sulawesi Barat.

Kongres yang diselenggarakan di Hotel Claro dimulai sejak pagi hari, sesuai jadwal panitia agenda pleno I, yaitu penjelasan steering committee atau panitia pengarah dan pembahasan tata tertib kongres.

Setelah memasuki waktu istirahat, pimpinan sidang menskorsing rapat pleno tersebut sampai pukul 14.00 WITA. Pendukung Mulfachri Harahap selanjutnya keluar dari ruangan kongres. Selesai waktu istirahat, tim Mulfachri Harahap kembali masuk di ruang rapat. Sementara pendukung Zulkifli Hasan masuk lebih awal.

Belum lama para peserta kongres memasuki ruangan, tiba-tiba keadaan ricuh karena pendukung Mulfachri Harahap dan Zulkifli Hasan saling lempar kursi. Beberapa pendukung yang lainnya mengevakuasi teman mereka, termasuk mengevakuasi Amien Rais untuk keluar ruangan tersebut. Sejumlah peserta mengalami luka di bagian kepala dan bahu.

Versi lain mengatakan kericuhan terjadi saat skorsing atau penghentian sementara sidang kongres tersebut. Kejadian itu berawal ketika sidang pleno di skorsing oleh ketua sidang dan meminta para peserta kongres untuk ke luar ruangan. Namun, beserta pendukung Zulkifli Hasan tidak mau keluar ruangan kongres. Hal itu memancing kemarahan pendukung Mulfachri Harahap, sehingga gesekan keduanya terjadi. Akibatnya, ruang kongres berantakan, dan kursi berhamburan.

Ratusan personel kepolisian langsung masuk dalam ruangan kongres dipimpin langsung Kapolda Sultra Brigjen Pol Merdisyam.

Kepersertaan

Wakil Ketua Umum DPP PAN Mulfachri Harahap mengatakan sejak awal telah meminta Panitia Pengarah (SC) Kongres Ke-V PAN untuk menyelesaikan persoalan kepesertaan Kongres yang menjadi penyebab kericuhan hari ini.

“Ini soal kepesertaan, sejak kemarin saya bilang bahwa SC harus menyelesaikan dulu berbagai persoalan yang menyangkut masalah kepesertaan,” kata Mulfachri.

Menurut Mulfachri, ada sejumlah daerah dan pemilik suara yang masih diperdebatkan status kepesertaannya. Jika sejak awal SC tegas berpegang pada apa yang telah diputuskan, maka tidak akan terjadi keributan.

“Ketentuan mengenai registrasi kepesertaan sudah disepakati bahwa peserta paling lambat tanggal 9 Februari pukul 12.00 Wita namun banyak peserta tidak datang karena berbagai alasan dan banyak peserta yang memang tidak memenuhi syarat,” katanya.

Kepolisian langsung memperketat pengamanan di arena Kongres setelah kericuhan itu.

Ketidakdewasaan Berpolitik

Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Jakarta, Emrus Sihombing, menilai kericuhan di Kongres V PAN itu menunjukkan partai berlambang matahari terbit itu sedang mengalami ketidakdewasaan politik.

“Peristiwa yang sangat memprihatinkan ini menyampaikan makna kepada publik bahwa secara umum di PAN sedang terjadi ketidakdewasaan berpolitik,” kata Emrus, di Jakarta, Selasa (11/2/2020).

Menurut Emrus, kejadian tersebut dapat menimbulkan penilaian rakyat bahwa PAN belum menjadi partai yang dapat menyelesaikan persoalan diinternal akibat perbedaan politik antarfaksi secara elegan dan dewasa.

Perilaku saling melempar kursi menunjukkan bahwa para politisi di PAN masih bertindak dengan mengedepankan emosi.

“Menurut hemat saya, mereka yang saling melempar kursi tersebut belum memenuhi syarat sebagai anggota dan kader sebuah partai modern dan sekaligus belum layak menjadi pemimpin publik baik sebagai anggota legislatif maupun pimpinan eksekutif,” kata Emrus.

Kongres V PAN ini salah satu agendanya adalah memilih Ketua Umum periode 2020-2025. Pendaftaran calon ketua umum dibuka sejak 8 sampai 10 Februari 2020. Hingga saat ini tertinggal dua calon, yaitu petahana Zulkifi Hasan dan Mulfachri Harahap.

Sebelumnya, bursa calon juga diramaikan oleh Asman Abnur dan Dradjad Wibowo. Kongres V akan ditutup pada Rabu (12/2/2020) besok. [sulindox@gmail.com]